Dunia telah banyak berubah. Termasuk cara hidup manusia yang semakin lama semakin terkesan tidak masuk akal.
Jaman dulu keperawanan di anggap sebagai salah satu hal berharga, sebuah kebanggaan bagi kaum wanita, tapi sekarang Jepang tak lagi menganut hal itu. Keperawanan adalah hal tabu untuk di bahas sebagian orang, karena itu di anggap sebagai aib.
Wanita yang masih perawan di anggap tidak laku, kuno, dan kolot. Miyuki mengalaminya sendiri, bagaimana dia di ledek dan di beri julukan perawan legendaris karena tidak ada laki-laki yang mau memacarinya.
Huang Renjun tau semua gosip itu, bahkan seluruh kampus tau siapa itu perawan legendaris.
Awalnya Renjun tidak mau ikut campur meskipun dia dan Miyuki berteman, tapi mendengar nestapa Miyuki kemarin membuat Renjun sedikit iba.
Hari ini dia berencana pergi ke perpustakaan. Bukan untuk membaca melainkan untuk menjalankan misi rahasianya.
Perpustakaan kampus adalah satu-satunya tempat yang memiliki gedung terbesar di kampus. Ruangannya bercabang-cabang seperti labirin yang di penuhi buku-buku.
Huang Renjun berjalan ke lantai 3, menuju ke satu-satunya ruangan dimana tak sembarang orang bisa menginjakkan kakinya di tempat itu.
Suara langkah kakinya menggema ketika dia nenaiki tangga tapi setelah beberapa langkah lelaki itu akhirnya sadar jika dia bukan satu-satunya pemilik suara langkah kaki di tempat itu.
Huang Renjun memutar tubuhnya kebelakang, memperhatikan sosok lain yang satu tujuan dengannnya.
Sosok itu sempat menatapnya sebelum akhirnya berjalan mendahului Renjun.
'Lee Jeno si dewa kematian.'
Renjun masuk ke ruangan itu setelah Jeno. Sebuah ruangan dengan rak buku tinggi menyambutnya. Ini bukanlah ruangan suram yang menyimpan energi mistik, ruangan ini hanya seperti ruang membaca pada umumnya tapi tak sembarang orang bisa masuk dan membaca buku-buku disana. Karena hanya makhluk yang memiliki kontrak dengan Tuhan lah yang bisa.
"Tugas kita berkaitan kali ini." Jeno membuka suara lebih dulu. Ini jarang terjadi karena sang dewa kematian terkenal dengan sosoknya yang pendiam.
Renjun menatap Jeno, memperhatikan daftat mangsa yang tertulis di buku takdir milik Jeno. Tepat ketika Renjun membuka bukunya sendiri barulah dia paham apa yang di maksud Jeno.
"Huang Minji akan mati 5 menit setelah dia menemukan jodohnya ? " Renjun memicingkan matanya.
Sungguh sebuah takdir yang sangat ironis. Tapi inilah hidup. Jodoh dan kematian hanya bagian dari takdir. Dan para dewa seperti mereka hanya sebagai pesuruh Tuhan.
"Aku akan melakukannya dengan baik untuk meminimalisir rasa sakitnya." Kata Jeno. Lelaki itu mengembalikan buku takdirnya lalu keluar dari tempat itu.
Sementara Renjun masih tetap disana. Nama-nama dalam buku takdir dewa Cupid jelas lebih banyak dari seorang dewa kematian. Dan di antara banyaknya nama itu Huang Renjun hanya mencari satu nama.
'Fujinaga Miyuki.'
Tapi sayangnya nama Miyuki tidak tertulis di bukunya, Renjun sudah memeriksanya sampai di lembar kosong tempat takdir yang belum tertulis.
Yah.. itu artinya Miyuki tak akan bertemu jodohnya sampai sebulan kedepan. Sayang sekali.
Huang Renjun pergi setelah mengembalikan buku takdirnya. Lelaki itu tak memiliki tujuan lain di bumi ini selain menjalankan tugasnya sebagai cupid. Bisa di bilang menjadi mahasiswa seni rupa hanyalah penyamarannya sebagai manusia.
Huang Renjun tidak pernah tidak tersenyum ketika dia tengah menjalankan tugas. Karena tugas mulianya adalah menyatukan dua hati dan memenuhi mereka dengan cinta kasih. Itu sesuatu yang membahagiakan.
Seperti seorang pengintai, Renjun berdiri di balkon ruang kesenian. Sebuah panah cinta dia genggam dengan yakin dan terarah. Lalu sesuai dengan takdir yang telah tertulis lelaki itu melepaskan anak panahnya menuju jantung seseorang.
2 orang manusia yang tak sengaja bertubrukan itu terlibat saling pandang lalu jatuh cinta satu sama lain.
Tapi sayangnya itu tidak berselang lama karena Renjun bisa melihat sosok Lee Jeno di dekat targetnya. Tentu saja hanya Renjun yang bisa melihatnya, karena Jeno akan berubah tak kasat mata saat sedang bertugas.
Dan dalam satu kali ayunan sabit kematian Jeno, gadis malang itu ambruk. Secara medis dia terkena serangan jantung. Tapi dari sudut pandang dewa ini adalah ajal yang telah di takdirkan.
"Sungguh menyedihkan." Renjun meratapinya.
Seseorang yang biasa menyatukan manusia dengan cinta kini harus melihat adegan dimana seseorang dipisahkan karena maut.
"Huang Renjun!!!"
"Omo!!"
Renjun terlonjak karena Miyuki yang entah muncul darimana menggeplak pundaknya.
"Kebiasaan." Lelaki itu mengomel lalu mengusap-usap pundak bekas di sentuh Miyuki.
"Ngapain ngelamun disini???" Miyuki mengikuti arah pandang Renjun, dan gadis itu terkejut pada keributan yang tiba-tiba tercipta di halaman kampus.
"Kenapa dia ??"
Renjun yang tau segalanya hanya mengedikkan bahu pura-pura tidak tau. Lelaki itu berjalan pergi meninggalkan Miyuki yang masih memperhatikan keramaian di halaman kampus.
"Hey.. Huang Renjun, tunggu !!! "
Kenalan dulu sama dewa yang satu ini.. 🤗
🌟Lee Jeno - Grim Reaper🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legendary Virgin | Huang Renjun
FanfictionSetiap manusia di muka bumi ini pasti memiliki pasangan. Tapi tidak semua orang bisa menemukan jodoh dengan mudah. Dan mencari jodoh untuk Fujinaga Miyuki sang gadis berjulukan perawan legendaris menjadi tugas terberat Huang Renjun selama kontrak h...