.
.
"Mark Jung, masuk ke ruang penyiksaan sekarang." perintah tuan besar Jung bernada dingin. Mark pun tidak bisa berkutik terhadap perintah mutlak tersebut. Menyempatkan memberi senyuman tulusnya pada Haechan yang tengah ketakutan karena Mark akan meninggalkannya bersama tuan besar Jung, Mark pun masuk ke dalam mansion untuk menemui hukumannya.
"Kalian siksa anakku, jangan sampai dia kabur di tengah hukumannya." perintah tuan besar Jung pada beberapa bawahan kepercayaannya. Mereka mengangguk dan menyusul tuan muda mereka ke dalam. Kini tinggallah Haechan dan tuan besar Jung berdua di sana.
"Kau slave anakku? Terlihat sangat lemah sekali."
Tuan besar Jung perlahan mendekat ke arah Haechan yang masih terduduk. Haechan langsung bersikap waspada walaupun sekarang ia berusaha mati-matian untuk bertahan dari aura pekat yang sang tuan keluarkan.
"Tuan besar Lee sudah menceritakan kejadian yang menimpa kalian hingga berakhir seperti ini. Dan semua tentangmu juga sudah kuketahui. Jadi aku ingin memastikan sesuatu padamu."
Ayah Mark itu berhenti beberapa langkah dari tempat Haechan, menatap angkuh pada vampir lemah di hadapannya sambil berusaha menahan diri untuk tidak menyiksa Haechan sekarang juga.
"Kau yang menginginkan anakku, atau anakku yang menginginkan dirimu?"
Pertanyaan ini.. jadi memang benar tuan besar Jung sudah tahu kronologi kejadian di hutan tempat Haechan di serang penjaga hutan yang telah kehilangan kesadarannya itu?
Jika boleh jujur, ini semua dialah yang menginginkannya. Mengambil darah Mark agar dia tetap hidup. Haechan ingin terus hidup untuk melihat sumber kebahagiaannya. Salahkah dia mengambil pilihan ini?
Dengan kepalan tangan yang kian mengerat, Haechan memberanikan diri untuk menatap pada manik merah tajam yang sungguh mengintimidasinya itu.
"Aku, aku yang menginginkan Mark." ucap Haechan mantap. Vampir dewasa di hadapannya seketika memasang wajah yang sangat mengerikan di mata Haechan. Tuan besar Jung kian memuncak, bahkan aura pekat milik vampir itu mengganggu para pelayan yang tengah membersihkan mansion saking kuatnya tekanan itu. Lutut Haechan mulai kehilangan kekuatannya, namun ia harus bertahan!
"Kau- GARA-GARA KAU ANAKKU MENJADI AIB DI TENGAH KELUARGA TERHORMAT INI!"
BRAK!
Haechan terpelanting dengan keras ke belakang.
"DIA SEMPURNA! KARENA KAU DIA MENJADI CACAT!!"
Tubuh Haechan perlahan terangkat tinggi ke atas.
"KELUARGA INI TIDAK MENGINGINKAN ORANG CACAT UNTUK MENYANDANG MARGA JUNG YANG AGUNG! DAN KAU- KAU MENCORENGNYA!!"
Debuman besar tercipta kala tubuh Haechan dihempaskan kasar ke bawah hingga tanah di bawahnya hancur lebur dan menciptakan gempa di sekitar mansion. Para pelayan dan tukang kebun tidak ada yang berani mendekat ke halaman depan mansion. Tuan besar mereka sekarang tengah murka dengan slave tuan muda mereka. Amarah yang terpendam sejak pertama kali kepala keluarga Jung itu mendengar jika putra bungsunya telah melanggar hukum dua ras, pada hari ini ia melampiaskannya habis-habisan pada Haechan.
Haechan yang menjadi sasaran amukan ayah Mark pun hanya bisa pasrah sembari menahan sakit luar biasa di sekujur tubuhnya yang terasa remuk akibat dihempas kuat ke tanah.
"Kau lemah, tidak pantas untuk berdiri di samping anakku. KAU HANYA MENJADI BEBAN UNTUKNYA!"
Haechan berteriak kesakitan kala surainya dijambak dengan kuat oleh tuan besar Jung. Netranya terpejam karena tidak ingin bersitatap pada netra merah mengerikan milik kepala keluarga Jung itu yang tengah dikuasai oleh emosi.
"Apa yang bisa kau lakukan selain menangis, huh? Apa kau bisa melindungi anakku dengan tubuh lemah ini?"
Haechan menggeleng di sela-sela isak tangisnya. Sungguh penyiksaan yang tuan besar Jung berikan padanya menyakiti fisik serta perasaannya. Ia sadar ia lemah, ia juga sadar jika pilihan menjadi slave bungsu Jung dirinyalah yang menginginkan. Ia sadar ia tidak pantas untuk Mark. Tapi bolehkah ia perlihatkan hasil latihan keras bersama Jaehyun ke hadapan tuan besar Jung?
Perlahan Haechan membuka manik basahnya, memberanikan diri untuk menatap netra merah milik tuan besar Jung yang tengah menatapnya tajam.
"Aku.. akan perlihatkan pada tuan jika aku layak berada di sisi putramu."
Netra coklat miliknya perlahan berubah menjadi merah membara. Sorot lemah yang ia perlihatkan tergantikan dengan sorot penuh dengan kekuatan. Tuan besar Jung bisa melihat tekad kuat di dalam diri Haechan.
Perlahan tuan besar Jung melepaskan jambakannya pada surai coklat Haechan. Haechan meringis sambil memegang kepalanya untuk menetralkan rasa ngilu akibat proses regenerasi yang tengah memulihkan tulang-tulang di tubuhnya yang sempat retak karena terhempas kuat.
"Buktikan ucapanmu."
Vampir bangsawan itu bangkit menciptakan jarak pada Haechan yang berusaha untuk berdiri tegak. Ia membawa kedua tangannya menyilang didepan dada hingga di telapak tangannya perlahan keluar tulang panjang dengan ujung runcing yang akan ia jadikan sebagai senjata.
"Izinkan aku untuk melawanmu, tuan besar Jung yang terhormat."
***
Erangan kesakitan menggema di salah satu ruangan tersembunyi di kediaman keluarga Jung. Suara gemericik rantai yang beradu dengan dinginnya lantai menjadi tanda jika seorang vampir muda yang tengah terikat tersebut berusaha menahan semua cambukan yang melayang ke arah tubuhnya tanpa henti.
Salah satu bawahan tuan besar Jung yang bertugas untuk menyiksa tuan mudanya pun menghentikan cambukannya pada Mark kala dilihat tuan muda mereka hampir ambruk ke lantai jika saja kedua tangannya tidak terlilit rantai yang menjadikan tubuhnya tetap terduduk.
"Tuan muda, apa anda masih kuat menerima cambukan selanjutnya?" tanya bawahan tersebut dengan nada sirat akan kekhawatiran yang kentara. Sejujurnya ia pun tidak tega menyiksa tuan mudanya sendiri jika ini bukan perintah dari tuan besar Jung.
Dengan menahan sakit yang kian berkedut di sekujur tubuhnya, Mark mengangguk. "Lakukan apa yang ayahku perintahkan pada kalian. Jangan coba-coba membantahnya."
"Baiklah, saya harap tuan bisa bertahan sampai hukuman tuan berakhir."
Bawahan tersebut mundur ke belakang, tergantikan oleh bawahan yang lain dengan tangan yang membawa cambuk dengan bara api di sekeliling tali cambuk tersebut. Akan lebih menyiksa daripada cambuk biasa yang bawahan pertama layangkan untuknya.
"Bersiaplah tuan muda, ini akan lebih sakit dari sebelumnya." ucap bawahan tersebut sambil memposisikan diri di belakang Mark. Mark hanya mengangguk tanpa perlawanan. Percuma saja dia memberontak, toh dia juga tidak bisa kemana-mana lagi.
CTAK!
Mark memejamkan matanya menahan sensasi pedih dan terbakar di punggungnya kala benda panjang itu mengenai kulitnya.
CTAK!
"Ugh! Hhh.. hhh.."
CTAK!
Ini benar-benar menyiksa! Lebih menyiksa dibandingkan dengan hukuman yang Jaehyun berikan di hutan abu-abu.
Tanpa sadar satu tetes air mata lolos di mata kirinya kala teringat Haechan yang mungkin saat ini sedang menghadapi ayahnya. Mark tidak ingin berpikiran negatif sekarang. Ia hanya bisa berdoa semoga ayahnya tidak membuat sekarat Haechan atau lebih parahnya melenyapkan Haechan.
Tidak, tidak. Ia tidak ingin hal itu terjadi.
"Aku akan bertahan.. kau juga harus bertahan, Haechan.."
Tbc.
😭😭😭
Dah lah, jangan lupa ⭐ dan 💬 ya~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master! [JiChen]✓
VampireMaster! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih menyayangimu." "AKU MASIH MEMBENCIMU!" "Kau seperti putri tidur jika terlelap begini. Kalau aku menciummu, apa kau akan terbangun?" "I'm yours...