.
.
"Sudah akan berangkat?"
Baru saja Jaemin selesai menyiram taman bunga di halaman depan dan kembali masuk ke dalam mansion, ia sudah mendapati Mark dan Haechan telah siap di ruang tamu bersama Jeno.
Mark menunduk hormat melihat kedatangan Jaemin, "Benar, tuan."
Jaemin memperhatikan keadaan Mark yang sudah baik-baik saja seperti sedia kala, begitu pula dengan Haechan. Pemulihan seorang vampir origin memang tidak diragukan lagi. Haechan juga berkat meminum darah Mark, regenerasinya juga mengikuti masternya.
Vampir cantik itu menghampiri Haechan yang tengah menunduk, tidak ingin melihat ke arahnya karena Haechan merasa bersalah pada Jaemin yang mungkin saja vampir itu marah padanya akibat dirinya yang nekat merubah diri menjadi vampir.
Selama Haechan dan Mark dalam masa pemulihan, Jaemin lah yang banyak membantu Haechan untuk beradaptasi dengan tubuh barunya.
Tidak ada yang ditutup-tutupi oleh Jaemin, ia mengajarkan segalanya tentang kehidupan seorang vampir dan membantu dirinya menemukan kekuatannya.
Dan usaha Jaemin pun membuahkan hasil. Jika Chenle memiliki kekuatan penyembuh, maka Haechan memiliki kekuatan petarung jarak dekat dengan menggunakan tulang yang dapat muncul memanjang di telapak tangannya dan bisa ia jadikan sebagai senjata apapun.
Mark juga terkejut mendapati Haechan memiliki kekuatan seperti itu. Memang kekuatan seorang slave tidak mesti sama seperti masternya. Cenderung mereka memiliki kekuatan baru yang tidak ada menurunnya dari masternya sendiri.
Sempat Jaemin memberikan pelatihan menggunakan belati kecil sebagai permulaan, namun setelah mengetahui kekuatan Haechan, ia tidak memerlukan senjata apapun. Cukup tulang yang muncul di telapak tangan Haechan dan itu bisa digunakan sebagai senjata berupa pisau, pedang, tombak, dan jika Haechan sudah dalam tahap pengendalian puncak, ia dapat mengontrol tulang itu membentuk sebuah kurungan yang dapat memerangkap lawannya dengan jumlah banyak.
Selama berlatih bersama Jaemin, Haechan tidak banyak bicara seperti dulu. Itu dikarenakan ia sedang berpura-pura tidak mengingat semuanya agar Jaemin tidak menceramahinya tentang kenekatannya merubah diri menjadi vampir dan kecerobohannya di hutan waktu itu.
Jika Jaemin berhasil dikelabuinya, maka Mark tidak. Setiap malam vampir Jung itu harus menenangkan Haechan yang terus-menerus menyalahkan diri sendiri karena kebodohannya sendiri yang malah membawa Mark dalam kesulitan. Membuat Mark menanggung akibatnya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Mungkin di awal Mark masih sabar, namun lama-kelamaan ia jengah juga karena terus-terusan mendengar Haechan menyalahkan diri sendiri.
Hingga di suatu malam saat Haechan menangis sesenggukan di atas kasur, Mark berhenti mengusap punggung bergetar itu dan langsung memeluk pemuda itu lalu menancapkan taringnya pada leher Haechan hingga membuahkan pekikan nyaring dari slavenya.
"Akh! Mark, sakit.."
Mark tidak peduli, ia terus melesakkan taringnya lebih dalam lagi sampai Haechan meronta kesakitan.
"Mark! Hentikan! Sakit! Itu sangat sakit!"
Merasa cukup, Mark mencabut taringnya dan menatap lurus ke arah wajah berantakan Haechan menggunakan netra merahnya.
"Itulah yang kurasakan saat melihatmu terus-terusan menyalahkan diri sendiri."
Tatapan Mark melembut, ia mengusap bekas gigitannya yang perlahan menutup karena regenerasi dari tubuh Haechan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master! [JiChen]✓
VampireMaster! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih menyayangimu." "AKU MASIH MEMBENCIMU!" "Kau seperti putri tidur jika terlelap begini. Kalau aku menciummu, apa kau akan terbangun?" "I'm yours...