.
.
Chenle membuang nafasnya pelan, vampir yang sedari tadi dicarinya akhirnya ketemu juga. Ia berjalan menghampiri Jisung yang duduk di tepi kolam renang besar yang terletak di belakang gedung. Tempat itu dibatasi oleh taman dan air mancur besar yang terletak di sisi kanan gedung sehingga terpisah dari keramaian acara di depan.
"Jisung." panggil Chenle pelan karena takut mengagetkan vampir itu yang tengah memejamkan mata menikmati belaian angin malam.
"Hm?" Jawaban singkat tersebut bersamaan dengan selesainya Chenle mendudukkan dirinya di samping Jisung.
"Kenapa tidak berkumpul bersama yang lain?" tanya Chenle masih setia menatap wajah terpejam Jisung.
"Kau tahu aku benci keramaian."
"Tapi setidaknya ucapkan selamat pada paman Johnny."
"Tidak sudi."
Chenle menghela nafas. Ia pikir sikapnya terhadap vampir Seo itu akan berubah setelah mereka terpisah cukup lama. Ekspektasi Chenle yang membayangkan Jisung akan rindu dengan Johnny pun seketika musnah. Jisung masih bersikap dingin dan acuh pada Johnny.
Memang sulit untuk mengubah sifat buruk kita terhadap orang lain, apalagi sebelumnya orang itu mempunyai kenangan yang buruk pada kita.
Oleh karena itu Chenle memilih diam saja sambil menatap langit malam yang tengah bertabur bintang.
Ia merasa hidupnya sekarang bahagia bersama keluarga barunya, walaupun ujungnya berpisah jauh dengan Johnny dan Ten, tetapi kehadirannya disambut baik oleh Jaehyun, Jeno dan Jaemin. Mereka layaknya orangtua dan saudaranya, memberikan kasih sayang padanya yang tidak pernah ia rasakan senyata ini.
Soal apakah selama ini Jisung juga memberikan kasih sayang padanya? Jawabannya iya. Jisung memberikan kasih sayangnya pada Chenle dengan caranya sendiri. Dan cara yang vampir itu lakukan tidak ada manis-manisnya.
Suka seenaknya sendiri, selalu memasang wajah datar yang terlihat menyebalkan di matanya.
Chenle jadi berpikir kenapa ia bisa mendapatkan kekasih semacam Jisung sih? Melupakan jika mereka dulunya adalah sepasang slave dan master, tetapi itu hanya masa lalu. Ikatan takdir mereka telah berhasil menyatukan dua hati yang satu polos dan lembut dengan hati yang keras dan dingin.
Chenle berhasil memecahkan dinding es yang menyelimuti hati beku Jisung sehingga Jisung kembali merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta setelah kepergian ibunya, Taeyong.
Rasa nyamannya ada pada Chenle. Chenle adalah rumahnya, tempat berpulangnya, tempat yang selalu menunggu kehadirannya.
Jisung perlahan membuka matanya dan menatap pada paras manis Chenle yang masih betah menatap langit. Dengan bias cahaya dari lampu-lampu taman, Chenle terlihat seperti bersinar dengan kulit putih bersih tanpa cacat serta rambut keperakan yang terlihat cocok untuk vampir itu.
Jisung terpana sejenak sebelum dengan perlahan mendekatkan wajahnya ke arah Chenle yang telah sadar jika vampir di sebelahnya melakukan pergerakan. Hingga pada Chenle menoleh tiba-tiba, hidung mereka hampir bersentuhan dengan jarak wajah keduanya yang sangat dekat hingga masing-masing bisa merasakan deru nafas dari lawannya.
"Ji, apa yang-"
"Cantik."
"Huh?" Chenle mengerjapkan matanya. Ia tak salah dengar Jisung bilang 'cantik' padanya?
"Siapa yang kau maksud cantik?" tanya Chenle sedikit meragu.
"Kau." ucap Jisung tanpa mengalihkan pandangannya pada binar coklat Chenle yang tengah salah tingkah akibat perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master! [JiChen]✓
VampireMaster! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih menyayangimu." "AKU MASIH MEMBENCIMU!" "Kau seperti putri tidur jika terlelap begini. Kalau aku menciummu, apa kau akan terbangun?" "I'm yours...