pagi ini Zee akan masuk sekolah lagi.sudah banyak ia absen minggu ini.setelah sampai di sekolah,Zee langsung menuju ke kelas nya.di meja yang sama,ternyata kembarannya sudah datang.
"Zee...lo tau nggak,tadi gue pergi barengan sama Marsha." ucap Zean.Zee mendaratkan pantat nya di kursi sebelah Zean lalu melepaskan tasnya.
"Acel lo tinggal?"
"ya enggak lah,Acel kan sama mang Didi."
"udah deket banget lo sama Marsha gue liat liat."
"iya dong.bahkan ni ya,gue nanti pulang sekolah mau bantuin Marsha pindahan apartemen."
"kemana? kenapa pindah?"
"pindah ke apart gue dong.apart lo kejauhan dari sekolah dan rumah kita.gue jadi nya susah mau anter jemput Marsha,mesti mutar arah dulu."
Zee hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.ia menghembuskan nafasnya kasar.tidak berselang lama,guru pengajar pun masuk kedalam kelas.
saat mengabsen anak murid nya,bu Sinta tampak terheran heran dengan salah satu anak murid nya.tumben sekali murid nya yang satu ini masuk kelas.biasanya hanya bolos,bolos dan bolos saja.
"tumben banget kamu masuk kelas saya Zee?" tanya bu Sinta.
"saya nggak masuk kelas salah,saya masuk kelas masa lebih salah lagi bu?" ucap Zee dengan nada malas nya.
bu Sinta hanya diam saja enggan untuk menyela ucapan anak murid nya itu.ia melanjutkan mengabsen murid nya yang lain dan memulai pelajaran di pagi hari ini.
selama jam pelajaran sedang berlangsung,Zee tidak memperhatikan bu Sinta yang sedang menerangkan pelajaran.
gadis itu malah asik melamun sambil meletakkan kepalanya di atas kedua tangannya yang ia lipat.
"Zee.." panggilan pertama dari bu Sinta tidak membuyarkan lamunan gadis itu.
"AZIZI!!." suara teriakan bu Sinta kali ini membuat Zee langsung tersadar dan menatap ke arah guru yang sedang berdiri di hadapannya.
"kamu dari tadi saya perhatikan melamun terus,kenapa Zee? lagi ada masalah? kalau lagi di sekolah,jangan pernah bawa bawa masalah di luar ke sini.kamu jadi nggak fokus untuk belajar.sekarang saya mau kamu kerjakan soal terakhir itu.kalau kamu nggak bisa jawab,jangan harap minggu depan kamu bisa masuk di kelas saja." ucap bu Sinta dengan tegas.
Zee menghembuskan nafasnya kasar.ia berdiri dan mengambil spidol yang di berikan bu Sinta kepadanya.
gadis itu terlihat sangat kebingungan.pasalnya,ia tidak mengerti apa apa.gadis itu tidak pernah memperhatikan pelajaran yang di terangkan oleh bu Sinta.
"kenapa Zee?" tanya bu Sinta yang melihat Zee seperti sedang kebingungan itu.
"hmm...anu buk."
"kenapa? kamu nggak bisa jawab lagi? iya? kamu gimana sih Zee? harus dengan cara apalagi saya menjelaskan semua materi materi saya agar kamu mengerti?. temen temen kamu yang lain aja ngerti dengan materi saya,kenapa kamu enggak? di antara semua temen kamu,nilai kamu yang paling jelek.semua mata pelajaran kamu nggak bisa.nilai kamu merah semua,gimana kamu mau lulus Zee kalau kaya gini caranya.sebentar lagi kalian udah mau ujian,sedangkan kamu nggak bisa apa apa." bu Sinta terdiam sejenak.kepalanya terasa berdenyut melihat anak murid yang satu ini.
Zee juga hanya diam saja berdiri di hadapan seluruh teman temannya.gadis itu tidak terlihat takut sedikit pun.
"sekarang saya mau kamu keluar dari kelas saya dan jangan kemana mana.saya akan bilang ke wali kelas kamu untuk manggil orang tua kamu." bu Sinta keluar lebih dulu dari dalam kelas.
sedangkan Zee memutar bola mata nya malas.kenapa semua orang tampak menyebalkan baginya.
Zee berjalan menuju mejanya untuk mengambil ponselnya yang ada di dalam laci.
Zean menatap kembarannya itu dengan tatapan tajam."bego banget lo." ucap nya.
Zee langsung menatap tajam ke arah Zean."kalau lagi di luar kelas,udah gue tonjok lo." ucap nya lalu berjalan keluar dari dalam kelas.
Zean menatap kepergian kembarannya itu.
setelah menunggu sekitar satu jam an,akhirnya Sean dan Gracia sudah sampai di sekolah.Zee fikir mama dan papa nya itu tidak akan mau datang kesekolah,ternyata dugaan nya salah.
Gracia dan Sean langsung di arahkan menuju ruang kepala sekolah.begitu juga dengan Zee.
di dalam sana sudah ada wali kelasnya dan juga kepala sekolah yang duduk menunggu kedatangan mereka.
kepala sekolah dan wali kelasnya menyambut kedatangan Sean dan Gracia.
"gimana kabar nya pak,buk?" ucap kepala sekolah basa basi.
"ah,baik pak." ucap Sean dengan senyuman hangat.
"syukur deh kalau begitu."
"jadi,ada apa pak,tadi ibu Kartika ngasih tau saya untuk di panggil kesekolah.apa anak saya berantem lagi?" tanya Gracia.
kepala sekolah menghembuskan nafasnya kasar."jadi gini buk,pak.sudah banyak guru yang mengadu kepada saya bahwasanya,setiap jam pelajaran sedang berlangsung,Zee ini selalu melamun bahkan tidur di dalam kelas dan tidak pernah mau memperhatikan pelajaran saat di terangkan.nah,sebagai orang tua nya,apakah Zee memiliki masalah yang membuatnya jadi tidak fokus untuk belajar? masalahnya ini kan sudah mau ujian kelulusan,jadi yang di takutkan Zee itu tidak bisa lulus pak,buk.di antara semua teman seangkatannya,nilai Zee yang paling anjlok.semua mata pelajara nilainya merah,guru guru juga udah pusing dengan nilai Zee itu pak,buk."
Gracia menatap Zee dengan tatapan yang sangat tajam.gadis itu terlihat tidak takut sedikitpun dengan mama nya itu.
"kalau masalah itu saya tidak pernah tau kalau Zee sering kedapatan tidur ataupun melamun di jam pelajaran pak.bahkan saya baru tau ini." ucap Sean membantu istrinya yang sedang kebingungan untuk menjawab.
"selain nilainya yang anjlok,Zee juga sudah sering mendapatkan teguran dari guru BK karena kedapatan sedang merokok di saat jam pelajaran sedang berlangsung.Zee ini sering bolos bahkan terkadang tidak masuk kelas.jadi,saya minta tolong kepada bapak dan ibu untuk membantu Zee dalam menangani masalah masalah pribadi nya agar tidak terbawa kesekolah sehingga mengganggu konsentrasinya dalam belajar."
"baik pak,saya dan istri saya akan mencoba untuk menanyakan masalah yang sedang di hadapi nya.nanti kita akan menasehati Zee juga." ucap Sean.
kepala sekolah menganggukkan kepalanya lalu melihat ke arah Zee."dan untuk kamu Zee,kalau lagi dalam lingkungan sekolah,rokok atau apapun itu yang tidak berhubungan dengan sekolah,tolong jangan di bawa.tapi kalau sudah di luar jam sekolah,mau kamu merokok pun terserah saja.tolong jaga nama baik sekolah Zee.jangan sampai akreditas sekolah bermasalah cuma karena kamu.paham Zee?"
lagi lagi Zee hanya menganggukkan kepalanya saja.
"ya sudah kalau gitu,cuma itu yang mau saya sampai kan kepada bapak dan ibu.semoga saja setelah ini,Zee bisa berubah dan lebih fokus lagi belajarnya. terimakasih pak,bu sudah mau menyempatkan datang kesini.saya jadi nggak enak nih,pasti bapak dan ibu lagi di jam kerja ya? soal nya masih pakai jas gini saya liat liat." ucap Kepala sekolah di akhiri dengan candaa.
Sean dan Gracia terkekeh."nggak papa lah pak.besok besok kalau Zee buat ulah lagi,bapak hukum aja.anaknya emang bandel." ucap Gracia.
"biasa itu bu.namanya juga anak anak." ucap kepala sekolah.
"ya udah kalau gitu,nanti saya dan istri saya akan bicara masalah ini di rumah.jadi kita mau permisi dulu ya pak,bu." ucap Sean berpamitan dengan kepala sekolah dan juga wali kelas sambil bersalam salaman.
"baik,hati hati pak,bu." ucap kepala sekolah mengantarkan Sean dan juga Gracia hingga kedepan pintu.
mereka pun pergi dari ruangan itu begitu juga dengan Zee.gadis itu di suruh kembali kedalam kelas untuk mengikuti jam pelajaran selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak di anggap
Diversoskisah seorang gadis yang tidak pernah di anggap ada oleh anggota keluarganya.