Chapter 22

35 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



Pihak kerajaan Kota Cantessa sedang kewalahan mengatasi pencarian menghilangnya Putra Mahkota Rhys yang semalam ikut pergi menangani kericuhan di distrik pengasingan. Penjagaan di kastil kerajaan pun ditingkatkan, bahkan gerbang gapura di distrik kerajaan yang dihuni oleh para bangsawan dan keluarga kerajaan serta institusi penting lainnya ditutup sementara.

Pengeboman yang terjadi di penjara tingkat 1 di distrik pengasingan membuat Putra Mahkota Rhys diharuskan ikut andil. Namun, menurut laporan dari para petugas di distrik pengasingan, Putra Mahkota Rhys hilang bersama para tahanan yang berada di sel di mana pengeboman terjadi.

Permaisuri Abella seketika jatuh pingsan saat mendengar berita itu. Putri Illona yang masih dalam kondisi lemah pun hanya bisa menemani ibunya tanpa mampu membantu pencarian kakaknya – Putra Mahkota Rhys. Sedangkan Ratu Olivia sibuk mengatur tatanan kastil kerajaan berbagi tugas dengan Permaisuri Maja agar tidak terjadi kericuhan lainnya.

"Mohon izinkan aku bergabung dengan kelompok pencarian, Yang Mulia Ratu." Pangeran Adelmo menghadap Ratu Olivia meskipun ibunya – Permaisuri Maja, sudah melarangnya.

"Aku tidak bisa mengizinkanmu, Pangeran Adelmo. Keadaannya masih sangat genting, aku tidak ingin hal buruk terjadi padamu juga." Ratu Olivia tidak memberikan izin.

Permaisuri Maja yang ada di sana merasa lega.

"Lalu, apakah aku harus diam saja saat kakakku hilang? Bukankah Putra Mahkota Rhys juga kakakku, Yang Mulia Ratu?" lanjut Pangeran Adelmo penuh perasaan.

Mata Ratu Olivia berkaca-kaca.


^^^


Bibi Ingrid menunggu kedatangan Pangeran Eryk di depan menara kastil kerajaan dengan cemas. Tidak harus menunggu lama, motor besar Pangeran Eryk datang dengan raungan jantannya.

"Kau kenapa?" tanya Pangeran Eryk datar.

"Kau belum lihat beritanya, ternyata." Bibi Ingrid menangkap tas kuliah milik Pangeran Eryk yang dilempar oleh Pangeran Eryk padanya.

"Aku tidak punya waktu untuk membaca berita, terlalu banyak petugas yang memeriksa di setiap blok."

"Yang Mulia Raja memberikan titah untuk menutup distrik kerajaan dan menjaganya lebih ketat sampai Putra Mahkota Rhys ditemukan."

"Putra Mahkota yang sok tangguh itu hilang? Memangnya siapa yang mau menculiknya? Kan, dia sangat merepotkan."

Bibi Ingrid mendelik mendengarnya.

"Apa kau tidak mengkhawatirkannya? Pangeran Adelmo saja meminta untuk bergabung dengan kelompok penyelamatan." Kata Bibi Ingrid sambil mengikuti Pangeran Eryk menuju lift.

"Kenapa juga anak ingusan itu sok jadi pahlawan?!"

"Astaga, jaga bicaramu. Dia lebih tua darimu." Pesan Bibi Ingrid.

"Memangnya kenapa kalau dia lebih tua dariku? Kehebatannya bahkan tidak bisa menandingiku."

Bibi Ingrid mendengus kesal, meskipun itu benar.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Pangeran Eryk.

"Mana aku tahu, bahkan seluruh pihak kerajaan pun tidak ada yang tahu tentang keadaan Putra Mahkota Rhys."

"Bukan Putra Mahkota yang sok tangguh itu!" Pangeran Eryk jadi kesal.

"Oh, maaf. Aku kira kau menanyakannya." Bibi Ingrid jadi malu karena sudah salah mengerti. "Chiara sudah baikan jadi aku suruh dia pulang. Aku juga membekalinya makanan dan obat yang cukup." Lanjutnya.

"Apa kata dokter?"

"Katanya, Chiara harus istirahat total. Tubuhnya melemah karena terlalu tertekan dan stress. Dia seorang gadis suci, wajar jika seperti itu untuk pertama kali melakukannya, bahkan untuk seseorang yang tidak dikenalnya."

Pangeran Eryk jadi diam.

"Kau tahu artinya gadis suci, kan?" tanya Bibi Ingrid memastikan.

"Tentu saja! Kau kira aku bodoh, hah?!" Pangeran Eryk jadi kesal lagi.

"Kan, kau memang bodoh tentang begituan." Balas Bibi Ingrid santai sambil keluar lebih dulu dari lift.

"KAU!!!" Pangeran Eryk jadi marah.

Bibi Ingrid hanya tersenyum lucu sambil mempercepat langkahnya.


^^^


Chiara menghela napas saat melihat pemberitaan dari istana kerajaan di ponselnya. Penjagaan ketat di distrik kerajaan membuatnya semakin sedih dan tidak bersemangat. Padahal dia berniat kembali ke distrik kerajaan untuk mencari pekerjaan baru sambil menemui Cesia ataupun Dalla. Tidak dapat dipungkirinya, dia merindukan keduanya mengajaknya mengobrol meskipun terkadang kalimat mereka buruk.

Tangannya meraih kotak makanan yang disediakan oleh Bibi Ingrid.

Ini sudah waktunya dia makan dan minum obat. Saat sedang menikmati makanan sehat yang disediakan oleh Bibi Ingrid, dia jadi ingat saat melakukan seks kedua dengan Pangeran Eryk. Dia sempat menyentuh punggung Pangeran Eryk dan merasakan ada sesuatu yang lembut. Meskipun dia hanya menyentuhnya sekejab, tetapi dia yakin merasakan sesuatu tersebut dengan jelas.

"Itu apa?" tanyanya sendiri.

Dia terus memakan makanannya sambil berpikir.

"Sepertinya asing, tapi tidak asing."



***

SALAM SEHAT,

JINAAN00.

23/05/2024

LEGENDA KOTA HUJAN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang