.
.
Suar desiran ombak sore itu menjadi melodi alami yang menyambut kedatangan rombongan ayah Lee bersaudara, begitu kata Jaemin sebelum Jeno memutuskan untuk pergi ke pantai tersembunyi tempat dirinya melepas kepergian Mark dan Haechan beberapa pekan lalu.
Suara kecipak dayung sampan yang mendorong partikel air laut supaya sampan dapat terus bergerak maju melawan deburan ombak yang tak beraturan pun mampu membuat Jeno meninggalkan batang pohon kelapa yang didudukinya dan mendekat ke bibir pantai.
Satu sampan sederhana namun mampu menampung lima penumpang yang berada di atasnya tanpa takut tenggelam.
Jeno langsung saja menahan haluan sampan agar tidak kembali terseret ke tengah laut, membantu Haechan dan Chenle menjejak pasir pantai dan menggendong Jisung di bahunya atas dasar perintah dari sang ayah.
"Selamat datang kembali.. ayah."
Jaehyun tersenyum kecil melihat penyambutan sederhana dari anak sulungnya yang sudah lama ia tak melihat setelah sebelumnya hanya bisa mendengar suaranya.
"Terimakasih sudah bertahan di negara ini dan menjaga Jaemin dengan baik."
Tidak ada respon berarti dari Jeno, tapi Jaehyun tahu jika sang anak menahan perasaan rindu yang teramat pada dirinya yang dengan seenaknya pergi dikala anak-anaknya membutuhkan sandaran.
"Jaemin sudah menunggu di mansion. Aku telah menyiapkan apa yang ayah perintahkan padaku."
Jaehyun mengangguk lalu menggiring tiga vampir lain yang atensinya sempat terlupakan, mengikuti langkah Jeno yang sudah lebih dulu berjalan di depan bersama Jisung di gendongannya.
Selama perjalanan, Chenle hanya terheran-heran menatap sekeliling hutan yang dilewatinya, lalu beralih menatap punggung tegap Jeno yang memiliki surai perak yang sama seperti Jisung dan Jaehyun.
Di kala suasana remang-remang akibat hampir tenggelamnya matahari di telan perbukitan, Chenle masih dapat melihat jika wajah Jeno sangat mirip dengan Jisung, terutama matanya.
Apakah mereka saudara kandung? Kenapa ia terasa bodoh karena tidak mengetahui apa-apa disini?
Karena ketidaktahuan itulah, Chenle jadi merapatkan jalannya pada Haechan yang sedang berjalan berdampingan dengan Mark di depannya.
"Haechan.."
Yang dipanggil hampir tidak menoleh ke belakang jika saja lengannya tidak digamit Chenle.
"Apa?" tanya Haechan yang ikut-ikutan berbisik. Ia melambatkan langkahnya hingga mereka berdua berada di posisi paling belakang sementara Mark jadi berjalan berdampingan dengan Jaehyun.
"Yang menggendong Jisung itu kenapa wajahnya mirip sekali dengan Jisung? Rambutnya juga sama seperti paman Jaehyun."
Oh, Chenle sedang penasaran dengan Jeno ternyata.
Haechan mendekatkan bibirnya ke telinga Chenle, "Dia kakak kandung Jisung."
"HA-hhhhmmmppp!"
"Astaga, hampir saja."
Haechan melihat situasi terlebih dahulu sebelum melepaskan bekapan tangannya di mulut toa Chenle. Chenle juga sudah sadar jika ia hampir membuat kehebohan jika saja Haechan tidak menghentikannya dengan cepat.
"Benarkah?" tanya Chenle setengah tidak percaya. Haechan mengangguk meyakinkan, "Ayah sebenarnya Jisung bukanlah si presiden tinggi itu, melainkan tuan Jaehyun. Tuan Jaehyun memiliki tiga anak, dan yang tengah menggendong Jisung itu kakak tertua Jisung, tuan Jeno. Nah, tuan Jeno memiliki kembaran namanya Lee Jaemin. Kau akan bertemu dengannya setelah ini." jelas Haechan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Terbukti Chenle mengangguk-anggukan kepalanya tanda jika vampir manis itu paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master! [JiChen]✓
VampireMaster! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih menyayangimu." "AKU MASIH MEMBENCIMU!" "Kau seperti putri tidur jika terlelap begini. Kalau aku menciummu, apa kau akan terbangun?" "I'm yours...