Chapter 18

680 78 1
                                        

Seorang anak kecil sedang memakan cemilan di taman bermain anak-anak. Mengayunkan ayunan dengan pelan yang ia duduki.

Terdapat banyak sekali cemilan beserta permen yang berada dikantong bajunya. Pipi gembul itu dengan imut mengunyah makanan dengan khidmat.

Sepertinya ia sangat menyukai kegiatan nya tersebut. Bahkan kesendirian yang ia rasakan tidak menjadi masalah besar untuk dirinya.

" Oii! Gendut!" Beberapa anak yang terlihat tua dari dirinya terlihat menghampiri.

"Gendut kau punya uang?" Dengan tidak sabaran mereka mengutarakan maksud kedatangannya.

" Pasti dia punya uang, liat makanannya hahaha." Anak lelaki berambut mangkok disebelah dengan tidak sopan mengambil cemilan yang berada di kantongnya sambil tertawa.

" Tenang saja, kali ini pasti kami ganti." Kalimat penuh keyakinan itu mereka lontarkan untuk membujuknya.

Anak yang mereka panggil gendut menunduk ketakutan. Tangannya dengan kasar meremas bungkus cemilan yang ia makan untuk melampiaskan rasa takutnya.

Lagi-lagi ia di ganggu.

" Cepatlah gendut." Melihat respon yang mereka terima. Pemaksaan itupun terjadi.

" Yaa!!" Teriakan akhirnya mereka gunakan karena kehabisan kesabaran.

" Bos, kita periksa saja bajunya." Anak bermata sipit itupun memberi saran.

Dengan cepat mereka mendekat dan mulai meraba kantong baju dan celananya untuk memeriksa.

Semua cemilan jatuh dan ayunan yang ia naiki menjadi bergoyang karena gerakan pemaksaan yang mereka lakukan. Goyangan-goyangan tersebut terus menerus mereka lakukan hingga akhirnya dia terjatuh.

Ia pun akhirnya menangis. Ntah kenapa nyalinya selalu menciut jika bertemu mereka. Ia bahkan tidak berani menyaut setiap kali kejadiannya ini terulang.

" Yaa!! kalian!!" Suara cempreng seorang anak kecil mengalihkan perhatian mereka.

Menghentikan tangisannya dan mengadah wajahnya untuk melihat siapa yang berteriak seperti itu.

Bak pahlawan kesiangan anak perempuan itu menghampiri mereka dan berdiri didepan anak gendut itu seperti menjadi penghalang untuk melindunginya.

" Jangan ganggu dia!!" Dengan berani anak berambut pendek sebahu mengusir mereka dengan nada jengkelnya.

" Kau siapa berani menyela kegiatan kami?" Nada protes itu terdengar.

" Aku temannya, kenapa?" Dengan cepat anak perempuan itu menjawab.

" Kau yang seharusnya pergi!" Tangan itu dengan lancang mendorong anak perempuan tersebut hingga terjatuh.

" Pasti dia akan menangis hahaha." Dengan badan besar dan tinggi yang melebihi semua anak yang berada disana. Itu menjelaskan bahwa umur mereka lebih tua di bandingkan anak perempuan tersebut.

Anak perempuan itu bukannya menangis tetapi dia terlihat marah dengan raut wajah kesal dan mengepal tangan memukul tanah melampiaskan rasa kesalnya.

" Kau tidak apa-apa? Maafkan aku. Kau pergi saja nanti kau akan semakin terluka." Anak yang di juluki gendut dengan pelan membantunya berdiri dan membersihkan pakaian yang terkena debu.

Melihat perlakuan lembut tersebut anak perempuan tersenyum.

" Tenang saja, aku akan membantumu." Dengan tidak sopan anak gadis berambut pendek mengelus kepala si gendut dengan lembut.

" Hahahaha" suara tawa terdengar.

" Kalian berdua cocok, sama-sama pecundang hahahaha." Ejekan itu terdengar dan menghentikan kegiatan keduanya.

SUNOO I'M COMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang