Miyuki terbangun dengan wajah terkejut juga dada bergemuruh. Ketakutannya tergambar jelas berjalan sejalur dengan kepanikannya. Tapi mimpi buruk yang berputar di otaknya tidak dia temukan di realita.
Miyuki sudah tidak melihat Haechan ketika dia sadar. Yang ada di depan matanya sekarang buka lagi kamar suram di mansion Haechan melainkan ruangan terang dan hangat di rumah sakit.
"Sudah sadar?? Kamu pingsan selama 2 hari karena kehabisan darah."
Renjun duduk di samping tempat tidurnya, menunduk menatap kedua tangannya yang sedang mengupas jeruk.
"Renjun... "
"Haechan sudah di segel sama Jaemin, ga usah takut. " Renjun mengulurkan satu tangannya, menawarkan buah jeruk yang telah dia kupas.
Masih ada kebingungan dari wajah Miyuki tapi gadis itu memilih diam dan tidak membahasnya. Karena mengingatnya membuat tangannya menjadi gemetar.
"Renjun.. aku minta maaf. Harusnya aku dengerin kamu." Miyuki melirik Renjun yang tak sedikitpun menatapnya. Lelaki itu mungkin saja marah padanya. Miyuki bisa mengerti itu.
"Bagus kalau sadar. Jangan main-main sama cowok lagi. Aku ga suka."
"Kalau dia manusia ? Gapapa kan?"
Renjun melirik Miyuki dengan cara yang menyeramkan.
" Tetep ga boleh. "
"Kalau dia dewa? "
"Ga boleh Miyuki, semua laki-laki itu sama aja."
"Berarti kamu juga sama dong."
"Aku berbeda !!! Aku ini cowok baik-baik. Jadi ga usah deketin cowok lain selain aku." Renjun langsung menyahut tidak terima. Kedua bola matanya sampai melotot nyaris keluar dari tempatnya.
Miyuki menunduk menahan senyuman. Sementara Renjun langsung menutup mulutnya karena baru sadar dia telah meneriakkan kecemburuan dengan sangat lantang.
"Kamu beneran suka aku?"
Renjun meletakkan jeruk di atas meja. Sebelumnya dia berani jujur karena terpaksa. Tapi jujur di situasi seperti ini rasanya sangat memalukan.
Lelaki itu berdiri dari tempat duduknya, dia menunduk di depan meja untuk meraih apel di keranjang. Pura-pura tidak dengar rasanya lebih baik daripada mengakui perasaan dengan rasa malu.
"Njun..."
"Hm??" Dia hanya mampu bergunam.
"Kamu menyukaiku kan? Ucapanmu sebelumnya bukan kebohongan kan ? "
Huang Renjun membuang nafasnya dengan kasar. Dia meletakkan kembali apel di tangannya lalu menatap tepat di kedua mata Miyuki.
"Iya. Aku menyukaimu. "
"Ayo kita pacaran." Miyuki langsung ke intinya.
Sungguh Renjun tidak habis pikir. Bagaimana bisa Miyuki tidak trauma terhadap kata 'pacaran' setelah apa yang dia lalui bersama Haechan ?
"Dewa ga boleh pacaran sama manusia." Renjun menundukkan kepalanya. Kekecewaannya coba dia tutupi dengan senyuman tipis.
"Mm.. kayaknya aku bukan manusia."
Lelaki itu kembali menatap Miyuki. Dahinya berkerut dan wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan.
"Maksudnya ? "
"Haechan bilang aku adalah putri dari dewa bumi terdahulu. Dan dewa bumi terdahulu itulah yang menghancurkan klan Haechan. Alasan dia menjebakku adalah karena ingin balas dendam."
Tunggu..tunggu.. apa ini serius?
Renjun tau cerita ini. Sebelum Jaemin menjadi dewa bumi, dulu ada seorang dewa bumi yang memiliki seorang anak dengan manusia. Lalu dia menghilang setelah menghancurkan klan iblis. Jadi.. orang itu ternyata .....
"Jadi itu ayahmu ?? Ya Tuhan, dunia sungguh sempit. " Gumam Renjun.
Miyuki tidak mau ambil pusing dengan cerita itu. Ada atau tidaknya orang itu, atau darimana dia berasal tidak lagi penting untuknya. Karena Miyuki hanya akan memikirkan masa depan bersama orang-orang yang bersamanya saat ini.
"Jadi.. bisa kan kita pacaran? " Gadis itu kembali ke topik awal yang menjadi tujuannya.
Renjun kembali menatapnya, dengan senyum simpul yang sama seperti yang Miyuki tunjukkan. Dalam gerak lambat lelaki itu mengangguk.
"Hm.. bisa."
Cieee... Jadian... 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legendary Virgin | Huang Renjun
FanfictionSetiap manusia di muka bumi ini pasti memiliki pasangan. Tapi tidak semua orang bisa menemukan jodoh dengan mudah. Dan mencari jodoh untuk Fujinaga Miyuki sang gadis berjulukan perawan legendaris menjadi tugas terberat Huang Renjun selama kontrak h...