.
.
Hujan deras menyertai langkah kaki terburu seorang vampir berperawakan tanggung yang terbalut pakaian serba hitam bak sedang melakukan penyamaran. Memang benar begitu.
Ia mengumpat kala melihat ke belakang, beberapa orang tengah mengejarnya seolah tapak sepatu yang tercetak kemudian tersapu oleh aliran hujan membekas jelas di permukaan jalan.
Kakinya berbelok ke gang sempit yang diapit oleh dua gedung tinggi bekas industri meubel supaya menghilangkan keberadaannya dari para pengejar. Beruntung keadaan sekarang hujan dan gang itu memang tidak ada penerangan yang mumpuni untuk mengusir kegelapan di sana, ia dapat menyembunyikan keberadaannya untuk sementara waktu hingga benar-benar lepas dari aksi kejar-kejaran yang menegangkan ini.
Bibirnya mengukir seringaian kala mendapati hanya ada langkah kakinya saja yang terdengar di sepanjang gang. Itu artinya para pengejar kehilangan jejak kakinya.
Berlari sekitar 5 meter lagi ia akan lolos dari jalan gang dan menuju ke hutan untuk melarikan diri.
Namun mungkin nasib baik tidak menyertai langkahnya selama ini. Pada ujung jalan gang sebagai akses keluar, ia dihadang oleh seseorang berjubah hitam dengan netra kembar berwarna merah menyala di kegelapan.
"Sudah cukup kejar-kejarannya, sekarang kita istirahat ke ruangan hitam."
Suara berat penuh intimidasi menyapu indera pendengar vampir yang tengah berdiri dengan tubuh kaku serta nafas ngos-ngosan akibat berlari.
Ia terjebak oleh aura pekat yang dikeluarkan oleh seseorang di ujung gang.
"Kau-" perkataannya terhenti. Tenggorokannya terasa tercekat kala ingin melontarkan beberapa patah kata untuk mencerca seseorang itu yang perlahan kian mendekati ke arahnya berdiri.
"Kau mengatakan sesuatu?" ujar seseorang itu yang terkekeh melihatnya mendekat dengan wajah ketakutan penuh peluh dingin.
"Lee- Jeno-?"
Jeno mengangguk bangga kala dirinya dikenali oleh vampir di depannya.
"Iya, kenapa? Terkejut?"
Vampir itu mengepalkan kedua tangannya erat. Tatapannya berusaha ia tajamkan untuk membuat seolah-olah ia berani berhadapan dengan sang mantan asisten ketua dewan itu.
"Cih! Kupikir kau sudah tidak bekerja di kedewanan lagi-"
"Memang, tapi jika negara kemasukan kecoak pengganggu sepertimu, apakah aku akan diam saja?"
Jeno menyingkap tudung jubahnya hingga memperlihatkan lebih jelas ekspresi vampir itu yang tengah murka. Murka terhadap kelakuan vampir di depannya yang dapat membuat kekacauan di seluruh dunia dengan narkoba aneh itu.
"Sudah cukup kami merelakan sebagian warga negara untuk kau bawa bersenang-senang. Saatnya kau beristirahat di balik jeruji besi."
"Jangan melawan jika masih ingin keluar dari sini dalam keadaan utuh." lanjutnya seketika membuat suasana merinding. Vampir itu menoleh ke belakang, dan akses jalan untuknya kabur sudah diblokir para tim Jeno yang lain. Dia sudah dikepung.
"Tangkap dia." perintah Jeno mutlak pada bawahannya. Segera saja bawahan yang lain bergerak menangkap si pelaku pengedaran narkoba yang sempat memberontak kala pergerakannya dicekal oleh beberapa orang.
Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa tim Jeno bisa semudah ini menangkap si pelaku pengedaran narkoba?
Iya, mereka hanya menangkap salah satu dari 'pengedar narkoba', bukan si pelaku yang telah 'membuat narkoba' jenis baru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master! [JiChen]✓
VampireMaster! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih menyayangimu." "AKU MASIH MEMBENCIMU!" "Kau seperti putri tidur jika terlelap begini. Kalau aku menciummu, apa kau akan terbangun?" "I'm yours...