Chapter 10

27 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



Leon merasa aneh Pangeran Eryk tidak masuk kuliah sudah lima hari dan tidak ada kabar. Pihak kampus hanya mewajarkannya karena bagaimanapun juga, Pangeran Eryk yang dianggap sebagai keturunan dari Bangsawan Ingrid adalah anggota keluarga kerajaan. Bisa jadi karena urusan keluarga perihal tentang penyerangan terhadap Putra Mahkota Rhys dan Putri Illona.

Namun, Leon yang notabene teman dekat Pangeran Eryk di kampus, ini kali pertama Pangeran Eryk tidak bisa dihubungi. Padahal biasanya, teman dekatnya itu selalu bisa dikontak meskipun tidak masuk kampus.

"Kak Leon," panggil Michalina.

"Ya?" sahut Leon yang tidak terlalu fokus karena sejak tadi sibuk dengan handphone-nya berusaha menghubungi Pangeran Eryk tetapi tetap tidak bisa.

"Ada Kak Eryk?"

Leon menghela napas.

"Ada apa, Kak?" tanya Michalina cepat tanggap.

"Dia tidak masuk kampus sudah lima hari. Dia juga tidak mengabariku."

"Sakitkah?"

"Kalau sakit, dia pasti sudah mengabariku."

"Atau ada hubungannya dengan pemberitaan tentang kerajaan?"

"Tidak mungkin."

"Kenapa Kak Leon bisa tahu?"

"Dia pernah bilang, kalau urusan kerajaan, dia tidak diikutsertakan. Lagipula, dia termasuk anggota keluarga kerajaan jauh."

"Oh, begitu."

"Ada apa kamu mencari Eryk?" tanya Leon balik.

"Aku ingin mengembalikan saputangannya."

"Simpan saja dulu. Tunggu sampai Eryk muncul."

Michalina hanya menganggukkan kepala.


^^^


Mata Pangeran Eryk terpejam sambil merasakan matahari menyinarinya dengan posisi berdiri menyender pada dinding kaca. Keadaannya sudah membaik tetapi luka pada tulang pangkal sayapnya masih perih. Baju yang dipakainya bahkan dapat sangat mengganggunya. Ketika sedang tenang, pintu ruangannya terbuka.

"Eryk, Yang Mulia Raja memanggilmu hadir di kastil utama kerajaan." Bibi Ingrid memberitahukan.

Kepala Pangeran Eryk menoleh.

"Dia hanya bertahan lima hari untuk mengurungku?"

Bibi Ingrid tidak kuasa memberitahukannya langsung.

"Pakailah pakaian ini."

Kening Pangeran Eryk berkerut melihat pakaian formal kerajaan yang disediakan oleh Bibi Ingrid.

"Kenapa aku harus memakai pakaian pangeranku? Terjadi sesuatu?" tanya Pangeran Eryk menyelidik.

Bibi Ingrid menghela napas berat.

Mata Pangeran Eryk mengarah pada meja, di mana dia meletakkan surat perjanjian yang seharusnya disetujuinya. Akan tetapi, surat itu sudah tidak ada.

"Dia mau melakukannya secara formal?" lanjut Pangeran Eryk sambil melihat topeng besinya yang juga disediakan oleh Bibi Ingrid. Dia memang selalu menyembunyikan wajahnya di depan umum jika menjadi Pangeran Eryk yang sesungguhnya.

"Sepertinya begitu," jawab Bibi Ingrid mencoba untuk tenang.

"Baiklah," Pangeran Eryk menyetujuinya.


^^^


Aula kastil kerajaan sudah dipenuhi banyak orang.

Raja sudah berada di singgasananya, begitu pula dengan ratu dan kedua permaisurinya. Semua keturunan raja juga sudah hadir kecuali Pangeran Eryk. Hari ini adalah hari penting maka semua pasukan inti, penjaga, dan pengawal sudah siap di tempat masing-masing. Berjaga-jaga agar acara berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala.

Ketika semua sudah siap, Pangeran Eryk muncul dengan seragam formal pangerannya dan tidak lupa memakai topeng besinya. Kemunculannya itu tepat di tengah-tengah perkumpulan dengan tiba-tiba karena berteleportasi. Bagi yang belum terbiasa dengan teleportasinya, pasti sangat terkejut. Terutama para rakyat yang menyaksikan, karena acara itu disiarkan langsung di televisi.

Apa-apaan ini?!

Batin Pangeran Eryk merasa aneh karena yang hadir di sana hampir semua kalangan, yang artinya acara itu digelar untuk seluruh Kota Cantessa.

Dia berjalan tenang menuju depan, ke arah singgasana raja. Saat matanya menangkap sosok Permaisuri Abella mengenakan pakaian pelantikan seorang ratu, ketenangannya mulai terusik.

"Selamat datang, Pangeran Eryk." Juru bicara kerajaan yang menyambut kedatangan Pangeran Eryk mewakili semuanya.

Pangeran Eryk menunjukkan kesopanannya di depan semua orang.

"Hari ini kita berkumpul di sini untuk menyaksikan pengangkatan ratu untuk Permaisuri Abella. Namun, karena banyak pihak yang mendukung bahwa Yang Mulia Ratu Olivia masih patut menduduki jabatannya, maka Pangeran Eryk yang akan menentukan." Juru bicara kerajaan mengumumkan secara lantang.

Sialan!

Batin Pangeran Eryk mengumpat kasar.



***

SALAM SEHAT,

JINAAN00.

01/05/2024

LEGENDA KOTA HUJAN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang