Karena banyak yang pengen lanjut, jadi chapter ini tetap di publis. Tapi bagi adik-adik yang masih di bawah umur jangan nekat baca chapter ini ya^^ kalian skip chapter ini enggak bakal ketinggalan alur kok.
Oke, happy reading~
.
.
Jisung mengecup bergantian nipple pink Chenle sebagai permulaan permainan mereka. Tangan si manis berada di sisi kepala Jisung hingga dada Chenle yang dibilang besar oleh masternya menjadi terhimpit oleh kedua lengan atasnya, hingga menciptakan sebuah belahan dada yang sangat menggiurkan mata.
Karena sudah lama tidak disentuh oleh masternya, Chenle merasa sangat malu ketika ditatap sebegitu intensnya oleh Jisung.
Jemari besar itu menyentuh dagu si manis agar mempertemukan kedua benda kenyal yang saling melumat aktif secara bergantian.
Mengikuti insting, yang awalnya hanya berupa lumatan serta sesapan pelan, perlahan berubah menjadi ganas dan penuh dengan kabut nafsu yang menggelora.
Kedua tangan Jisung yang tadinya bertengger di pinggang ramping Chenle, salah satunya mulai menjelajahi setiap inchi kulit mulus nan indah milik slavenya, ah, atau kita sebut saja kekasih sekarang.
"Emph.."
Desahan tertahan keluar dari sela-sela ciuman panas mereka karena Chenle merasakan pantatnya diremas beberapa kali dengan kencang. Sesekali lubang senggamanya digoda oleh jemari nakal milik Jisung. Hanya di permukaan saja, karena Jisung masih merasakan hole kekasihnya belum basah.
Sementara di atas sedang saling membelit lidah satu sama lain, kini tangan Jisung beralih ke alat kelamin Chenle yang sepertinya sudah terangsang. Ia merasakan benda itu mengacung keras mengikuti gravitasi.
"Anghmpp!"
Chenle tersentak kala benda miliknya dipermainkan oleh jari-jari milik Jisung. Menimang-nimang twinsball Chenle seperti memainkan bola kasti, lalu beralih mengurut benda panjang yang semakin berkedut. Ia ulangi kegiatan itu hingga tubuh Chenle menggelinjang kegelian akibat menerima rangsangan sensual tersebut.
Ia harus membuat Chenle mengeluarkan cairan penetrasi terlebih dahulu sebelum kegiatan puncak mereka. Ini dimaksudkan agar si manis tidak terlalu merasakan sakit kala bercinta nanti. Di mansion ini mana ada minyak pelumas atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk bercinta, secara penghuni mansion ini saja tak pernah terpikirkan untuk memiliki kekasih atau bahkan sekedar jatuh cinta sekalipun.
Keluarga ini memang sangat sangat kaku jika itu sudah menyangkut urusan cinta.
Air liur Chenle semakin deras kala miliknya dimanjakan sebegitu nikmatnya di bawah sana. Ia menyudahi tautan bibir keduanya hanya untuk melepas desahan merdu yang sedari tadi tertahan oleh sumpalan bibir tebal Jisung.
"Ahh Jisunghh.."
Penis mungil di genggaman tangan Jisung mulai berkedut, tanda jika Chenle ingin menyiapkan pelepasannya. Namun Jisung melepaskan tangannya membiarkan Chenle mengernyit kecewa karena vampir tampan itu menghentikan permainannya.
"Tidak akan kubiarkan kau kenikmatan sendiri." ujar Jisung dengan seringaian tipis. Ia tanpa aba-aba melahap puting dada Chenle dan menyedotnya kuat hingga Chenle memekik kencang sekaligus mengerang nikmat dengan sentuhan tersebut.
"Ah, Jisung.. terlalu.. ken-cang, engh!"
Chenle menggeleng-gelengkan kepalanya tak sanggup menerima serangan mulut Jisung yang terkesan brutal tapi entah kenapa ia menyukainya.
Jisung melepas kulumannya pada salah satu puting susu Chenle yang terlihat memerah dan bengkak akibat ulahnya. Ia melakukan hal yang sama pada satunya, hingga kedua puting Chenle semakin besar akibat bengkak yang ia terima dari hisapan kuat Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master! [JiChen]✓
VampireMaster! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih menyayangimu." "AKU MASIH MEMBENCIMU!" "Kau seperti putri tidur jika terlelap begini. Kalau aku menciummu, apa kau akan terbangun?" "I'm yours...