Chapter 23

439 48 4
                                    

Brukkk!!!

Sam terjatuh dengan keras karena di dorong oleh beberapa gadis ke lantai. Lutut nya tergores dan berdarah.

Sam tidak tahu apa yang terjadi setelah selesai jam olahraga selesai ia mengganti baju di dalam kamar mandi, sontak saja setelah selesai ia di tarik beberapa orang dan di bawa ke dalam ruangan ini.

Terlihat gadis dengan lipstik merah berponi tebal memakai baju seragam yang tidak di kancing sehingga menampakkan baju kaosnya.

Dengan rokok yang ia hisap kemudian menghembuskan ke wajahnya.

Sepertinya dia adalah kakak kelasnya. Apa sekarang ia akan di bully lagi? Ayolah... Kenapa anak zaman sekarang gemar sekali menindas.

Menindas bahkan tidak membuatmu terlihat keren karena mereka melakukan itu hanya untuk pengakuan. Mari kita ikuti saja dulu alurnya.

Sam hanya diam memperhatikan kakak kelas yang duduk di bangku, sedangkan dirinya hanya bersimpuh di lantai menghadap kakak kelas tersebut.

Lagi-lagi hembusan asap rokok itu menyapu wajahnya.

" Kenapa kau bertingkah menyebalkan lagi akhir-akhir ini hm? Bukankah peringatan satu tahun yang lalu sudah jelas? Apa kau pikir aku membiarkanmu bertingkah seperti ini, karena sudah tidak memberikan mu pelajaran setelah sekian lama?"

Nada pelan berbicara sambil mendorong keningnya dengan jari telunjuk tersebut. Kepala Sam terhuyung pelan ke belakang kemudian di dorong lagi menggunakan jari telunjuk nya.

" Jawab aku anak pungut!" Sam hanya diam memandang datar kakak kelas didepannya ini. Tidak ada ketakutan sama sekali dari sorot mata yang Sam berikan.

" Wah kau sekarang bahkan sudah berani menatap mataku?" Terlihat senyum miring yang terpatri di bibir merah tebal tersebut.

" Nyali mu boleh juga? Haruskah rokok ini terkena kulit mu terlebih dahulu baru kau sadar akan situasi ini?" Suara tertawa pelan terdengar. Di ikuti oleh anak-anak lain yang menyaksikan.

Sungguh Sam bahkan tidak takut dengan intimidasi oleh perempuan ini? Dia hanya terlihat seperti orang yang berakting buruk. Bahkan lebih menyeramkan aura intimidasi atasannya dari pada bocah puber ini.

Membuatnya tertawa jika membandingkan keduanya. Tanpa sadar pikirkan itu membuat senyum di pipinya.

Kakak kelas yang melihat senyuman itu emosi karena Sam secara terang-terangan meremehkan dirinya.

Dengan cepat ia mengambil cutter didalam kantong rok nya dan mengarahkannya ke lehernya.

" Kau kira aku sedang bercanda? Yaaa!" Dia hanya tersenyum kecil dan kakak kelas ini sudah emosi? Sungguh sangat labil.

Memperhatikan sekitarnya beberapa gadis hanya memandang remeh dirinya dengan senyuman miring dan decihan yang mereka berikan kepadanya.

" Bos ingatlah jangan meninggalkan bekas yang terlihat, kalau tidak Jungwon akan memarahi kita." Nasehat seorang gadis yang berada di belakang kakak kelas tersebut.

" Ahh benar juga, jika ketahuan pangeran kita akan curiga dan menyalahkan kita. Kita harus bermain cantik bukan?" Cutter itu berjalan dengan pelan ke bawah lehernya.

Sekarang Sam sudah bosan bermain-main dengan mereka dengan cepat ia merampas cutter tersebut dan mendorong kakak kelas tersebut hingga jatuh dari bangku nya.

Tidak menyiakan waktu dia menarik rambutnya dengan kuat sehingga kepalanya terangkat ke atas.

Memiringkan sedikit pisau dan menaruh di leher sebelah kanan bagian rahang bawah yang terdapat urat nadi.

SUNOO I'M COMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang