.
.
"Bersiaplah, kita akan pergi dari sini." ucap Jaehyun pada Chenle yang mengerjap bingung dengan mata bulatnya.
"Kemana?" tanyanya polos.
"Kemana lagi?" balik Jaehyun. Ia merentangkan tangannya ke arah dinding silinder hitam yang mengurung mereka, seketika benda itu runtuh dan menjadi serbuk abu ketika menyentuh tanah.
Sinar matahari langsung menghujami ketiganya hingga Chenle refleks memejamkan matanya kala bias cahaya terasa menusuk retinanya. Keadaan yang semula gelap menjadi terang benderang. Pedang Damocles Jaehyun juga sudah hilang, meninggalkan mereka bertiga di tengah-tengah area lapang yang rata dengan tanah bekas pertarungan Jisung dan Jaehyun.
"Kau sanggup mengangkat anakku?"
Jaehyun berucap karena meragukan Chenle yang sedang sibuk menarik kedua tangan Jisung agar vampir itu terduduk.
"Anak? Kau bilang Jisung anakmu?" heran Chenle. Ia lalu dilanda kepanikan kala kepala Jisung ingin kembali mendarat di tanah. Dengan sigap tangannya membawa Jisung bersandar di dadanya.
"Memangnya kenapa? Apa kau tidak melihat kemiripan yang kami miliki?"
Jaehyun tidak lupa kalau ingatan Chenle sebelum dirinya pergi dari negara Neo disegel oleh Jisung, ia hanya menuntun ingatan Chenle agar bisa pulih dengan perlahan.
Sejenak Chenle menatap ke arah wajah datar Jaehyun kemudian beralih menunduk ke arah Jisung yang betah terpejam.
"Paman Johnny juga bilang kalau dia adalah ayah Jisung. Jadi ayah Jisung yang benar itu siapa?" ucap Chenle akhirnya. Jaehyun tertawa dalam hati, "Dia bilang begitu padamu?" Chenle mengangguk polos tanpa mengindahkan jika sebelumnya ia takut dengan Jaehyun.
"Nanti tanyakan langsung pada mastermu siapa ayahnya sebenarnya."
Chenle menatap sejenak pada Jisung yang masih diam tak berminat untuk mengeluarkan suaranya. Luka pada tubuhnya sudah pulih dan organ dalamnya juga sudah sembuh berkat kekuatan penyembuhan milik Chenle. Jisung hanya merasakan tubuhnya lemas seperti tenaganya terkuras habis akibat kekuatannya yang diserap paksa oleh pedang Damocles sang ayah. Ia terpaksa mendengarkan percakapan tidak bermutu antara ayah dan slavenya.
"Jisung, ayo kita pergi dari sini. Kau.. bisa berjalan?"
Jisung hanya melirik sekilas pada Chenle yang berusaha mengajaknya bicara, ia masih terlalu lemah untuk sekedar membuka mulutnya.
"Dengan tubuh kecilmu aku meragukan kau bisa mengangkat anakku yang sebesar titan. Biar aku saja."
Jaehyun melangkah mendekati keduanya setelah gemas melihat Chenle yang masih berusaha untuk memapah Jisung agar berdiri.
Chenle panik akibat Jaehyun yang semakin mendekati mereka. Ia memeluk erat leher Jisung sambil menggeleng heboh, "Tidak mau! Kau jahat!"
Jaehyun menghentikan langkahnya seketika, ia melihat Chenle menatap nyalang padanya sembari berusaha melindungi Jisung di pelukannya. Seperti induk ayam yang sedang melindungi anak-anaknya dari terkaman predator.
"Kalau kau merasa mampu, silahkan. Aku akan menuntun jalan di depan."
Jaehyun berbalik tanpa menunggu respon dari Chenle. Ia berjalan dengan sengaja pelan setiap langkahnya agar menunggu vampir manis itu memanggilnya untuk membantunya mengangkat Jisung.
Merasa Jaehyun berjalan menjauh, Chenle cepat-cepat mengalungkan sebelah tangan Jisung melingkari lehernya, sementara kedua tangannya berusaha mengangkat tubuh Jisung dari samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Master! [JiChen]✓
VampireMaster! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih menyayangimu." "AKU MASIH MEMBENCIMU!" "Kau seperti putri tidur jika terlelap begini. Kalau aku menciummu, apa kau akan terbangun?" "I'm yours...