24. Godaan

164 19 0
                                    

Sesuai janjinya tadi  pagi, Renjun benar-benar mengajak Miyuki kencan sepulang dari kampus. Miyuki sendiri tidak tau kalau Renjun membolos hari ini demi menemui Jaemin, lalu dia kembali ke kampus untuk menjemput gadis itu.

Matahari senja dengan semburat kemerahan telah berganti menjadi bulan sabit yang memantulkan cahaya kuning. Hari ini mendungnya juga sangat tebal, tampak bukan saat yang bagus untuk berkencan. Tapi Renjun tidak ingin kehilangan momennya.

Lelaki itu telah menawarkan banyak hal untuk mereka jalani hari ini. Mulai dari menonton bioskop, membeli ice cream bersama, hingga pergi ke penangkaran anjing untuk memilih hewan piaraan untuk Miyuki. Tapi sayangnya ....

"Aku pikir sebentar lagi hujan." Miyuki menatap Renjun. Genggaman tangan lelaki itu mengerat seolah dia akan kehilangan Miyuki jika genggamannya terlepas.

"Dewa hujan sedang sibuk tour konser." Jawab Renjun. Terdengar konyol tapi dia benar-benar mengatakan yang sebenarmya.

"Konser ??"

"Iya.. kamu tau penyanyi solo bernama Mark? Dia itu dewa hujan, usianya sudah 500 tahun."

"Waahh.." Miyuki terkejut dengan mulut menganga. Dia baru tau kalau dewa boleh memiliki ketenaran semacam itu.

Prediksi Renjun tentang tidak akan turun hujan tampaknya salah besar. Tepat setelah Miyuki menutup mulut, hujan datang dengan lebat.

"Sial.. hujan..." Renjun panik dan langsung berlari sambil menggandeng Miyuki.

"Cih.. katamu dewa hujan lagi konser." Sindir Miyuki.

Gadis itu berlari tidak lurus karena matanya yang terhalang air hujan serta langkah kaki Renjun yang terlalu cepat untuknya.

"Yaa.. mana kutau.."

Renjun membawanya ke bawah halte. Tempat yang tidak seratus persen bisa melindungi mereka dari air hujan. Tubuh Renjun telah basah kuyup, mulai dari rambut hingga sepatu. Dan Miyuki pun sama. Kemeja pink muda gadis itu basah dan menempel lekat di tubuhnya, membuat bra berwarna hitam miliknya tercetak jelas.

Renjun melihatnya, dia sedikit menelan ludah sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ini gimana pulangnya ?? "

Renjun melirik Miyuki, mencoba memikirkan ide yang bagus meskipun matanya tetap salah fokus.

"Ung... Terbang??"

"Kalau sayapmu basah nanti kita malah jatuh. "

"Ah iya benar juga."

Tidak ada hal yang bisa mereka lakukan selain hanya menunggu dalam kondisi basah kuyup. Angin yang berhembus membawa serta rintik hujan kesana kemari. Menerpa permukaan kulit Miyuki yang sudah dingin.

Gadis itu menggosok-gosok lengannya sendiri, mencari kehangatan dari setiap gesekan di kulitnya. Bibirnya mulai membiru dan hidungnya memerah.

Renjun yang sadar akan hal itu mulai menggeser posisinya, berdiri lebih dekat dan merapat ke tubuh Miyuki. Tangan lelaki itu perlahan beralih kebelakang, merengkuh gadisnya dan menjaganya tetap hangat.

"Boleh aku tanya sesuatu? " Renjun membuka suara, kesunyian telah membuatnya canggung. Lelaki itu akhirnya memutuskan untuk menetralisir kecanggungannya dengan mengobrol.

"Boleh. Kenapa ?"

Lelaki itu berdehem, mencoba memilih kata yang tepat untuk di utarakan.

"Sebelumnya kamu bilang penasaran gimana rasanya pacaran kan?"

"Uhum.. " Miyuki mengangguk. Matanya menatap ke arah rambut Renjun yang basah lalu turun ke arah pakaian basahnya yang melekat di badan.

"Jadi... Gimana menurutmu?? "

The Legendary Virgin  | Huang Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang