29

819 103 11
                                    




.


.



Haechan membelakak lebar kala melihat Jaehyun yang terbaring bersimbah darah di tanah dengan tulang miliknya yang menancap di dada vampir itu.

"Tu-tuan besar.."

Haechan tidak mampu mengeluarkan suaranya kala mendapati jika dirinya lah yang telah menusuk Jaehyun. Kakinya bergetar seolah tidak mampu lagi menahan bobot badannya. Haechan perlahan menghampiri Jaehyun yang sudah menutup mata dengan kulit yang mulai membiru. Rupanya racun sudah menyebar ke seluruh tubuhnya.

"Tuan-"

Crek!

"Hatimu masih lemah, Haechan. Kau jangan terkecoh dengan apa yang kau lihat di depanmu."

Haechan meneguk ludahnya kasar kala ujung runcing tulang berada tepat di urat nadi lehernya. Ia menggerakkan kelereng merahnya menatap wajah dingin Jaehyun yang telah berada di sampingnya.

Jadi Jaehyun yang bersimbah darah itu hanya tipuan? Haechan menyesal telah menghawatirkan vampir kuat seperti Jaehyun.

Lalu dengan sekuat tenaga, Haechan menendang Jaehyun yang berada di sampingnya. Mematahkan sekali lagi tulang yang ada di punggungnya dan melempar cepat ke arah Jaehyun yang dengan mudahnya vampir itu menangkis serangan Haechan.

KLAK!

Haechan mematahkan tulangnya lagi dan kembali menyerang Jaehyun. Jaehyun yang melihat semangat Haechan bangkit pun segera membuang tulang di tangannya dan melawan Haechan dengan tangan kosong.

Suara pukulan, tendangan dan erangan kesakitan dari Haechan memenuhi malam itu. Mark di tempat mengalami keresahan karena tahu Haechan sudah hampir di ambang batasnya, tapi vampir manis itu memaksakan tubuhnya untuk bertarung. Ingin menghentikan, tapi pelindung sialan ini membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa. Mark hanya berharap Jaehyun memberikan kemurahan hatinya untuk mengistirahatkan Haechan.

"Gerakanmu berantakan. Coba tenangkan pikiranmu dan fokus ke titik vital lawanmu."

Walaupun ia sudah lelah luar biasa, Haechan tetap mengikuti perkataan Jaehyun. Menggenggam kuat tulang di tangannya, mengingat kembali ajaran Jaehyun yang mengajarinya menggunakan senjata, Haechan melepas kuda-kudanya dan menyerang Jaehyun cepat.

BUGH!

Sret!

"Uhuk! Uhuk!"

Haechan kembali terbatuk darah karena pukulan Jaehyun yang mengenai perutnya, tapi ujung tulangnya berhasil merobek lengan baju Jaehyun hingga otot lengan kanan Jaehyun terekspos.

"Kau sudah berusaha keras hari ini. Istirahatlah."

Haechan bersorak dalam hati, akhirnya latihan hari ini selesai juga. Haechan terduduk ke tanah dengan nafas tak beraturan.

Sihir pelindung yang melingkupi area latihan Haechan pun memudar sehingga Mark langsung berlari ke arah Haechan yang sudah sangat lemah tersebut.

"Bawa slavemu ke kamar setelah ia membersihkan tubuhnya. Pastikan tidur dengan baik karena besok dia harus latihan lagi."

Mark mengangguk dan mengucapkan terimakasih kepada Jaehyun. Jaehyun ingin pergi namun seruan Haechan terpaksa menghentikan langkahnya.

"Tu-tuan besar, tunggu!"

Haechan menatap Jaehyun dengan raut wajah yang seperti terlihat ketakutan(?)

"Ada apa?" Mark yang menyadari jika Haechan tengah ketakutan pun mengernyit bingung.

I'm Yours, Master! [JiChen]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang