.
.
Jisung mengepalkan kedua tangannya erat, belum sempat Mark berkedip, Jisung sudah berada di depannya dengan kepalan tinju yang mengarah cepat ke wajahnya.
Bugh!
Hidungnya dapat terselamatkan dari keretakan tulang, pukulan Jisung melesat dan mengenai bahunya. Mark tidak sempat tersungkur namun satu kakinya mampu mempertahankan keseimbangan dengan bertumpu ke tanah.
Jisung terkejut dengan gerakan gesit vampir Jung itu yang mampu menghindari serangannya melewati titik vital. Mark melayangkan tendangannya ke arah tulang kering Jisung, netra merahnya menangkap pergerakan itu hingga ia melompat tinggi ke atas dan bersorak karena kini posisinya menguntungkan untuk menyerang dari atas.
Kini giliran Jisung yang akan menyerang menggunakan tendangan mautnya. Ia mengerahkan seluruh kekuatannya pada punggung kaki sebelah kanan. Jika terkena serangan itu dapat dipastikan tulang akan patah seketika.
Namun sekali lagi Jisung membelakak terkejut, Mark di bawahnya sanggup menghindari serangan secepat kilat miliknya dan kakinya malah mendarat di tanah dengan kerasnya.
Mark tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menyikut punggung Jisung dan retakan tulang rusuk tak dapat dihindari. Jisung mengerang sembari memuntahkan cairan merah pekat di mulutnya.
Segera saja Mark mengunci pergerakan Jisung dengan menindih tubuh vampir itu dari atas.
Nafas keduanya tersengal-sengal. Selagi menunggu tulang rusuk milik Jisung yang patah karenanya kembali beregenerasi, ia dapat membuat vampir Park itu diam sementara.
"Lepas! Kau sungguh-sungguh ingin mati di tanganku, huh!!?"
Mark berucap dingin, "Aku lebih memilih mati di tangan ayahmu daripada di tangan bocah sepertimu."
Jisung mengernyit. Ia tak salah dengar Mark barusan memanggilnya bocah?
"Bocah? Aku? Omong kosong yang sama sekali tidak lucu!"
Jisung marah dengan ucapan yang menurutnya kurang ajar dari vampir bocah seperti Mark Jung. Umur mereka saja terpaut sangat jauh. Jadi siapa disini yang pantas disebut sebagai bocah?
"Memang, apa yang lucu dari seorang anak yang ingin membunuh ayahnya sendiri? Pemikiran labil sepertimu, sebutan bocah memang pantas menggantikan nama panggilan untukmu."
Jisung berdecih, ia ingin membuka mulut lagi, tapi Mark semakin menekan tubuhnya hingga dadanya terhimpit oleh lengan dan tanah di bawahnya sehingga ia kesulitan untuk mengambil nafas.
Apa-apaan dengan tenaga vampir Jung itu? Kenapa dia tiba-tiba memiliki kekuatan besar begini?
Awal perkelahian mereka, Jisung sempat meremehkan Mark karena percaya diri jika vampir Jung itu akan mudah dikalahkan setelah menerima banyak siksaan dari Jaehyun.
Tapi ini sungguh di luar dugaannya! Mark malah semakin kuat!
"Si-sial.. menjauhlah dariku!"
"Tidak akan, sampai kau meminta maaf pada ayahmu."
Jisung kesusahan menggerakkan kaki dan tangannya, walaupun tulang-tulang rusuk yang sempat patah tersambung kembali, pergerakannya benar-benar dikunci mati oleh Mark.
Dari bawah, Jisung dapat melihat raut datar si vampir Jung yang tengah menatapnya lamat-lamat. Bukan, ia bukan terpaku pada tatapan datar itu, melainkan kondisi tubuh atas Mark yang seperti tidak pernah menerima siksaan sebelum ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master! [JiChen]✓
VampireMaster! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih menyayangimu." "AKU MASIH MEMBENCIMU!" "Kau seperti putri tidur jika terlelap begini. Kalau aku menciummu, apa kau akan terbangun?" "I'm yours...