Chapter 72

4 0 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



Meskipun menghentikan tangan Chiara, Pangeran Eryk tidak mengubah posisinya. Dia tetap berada di atas Chiara dengan posisi yang sangat akurat. Napasnya dan napas Chiara bahkan saling beradu karena terlalu dekat. Pangeran Eryk mengecup bibir Chiara dengan lembut.

"Apa yang kau lakukan sudah sangat membantuku," ucap Pangeran Eryk sambil memandang wajah Chiara dengan jarak sangat dekat.

Chiara yang memejamkan mata mencoba mengatur napasnya sambil memindahkan tangannya ke pinggang Pangeran Eryk perlahan. Sentuhan Chiara membangunkan gairah Pangeran Eryk kembali. Pangeran Eryk mencium bibir Chiara beberapa kali dengan dalam. Chiara membalasnya dengan agresif.

Buru-buru Pangeran Eryk melepas ciumannya.

"Maaf, aku sudah menyakitimu." Kata Pangeran Eryk dengan bibirnya yang masih bersentuhan dengan bibir Chiara.

Perlahan mata Chiara yang terpejam meneteskan air mata. Pangeran Eryk terganggu dengan buliran air mata tersebut. Dikecupnya mata Chiara dengan lembut.

"Aku menginginkanmu, Pangeran." Chiara berusaha mengeluarkan suaranya yang terdengar sangat lirih.

Tanpa sadar, Pangeran Eryk tersenyum lalu mulai bergerak melahap Chiara tanpa ampun. Dia akan menikmati malam ini dengan gairah yang panas. Dia tidak memperdulikan hal lain dulu. Apa pun yang menganggu pikirannya akan diselesaikannya besok pagi setelah kenikmatan yang dilaluinya malam ini. Bibi Ingrid benar, bagaimanapun juga dia harus menyayangi dirinya sendiri.

Aku akan melayanimu, Permaisuriku.

Batin Pangeran Eryk dalam hati.


^^^


Kilat dan gemuruh yang saling bersahutan tidak menghentikan langkah kaki Bibi Ingrid menuju kastil kerajaan. Pesan dari Pangeran Eryk sebelum menghilang membawa Chiara adalah pilihan final yang diambil oleh Pangeran Eryk. Itu membuatnya percaya diri untuk menyelesaikan sisanya. Kini tidak ada lagi harapan yang membebankan Pangeran Eryk, pikirnya.

Raja mengosongkan ruangannya saat Bibi Ingrid menghadap. Hanya ada Mikel, pengawal pribadi raja, yang selalu berada di sisinya.

"Katakan," raja mempersilahkan Bibi Ingrid.

"Saya ingin melaporkan bahwa Pangeran Eryk menghilangkan diri sambil membawa Permaisurinya, Yang Mulia Raja." Bibi Ingrid mengawalinya.

"Apa maksudnya itu?" tanya raja sambil mengerutkan keningnya.

"Tentang tugas Pangeran Eryk untuk mematahkan kutukan, tidak lagi menjadi prioritasnya. Pangeran Eryk ingin menghabiskan sisa waktunya yang tidak banyak lagi bersama Permaisurinya. Saya pun sudah menyetujuinya." Jelas Bibi Ingrid yang melirik Mikel tanpa kentara.

Tiba-tiba ratu muncul.

"Apa maksudmu dengan sisa waktunya yang tidak banyak lagi?" sambar ratu yang tampak sangat terkejut.

"Pangeran Eryk semakin melemah dikarenakan luka pada tulang pangkal sayapnya. Pangeran Eryk tidak yakin jika mampu melewati ulang tahunnya yang ke-22 tahun yang kurang dari dua bulan ke depan. Maka dari itu, Pangeran Eryk meninggalkan tugasnya sebagai keturunan bungsu keluarga kerajaan lebih awal." Bibi Ingrid menjelaskannya secara rinci.

Ratu seketika limbung. Mikel sigap menangkap tubuh ratu sebelum luruh ke lantai. Diam-diam raja yang terlihat tegar bahkan tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Sedangkan Bibi Ingrid berusaha untuk bergeming.

Ratu yang sangat terkejut menangis dalam diam. Air matanya membasahi pipinya dengan tangannya yang bergemetaran hebat tetapi mulutnya terkunci rapat. Mikel yang tidak tega melihat keadaan ratu hanya bisa terdiam. Raja bahkan perlahan bergerak duduk karena kakinya tidak mampu lagi menopang beban tubuhnya sendiri akan berita tersebut yang terlalu tiba-tiba.

"Saya ada permohonan," ucap Bibi Ingrid yang perlahan mengangkat pandangannya menatap raja dengan sarat memohon. "Mohon jangan umumkan tentang hal tersebut sebelum Pangeran Eryk sungguh-sungguh pergi, untuk selamanya." Lanjutnya dengan getir.

Ratu pun menangis sesegukan.

Raja menundukkan kepala dalam-dalam.


^^^


Perlahan Pangeran Eryk membuka matanya. Dia bangun saat matahari sudah bersinar terang. Dia berhasil melewati malam tanpa kesakitannya akan kutukan kerajaan. Merasakan kehangatan di pelukannya, dia memandangi tubuh Chiara yang masih terbuka seperti dirinya. Berkat Chiara, dia masih mampu bertahan.

Dia bergerak mencium kening Chiara lembut lalu memakaikan penutup mata Chiara. Dia tidak ingin Chiara terbangun melihat wajahnya. Meskipun dia tidak lagi memprioritaskan tugasnya sebagai keturunan bungsu kerajaan, bukan berarti dia menyerah. Ketika itu, Chiara bergerak.

"Kamu sudah bangun?" tanya Pangeran Eryk yang tidak lagi menggunakan kau terhadap Chiara.

"He-ehm," Chiara bersuara.

"Ayo, mandi." Ajak Pangeran Eryk sambil membopong tubuh Chiara menuju kamar mandi.

Pangeran Eryk dan Chiara tidak membutuhkan waktu lama untuk mandi. Keduanya hanya fokus membersihkan diri. Meskipun Pangeran Eryk membantu menyabuni tubuh Chiara dan sempat membuat Chiara terlena tetapi itu tidak sampai merangsangnya. Lagipula keduanya sudah lelah melakukan adegan panas hingga empat kali semalaman penuh.

Chiara bahkan masih ingat dengan jelas adegan panasnya semalam. Dia dihujani kenikmatan yang dipenuhi kelembutan dan kehangatan. Pangeran Eryk memberikannya kenikmatan yang luar biasa, tidak seperti melakukannya sebelum-sebelumnya. Matanya yang terus terpejam karena tidak memakai penutup mata masih bisa mengingatnya samar-samar di mana saja melakukannya.

"Ayo," Pangeran Eryk meraih tangan Chiara saat Chiara hanya diam saja padahal sudah selesai mandi. Pangeran Eryk mewajarkannya karena Chiara tetap memakai penutup matanya.

Setelah mandi, Pangeran Eryk dan Chiara menikmati sarapan di balkon rumah yang menghadap pantai. Sarapan yang disediakan Rocco dan ayahnya disantap habis oleh Pangeran Eryk dan Chiara tanpa sisa karena kegiatan tadi malam sangat menguras tenaga. Chiara merasa nyaman bersenderan di dada Pangeran Eryk tanpa memakai penutup matanya.

Pangeran Eryk juga terlihat nyaman dengan Chiara berada di pangkuannya menghadap pantai dan tanpa topeng besinya. Dikarenakan sama-sama menghadap depan sambil menyantap makanan, Pangeran Eryk memberikan izin Chiara melepas penutup matanya.

"Apakah Nyonya Ingrid langsung pergi setelah menyiapkan makanan, Pangeran?" tanya Chiara yang mengira bahwa makanan yang ada, disediakan oleh Bibi Ingrid.

"Eryk," ralat Pangeran Eryk. "Panggil aku Eryk, saja." Lanjutnya.

Chiara sontak terdiam.



***

SALAM SEHAT,

JINAAN00.

21/10/2024.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEGENDA KOTA HUJAN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang