Chapter 21

627 71 1
                                        

" Kau akan menginap lama?" Tanya Sam dalam perjalanan mereka.

" Ku harap tidak lama, jangan terlalu lama sendiri karena kau bisa memikirkan hal-hal yang tidak baik. Jika butuh teman curhat, tentu saja aku ada untukmu. Kau bisa percaya kepadaku.  Rahasia mu akan aman bersama ku." Lanjut Sam dengan tangan terangkat di bibirnya dan seakan-akan menarik resleting di mulutnya di akhiri dengan pose jempol.

" Terimakasih Sam, tenang saja ini hanya sementara." Jawab Ni-ki sambil mengusap lembut kepala Sam. Ternyata Sam peduli sehingga menjadi cerewet dan bertingkah menggemaskan.

Ni-ki senang akhirnya bisa melihat sisi menggemaskan itu setelah sekian lama. Hatinya menghangat dan debaran menyenangkan itu datang setelah melihat senyumannya.

" Kau punya teman Rik. Jangan anggap dirimu sendirian." Memukul pelan punggung Ni-ki.

" Yaaa! Kau juga menganggap ku teman kan?" Setelah dia memukul Ni-ki Sam tiba-tiba bertingkah ekspresif mengingat hal tersebut.

" Tentu saja hahahaha. Ada apa dengan ekspresi kagetmu." Sungguh Sam lucu sekali tiba-tiba berekpresi seperti kucing galak dengan mata melotot bertanya dengan nada merajuk.

" Hehehe baguslah. Kau punya uang? Aku takut kau kabur dan tak membawa uang. Aku punya uang ambilah. Jika kurang aku akan menarik uang di bank." Sam berkata sambil mengambil dompet dari sakunya dan menyerahkan kepada Ni-ki.

Ahh... Gadisnya memang anak yang baik. Tapi tidak mungkin kan anak Yakuza terkenal seperti dirinya tidak punya uang. Tapi Ni-ki tau Sam hanya bersikap tulus kepada dirinya.

" Tenang saja, aku membawa uangku Sam." Jawab Ni-ki tersenyum. Ia sangat senang hari ini karena mereka bisa berinteraksi hanya berdua tanpa ada yang menggangu.

" Ahh.. baiklah. Kalau begitu ambillah apel ini. Aku tau kau akan merokok setelah berada di hotel nanti." Menyodorkan sekantong apel kepada Ni-ki.

" Semuanya?" Niki bertanya untuk memastikan.

" Umm!! Jangan merokok lagi." Nasihatnya.

Terlihat mereka sudah sampai di depan hotel.

" Ayo kita masuk aku akan memesan kamar untukmu." Sam berjalan masuk dan menarik tangan Ni-ki.

" Tunggu, Apa mak-"

Tiba-tiba ada suara motor yang mengintruksikan kegiatan keduanya.

Dengan cepat Jay melepaskan helm nya dan turun dari motor kemudian tanpa aba-aba menarik kerah baju Ni-ki.

" YAAAAAAA! NI-KIII! Apa maksudmu membawa adikku ke hotel hah??!!" Dengan emosi Jay berniat meninju wajah Ni-ki.

Sam dengan cepat menahan lengan tersebut dengan kuat. Untuk saja tenaga nya mampu menahan tangan Jay sebelum pukulan tersebut menghantam wajah Ni-ki.

" Hyung! Tenanglah. Kami akan menje-" bahkan perkataan Ni-ki belum selesai sudah di potong oleh Jay.

" Kau diamlah! Biarkan aku menghajarmu!" Ayunan tangan itu terlihat.

" Park Jongseong! Tenanglah! Ada apa denganmu bertingkah seperti ini?" Sam dengan sabar melerai keduanya.

" Kau yang seharusnya kenapa, kenapa kau pergi ke hotel dengan Ni-ki?" Sunghoon ikut campur dalam keadaan genting ini, membuat Jay kembali tersulut emosi.

" Sungguh aku kecewa denganmu." Sunghoon memegang erat kedua bahu Sam dengan ekspresi sedih yang kentara.

Sam kemudian melepaskan tangan Sunghoon dari bahunya karena terasa remasan kuat di kedua bahunya.

" Apa maksudmu? Aku hanya mengantarnya dan memesan kamar hotel dengan kartu identitas ku. Ni-ki pasti belum mempunyai kartu identitas di umurnya yang sekarang!" Sam menaikkan suaranya sedikit lantang karena kesal.



SUNOO I'M COMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang