.
.
Setelah selesai meletakkan Jisung di peti mati yang berada di tengah-tengah ruangan, lengkap dengan baju khas vampir yaitu bernuansa hitam dan merah, Jeno menyelipkan satu tangkai bunga mawar putih di sela-sela jari Jisung sebagai tindakan terakhir sebelum dirinya merapalkan mantra sihir untuk mengaktifkan batu-batu sihir disana hingga memancarkan cahaya berbeda warna tiap batunya di sudut-sudut ruangan.
Setelah persiapan selesai, Jeno langsung meninggalkan Jisung di ruangan itu dan menutup rapat pintu tua namun kokoh itu agar tidak ada sesuatu yang masuk sembarangan untuk mengacaukan penyembuhan Jisung.
Saat Jeno ingin mencari keberadaan penghuni rumah dan tamu-tamunya, ia malah hanya mendapati Jaehyun yang tengah duduk santai di ruang perapian sembari meminum segelas darah beraroma bunga mawar yang Jaemin sediakan sesaat sebelum Jeno datang.
"Oh Jeno, duduklah." Jaehyun yang sadar jika anak tertuanya berdiri di dekatnya pun menyuruh duduk di samping kursi yang masih kosong.
Jeno menurut kemudian mendudukkan pantatnya di samping sang ayah.
"Kemana semua orang?" tanya Jeno akhirnya kala mendapati bahwa mansion sekarang terlihat sepi seperti tidak berpenghuni.
"Mereka ada di kamar masing-masing. Sepertinya kelelahan berada di perjalanan yang cukup panjang. Terlebih si vampir Jung, dia lah yang mengayuh dayung sepanjang perjalanan dan memimpin jalan. Biarkan mereka istirahat."
Jeno mengangguk mengerti, "Lalu ayah? Kenapa tidak istirahat juga?"
"Nanti, setelah ini."
Kemudian keduanya ditemani suara api yang melahap potongan kayu kering di perapian.
***
"Kau benar-benar tidak ingat diriku, Chenle?"
Chenle menggeleng lelah, "Tidaaakk, sudah berapa kali aku menjawabnya dengan jawaban yang sama. Kenapa kau ini tidak percayaan sih!?"
Jaemin tertegun di tempat. Mereka sekarang tengah berdiri di depan pintu kamar Jeno yang sekarang ditempati sementara oleh Mark dan Haechan. Chenle tidur di kamar tamu, sedangkan Jeno dan Jaehyun tidak tidur semalaman.
Chenle berakhir dihadang oleh Jaemin kala vampir manis itu ingin mencari Jisung yang tak nampak keberadaannya sejak tadi malam. Ikatan slave dan master membuatnya uring-uringan sepanjang malam karena tidak menghirup aroma tubuh sang master selama hampir 24 jam.
Oleh karena moodnya sedang buruk, respon yang ia berikan pada Jaemin pun kurang mengenakkan. Jaemin juga tidak paham situasi yang terjadi dengan Chenle, makanya ia tanpa ragu menghajar pertanyaan beruntun untuk Chenle sehingga vampir manis itu ingin sekali mengacak-acak wajah Jaemin yang masih dalam mode keras kepalanya. Tapi ia coba tahan karena sadar diri jika ia sekarang menupang makan dan beristirahat di kediaman orang.
Keributan di pagi hari itu pun berhasil membangunkan penghuni kamar lain, terutama kamar yang ditempati pasangan master dan slave baru.
Salah satu daun pintu mewah itu terbuka menampakkan seorang vampir berwajah bantalnya dengan rambut acak-acakan serta mata yang setengah terpejam pun menyembulkan kepalanya untuk melihat keadaan di luar pintu.
"Apa yang kalian ributkan pagi-pagi begini?" ucap Haechan dengan suara khas bangun tidur. Pemuda itu walaupun sudah beralih tubuh menjadi vampir, kebiasaan tidur malam tak dapat ia hilangkan. Ia akan merasakan kantuk jika jam tidur tiba. Walaupun tak tidur pun tak menyebabkan tubuhnya terserang penyakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master! [JiChen]✓
VampireMaster! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih menyayangimu." "AKU MASIH MEMBENCIMU!" "Kau seperti putri tidur jika terlelap begini. Kalau aku menciummu, apa kau akan terbangun?" "I'm yours...