Chapter 60

16 2 1
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



Kepala Bibi Ingrid tertunduk lemah dengan mata yang sayu. Dia cukup kelelahan menunggu Pangeran Eryk yang belum muncul juga, padahal matahari sudah mulai muncul. Tidak lama kemudian, terdengar suara motor besar milik Pangeran Eryk mendekat.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Pangeran Eryk tanpa dosa.

"Pangeran dari mana saja? Kenapa tidak membawa handphone?" tanya Bibi Ingrid yang terdengar kesal.

"Ternyata aku tidak membawanya," ujar Pangeran Eryk tenang. Percuma saja dia mencari di segala penjuru tempat tinggal Chiara, bahkan hingga kembali mengambil motornya pun tetap tidak menemukan handphone-nya.

"Pangeran terlihat... sehat," kata Bibi Ingrid yang baru menyadarinya.

"Untukmu," balas Pangeran Eryk memberikan tiga helai bulu sayap putih miliknya lalu mengambil ponselnya dan berjalan masuk ke dalam menara kastil kerajaan.

Bibi Ingrid menatap tiga helai bulu itu sambil tersenyum lebar.

Baru beberapa langkah, Pangeran Eryk berhenti dan membalikkan badan.

"Kenapa dia tinggal di tempat yang lusuh? Bukankah dia menerima imbalan setara dengan seorang permaisuri raja?" tanya Pangeran Eryk penasaran. "Kenapa juga dia selalu bekerja? Apa imbalannya masih kurang?" lanjutnya.

Senyum lebar Bibi Ingrid seketika menghilang.

"Kau pasti menyembunyikan sesuatu dariku," tebak Pangeran Eryk telak.


^^^


Ratu Olivia sudah kembali pulih.

Dia bahkan sedang sibuk memeriksa meja makan di kebun dalam kastil kerajaan karena ada acara makan keluarga kerajaan menyambut kedatangan satu anggota baru, yaitu Ava Lillian, sebagai Putri Mahkota yang sudah bertunangan dengan Putra Mahkota Rhys.

Satu persatu mulai berdatangan. Permaisuri Abella datang bersama Putri Illona. Sedangkan Putra Mahkota Rhys bersama Ava. Permaisuri Maja datang bersama Pangeran Adelmo dan Putri Isla. Raja juga datang dikawal oleh Mikel seperti biasa.

"Apakah Pangeran Eryk sudah pulih? Aku mengkhawatirkannya. Berkat Pangeran Eryk mengorbankan nyawanya, Putra Mahkota Rhys dan Putri Illona bisa terselamatkan." Permaisuri Maja sengaja menohok Permaisuri Abella secara tidak langsung.

Permaisuri Abella berusaha menahan untuk tidak terpancing.

Mengorbankan nyawa?

Batin Ava dalam hati.

Tiba-tiba...

"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku, Permaisuri Maja."

Suara yang sangat familiar itu membuat semua yang hadir di sana menoleh secara bersamaan.

Terlihat Pangeran Eryk datang dengan setelan semi formalnya yang serba hitam dengan topeng besinya. Serentak para pelayan dan pengawal berjalan pergi meninggalkan tempat tersebut. Itu adalah aturan yang tertanam di dalam kastil kerajaan agar tidak ada yang mengetahui wajah asli dari seorang Pangeran Eryk demi privasi dan keselamatannya.

Ava yang belum tahu tentang itu hanya fokus melihat sosok Pangeran Eryk sambil meremas gaunnya sendiri, menahan takutnya.

Tangan Pangeran Eryk bergerak melepas topeng besinya sambil berjalan menuju meja. Wajahnya sudah tidak pucat lagi.

Mata Ava terbelalak melihat wajah asli Pangeran Eryk yang sama persis seperti Eryk yang dikenalnya selama ini sebagai temannya sejak kecil.

"Lalu, bagaimana denganmu, Permaisuri Maja? Apakah kamu juga sudah pulih? Aku dengar, kamu juga jatuh sakit setelah Putra Mahkota Rhys siuman." Lanjut Pangeran Eryk terdengar santai.

Permaisuri Maja tertohok seketika.

Diam-diam Permaisuri Abella tersenyum menyeringai senang.

"Selamat datang kembali, Pangeran Eryk." Sambut Putra Mahkota Rhys berusaha mencairkan suasana dengan mengalihkan.

Kepala Pangeran Eryk pun mengarah pada Putra Mahkota Rhys.

"Selamat atas pertunanganmu, Putra Mahkota Rhys." Kata Pangeran Eryk lalu mengarah pada Ava. "Selamat untukmu juga, Putri Mahkota Ava."

Ava tidak mampu menatap mata Pangeran Eryk dan hanya memaksakan kepalanya mengangguk. Sedangkan Putra Mahkota Rhys menjawabnya dengan senyuman.


^^^


Stefan dan Bibi Ingrid sedang berdiri berdampingan di deretan para pelayan setia kerajaan saat keluarga kerajaan mengadakan acara makan bersama di taman dalam kastil kerajaan.

"Laki-laki serakah itu akan segera ditangkap," kata Bibi Ingrid.

"Bangsawan Wyatt? Apakah Pangeran Eryk sudah tahu?" tanya Stefan.

"Aku tidak bisa menyembunyikannya selamanya. Pangeran Eryk berhak tahu. Lagipula Chiara adalah Permaisurinya." Jawab Bibi Ingrid. "Siapa tahu itu bisa mengubah pemikiran Pangeran Eryk dan menggoyahkan perasaannya." Bibi Ingrid melanjutkan.

"Bagaimana dengan penasihat kerajaan?" tanya Stefan.

"Tergantung, bisa saja menguntungkannya atau malah merugikannya."

"Apa itu tidak apa?" tanya Stefan lagi dengan sirat kekhawatiran.

Bibi Ingrid hanya menghela napas.



***

SALAM SEHAT,

JINAAN00.

23/09/2024

LEGENDA KOTA HUJAN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang