Chapter 37 (S2)

483 25 7
                                    

" Ha-ha-ha. Bang Heeseung pasti hanya bercanda bukan? " tertawaan canggung yang Sam berikan untuk mengurangi ketegangan antara mereka.

" kau tidak percaya kita sudah bertunangan? Haruskah aku menelpon Eomma? " Bibir yang melengkung ke atas dan kedua bahu yang terangkat  memiliki arti sebuah tantangan.

" Buktikan. " beberapa kali pun memikirkan nya, hal ini benar-benar tidak masuk akal. Mereka bersaudara bagaimana bisa mereka bertunangan. Heeseung dengan cepat menelpon ibunya serta mengaktifkan speaker agar Sam bisa mendengar semuanya.

" Nee. Eomma. " bahkan mata Heeseung masih senantiasa menatap adiknya.

" Eomma, kapan kita bisa memberitahu Sam bahwa ia adalah tunangan ku? Umurnya sudah memasuki usia dewasa dan sudah seharusnya ia tahu sekarang. " Sam mempertajam Indra pendengar nya untuk menunggu jawaban ibunya.

" Heeseung-aahh, bisakah kita menunggu sebentar lagi? Eomma takut Sam akan menjadi seperti dulu karena merasa bersalah akibat kematian orang tuanya. Bersabarlah sebentar lagi nak. "

Sam sontak beralih menatap hal lain karena mencoba mencerna situasi ini. Kematian orang tua? Jadi dia beneran anak pungut? Perkataan teman masa sekolah nya ternyata benar. Kenapa ia tidak menyelusuri ini lebih lanjut? Tidak! Sam yang salah karena terlalu percaya pada orang lain.

Terlalu larut dalam pikirannya, ia tidak menyadari panggilan yang Heeseung lakukan sudah berakhir.

" Kau masih ingin menyangkal nya? " Wajah tanpa ekspresi  tersebut sekarang terasa mengganjal di matanya.

" Jadi benar aku adalah anak pungut? " Bibirnya terbuka dan membentuk sebuah senyuman miring. Ia merasa di bodohi bertahun-tahun, walaupun perasaan kecewa sedikit membuat hatinya nyeri.

" Tentu saja bukan, kau tetap keluarga kami. Kita adalah saudara sepupu. " Heeseung dengan santai menjelaskan, ia sangat menikmati permainan ini sekarang.

" Sepupu? Ternyata begitu. Lalu kenapa kau mau bertunangan dengan sepupu mu sendiri? " dengan cepat Sam berbalik bertanya. Hey... Ini tidak masuk akal sungguh.

" Ntahlah... aku hanya mengikuti perkataan orang tua ku, kau juga menyetujuinya waktu itu. " Bahunya terangkat pelan saat Heeseung mengatakan hal tersebut. Heeseung hanya berbicara jujur, pertunangan mereka murni dari orang dewasa yang mengatur, walaupun ia juga sangat senang akan hal tersebut.

Sam terdiam beberapa saat, ia masih mencerna semua kebenaran malam ini. Semua ini tidak di jelaskan dalam novelnya. Tidak! Apa pentingnya cerita seorang figuran tanpa nama seperti dirinya.

Ternyata dia hanya seorang saudara sepupu dan ia juga sudah bertunangan. Lalu bagaimana pula hubungannya dengan Sunoo sekarang. Tidak mungkin juga ia membatalkan pertunangannya ini.

Heeseung memperhatikan semua ekspresi yang Sam buat sekarang, ia tahu Sam syok dan masih perlu waktu untuk memahami semuanya. Tetapi, masalah nya emosi dalam dirinya sudah tidak bisa ia tahan lagi. Kesabaran nya sudah habis.

Kakinya melangkah maju mendekati Sam dan mendorongnya bersandar pada lemari pakaian. Kedua tangannya terangkat mengurung adiknya sembari melakukan kontak mata di antara mereka berdua. Wajahnya terlalu dekat dan menunduk untuk menyamai tinggi adiknya hingga menyisakan jarak beberapa cm di antara keduanya.

" Aku tidak suka barang ku di sentuh oleh orang lain tanpa seizin ku. " Suara pelan bariton Heeseung tendengar berat. Bahkan Sam dapat merasakan nafas bau mint yang segar dalam kedekatan ini.

Suasana terasa mencekam, tatapan mata lurus Heeseung sekarang sangat amat berbeda dengan wajah ceria penuh senyuman yang biasa ia lihat, jujur hal ini  sedikit membuatnya takut, mungkin karena ia belum terbiasa dengan sikap Heeseung yang sekarang.

SUNOO I'M COMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang