Suasana malam ini terasa sangat berbeda. Tsukoyomi sang dewa bulan menunjukkan diri sebagai penguasa waktu malam. Bulan menjadi merah lalu awan hitam perlahan menelannya dalam bayang-bayang malam.
Manusia biasa mungkin tidak akan merasakan itu tapi para dewa dan makhluk mitologi lain akan merasakan dampaknya. Mereka semua hilang kendali.
Kitsune si siluman rubah berkeliaran dengan api biru di tangannya. Lalu para siluman serigala melolong panjang di tengah malam.
Huang Renjun juga berdiri tidak tenang di balkon apartemennya. Kepalanya mendongak ke atas, menunggu sang bulan merah di lepaskan oleh awan tapi tampaknya sang awan hitam tidak ingin beranjak dari sana.
Sebenarnya Renjun sudah tau apa yang sedang terjadi. Dia telah menduga jika sang Raja Iblis akan melakukan pesta darah. Hal ini di kuatkan dengan menghilangnya para iblis dari jalanan sementara para siluman tidak tenang karena menghirup bau darah yang sangat kuat.
Dari Jauh Renjun bisa melihat Jaemin dan Jeno yang terbang menuju balkonnya. Kedua orang itu juga merupakan salah satu dari sekian makhluk yang merasakan keanehan ini.
"Ada ritual darah setelah sekian tahun." Jaemin yang terbiasa tenang kini menunjukkan gusar dari sorot matanya.
"Aku mencium darah manusia. " Lanjut Jeno.
"Aku tau.. aku tau... Ini memang aneh sejak Haechan muncul. " Renjun mengacak rambutnya karena frustasi.
"Dimana Miyuki???" Jaemin tiba-tiba menyadari sesuatu. Lelaki itu melongok kedalam rumah Renjun untuk mencari Miyuki.
"Sialnya dia jadi salah satu orang di dalam pesta itu."
"Shit.. kok dibiarin pergi sih??" Jeno melotot dengan kedua tangan berkacak pinggang.
Renjun yang merasa di salahkan menjadi bertambah frustasi.
"Ya aku udah ngingetin tapi dia bandel. Entah gimana Haechan jadi pacarnya sekarang, aku ga tau apa maksud Haechan deketin Miyuki. "
Jaemin ikut frustasi. Lelaki itu memegang kepalanya dengan wajah yang rumit. Dia benar-benar paham seberapa bahayanya situasi ini.
"Ayo kita kesana." Sementara itu, Jeno menjadi satu-satunya yang tampak tenang disini.
Tapi ketenangan Jeno tak menggambarkan jika lelaki itu tidak menganggap serius situasi ini. Tangan Jeno telah menengadah ke atas lalu dalam satu kilatan cahaya sabit kematian telah berada di genggamannya.
Jaemin pun berlaku sama. Ketika cahaya merah muda mengelilingi tangannya maka sebilah besar pedang ragnarok sudah dia genggam.
"Aku ga bisa. Kau tau kan gimana kekuatanku?? Aku ini lemah." Renjun mengusap wajahnya. Dia benci harus berada di situasi dimana dia tidak berdaya.
Di antara dewa-dewa lain, cupid adalah yang terlemah. Mereka hanya terbiasa memenuhi bumi ini dengan cinta bukan dengan kerusakan dan kekerasan.
"Aku yakin amore bisa menembakkan sesuatu selain panah cinta. Ayolah kamu harus percaya diri." Kata Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legendary Virgin | Huang Renjun
FanfictionSetiap manusia di muka bumi ini pasti memiliki pasangan. Tapi tidak semua orang bisa menemukan jodoh dengan mudah. Dan mencari jodoh untuk Fujinaga Miyuki sang gadis berjulukan perawan legendaris menjadi tugas terberat Huang Renjun selama kontrak h...