Chapter 54

19 2 1
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



Kabar tentang Putra Mahkota Rhys yang sudah siuman menggemparkan seluruh Kota Cantessa. Putri Isla pun dikabarkan sudah sembuh dan pulih seperti semula. Kabar baik itu membuat seluruh rakyat bersuka cita dan membuat pesta meriah di setiap distrik. Itu juga yang membuat rakyat menyimpulkan bahwa selir Pangeran Eryk kali ini adalah sebuah titik terang.

Namun, dari semua suka cita itu tidak dapat dirasakan oleh Bibi Ingrid. Dia tengah duduk diam di depan ruangan pribadi Pangeran Eryk. Dua hari berlalu tetapi pintu ruangan pribadi Pangeran Eryk belum juga terbuka.

"Nyonya," panggil seorang pelayan perempuan.

"Ada apa?" Bibi Ingrid bersuara dengan wajah tetap menghadap pintu.

"Yang Mulia Ratu datang lagi," lapor pelayan tersebut.

Bibi Ingrid tidak merespon.

"Pangeran Adelmo juga datang lagi. Putri Isla dan Putri Illona juga ikut datang. Tuan Stefan dan Tuan Mikel bahkan mengajukan pertemuan dengan Nyonya secara pribadi." Pelayan itu menambahkan.

Bibi Ingrid menghela napas berat.

"Tutup menara kastil kerajaan," Bibi Ingrid memberikan perintah serius.

Itu membuat pelayan tersebut mendelik terkejut, karena ini kali pertama menara kastil kerajaan di tutup sepanjang sejarah 300 tahun.

"Siapa pun dilarang masuk area menara kastil kerajaan sampai Pangeran Eryk keluar dari ruangannya, tidak terkecuali Yang Mulia Raja Zachary sekalipun." Lanjut Bibi Ingrid tegas.

"Baik," pelayan itu terpaksa mematuhinya lalu pergi.

Setelah pelayan tersebut pergi, Bibi Ingrid lemas.

Pangeran Eryk, jika kau mampu keluar dari ruanganmu dengan selamat, maka aku akan menyerah dan berada di pihakmu. Aku berjanji.

Batinnya menatap pintu di depannya dengan penuh harap.


^^^


Kabar baik dari kerajaan yang memenuhi layar televisi hanya membuat Leon termenung. Dia masih berusaha menyimpulkan pesan panjang dari Pangeran Eryk yang diterimanya dua hari lalu. Haruskah dia melakukannya? Namun, mampukah dia melakukannya?

Ketika itu, matanya mendapati Michalina yang memasuki kantin kampus seorang diri dengan wajah cerianya seperi biasa.

Cepatlah kembali, Eryk.

Aku akan lakukan semampuku.

Batinnya dalam hati sambil berjalan menuju tempat Michalina.


^^^


Pasar tradisional di distrik kota mati terlihat lebih ramai dari biasanya. Itu adalah cara distrik kota mati merayakan kabar baik dari kerajaan. Chiara pun ikut mengunjungi pasar. Setelah selesai belanja, matanya sempat melihat Michalina membawa seorang laki-laki yang tidak asing baginya yang tidak lain adalah Leon menemui Xander.

"Jika ada Michalina dan laki-laki itu, pasti ada Tuan Eryk juga. Aku harus cepat pergi." Katanya yang segera membalikkan badan dan pergi.

Tiba-tiba...

Bruukk

"Aahh!" Chiara merintih kesakitan.

Seorang wanita tua yang sedang membawa keranjang belanja terbuat dari kayu menabrak Chiara dan membuat tangan Chiara tergores hingga berdarah.

"Oh, ya ampun. Maafkan aku. Apa kamu baik-baik saja?" ucap wanita tua itu menyentuh tangan Chiara yang terluka lalu mengusap darah Chiara dengan saputangan miliknya.

"Tidak apa, hanya tergores. Aku bisa mengobatinya." Jawab Chiara.

"Sungguh maafkan aku, Nona." Wanita tua itu merasa bersalah.

"Iya, tidak apa. Kalau begitu saya permisi." Chiara pun segera pergi.


^^^


Seorang laki-laki paruh baya menghampiri seorang wanita tua yang tiba di tempat parkir di mana dia menunggu.

"Anda yakin akan melakukannya, Nyonya?" tanya laki-laki tersebut yang melihat ke arah saputangan bercorak noda darah di tangan wanita tua itu.

Kepala wanita tua itu terangguk. Tanpa berlama-lama, keduanya segera meninggalkan wilayah distrik kota mati. Setibanya di distrik bawah, mobil yang dikendarai keduanya berhenti di sebuah rumah mewah tetapi tidak begitu besar yang berada di depan pantai.

"Saya pikir, Anda harus berpamitan lebih dulu, Nyonya." Kata laki-laki tersebut terlihat bimbang dengan apa yang akan dilakukan oleh wanita tua itu.

"Tidak perlu," jawab wanita tua itu yang sedang menusuk jarinya hingga keluar darah dan menyusap darahnya di saputangan yang sudah ada noda darah sebelumnya.

"Anda yakin darah Nona Chiara mampu menghubungkan Anda dengan Pangeran Eryk, Nyonya? Apa tidak sebaiknya..." laki-laki itu tampak ragu.

"Sembuhnya Putra Mahkota adalah bukti kuat. Chiara adalah sejatinya. Aku harus melakukannya. Meskipun itu tidak membantu membebaskan cucuku dari kutukan Kota Cantessa, setidaknya dari rasa sakitnya." Potong wanita tua itu.

Laki-laki tersebut pun menyerah.

"Sampaikan pada Olivia bahwa aku selalu mendukung apa pun keputusan yang diambilnya. Aku bahagia saat dia memutuskan menikahi Putra Mahkota Zachary. Aku juga bahagia saat dia melahirkan Pangeran Eryk." Wanita tua itu mengambil jeda. "Terima kasih atas kerja kerasmu selama ini. Selamat tinggal." Lanjutnya menghadap laki-laki tersebut.

Laki-laki tersebut tidak mampu membalas dan hanya diam dengan mata yang berkaca-kaca.



***

SALAM SEHAT,

JINAAN00.

09/09/2024

LEGENDA KOTA HUJAN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang