Chapter 39

25 4 1
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



Chiara terkejut melihat Bibi Ingrid yang langsung menemuinya di tempat kerja barunya. Beruntung saat itu dia sedang membuang sampah ke belakang gedung kantin kampus. Jadi, tidak ada orang yang menyaksikannya.

"Benar, ternyata. Pangeran Eryk melukai tanganmu." Kata Bibi Ingrid.

Mata Chiara jadi ikut memandangi lengan tangannya yang diperbannya dengan kain berpan baru.

"Datanglah ke kediamanku setelah jam kerjamu selesai," perintah Bibi Ingrid.

"Baik," jawab Chiara patuh.

Setelah itu, Bibi Ingrid melenggang pergi.

Chiara memandangi kepergian Bibi Ingrid dalam diam.

Tanpa diketahui oleh Chiara ataupun Bibi Ingrid, ada sepasang mata yang menyaksikan keduanya dari kejauhan.


^^^


Tangan Pangeran Eryk menutup buku tentang kutukan jilid ke lima yang membahas tentang tingkatan-tingkatan. Dia ingin cepat menyembuhkan Putri Illona dan Putra Mahkota Rhys agar terbebas dari desakan keluarga kerajaan yang sangat mengganggunya. Entah kenapa dia tidak puas dengan penjelasan Bibi Inggrid mengenai hal itu, maka dari itu, dia mengunjungi perpustakaan kerajaan secara langsung.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Pangeran Adelmo yang tiba-tiba hadir di sana.

Pangeran Eryk tidak menjawabnya.

"Kau selalu datang ke sini jika ada yang mengganggu pikiranmu, apalagi jika itu berhubungan dengan kutukan kerajaan." Lanjut Pangeran Adelmo yang sudah memahami Pangeran Eryk.

"Apa maumu?" tanya Pangeran Eryk tanpa basa-basi.

Pangeran Adelmo mendengus lucu.

"Hanya ingin bertanya," Pangeran Adelmo terlihat antusias. "Gadis yang kemarin kau bawa, siapa? Apakah dia...orangnya? Selir pertamamu?" lanjutnya sambil tersenyum jahil.

"Apa kau tidak ada kerjaan lain?" balas Pangeran Eryk enggan membahas tentang Chiara.

"Cara kau memperlakukannya... begitu erotis." Pangeran Adelmo bersiul keras.

"Hentikan," ancam Pangeran Eryk.

Pangeran Adelmo pun tertawa lebar.

"Menyebalkan," desah Pangeran Eryk kesal.

"Gadismu terlihat cukup muda. Bukankah kata Bibi Ingrid kalau umurnya sudah mencapai kepala tiga?" Pangeran Adelmo bersuara lagi.

"Kenapa? Kau menginginkannya?" sambar Pangeran Eryk.

"Mana mungkin aku berani merebut yang menjadi milikmu."

"Lantas?"

"Gadismu itu jadi hal yang berharga bagi keluarga kerajaan. Kalau aku dan yang lainnya sudah mengenalnya, kita bisa menjaganya bersama-sama, hanya untukmu seorang." Pangeran Adelmo menyengir lebar.

Pangeran Eryk memasang wajah murka.

"Rasanya, aku ingin mencabik-cabikmu tanpa sisa." Kata Pangeran Eryk dengan penekanan.

Pangeran Adelmo hanya terbahak-bahak sambil melarikan diri.


^^^


Dokter pribadi Bibi Ingrid baru selesai mengobati luka di lengan tangan Chiara. Bibi Ingrid menyuguhkan makanan sehat untuk Chiara seperti yang biasa dia lakukan di menara kastil kerajaan. Dia harus melakukannya atas perintah Pangeran Eryk.

"Usahakan jangan terkena air agar lukanya cepat kering," pesan dokter.

Kepala Chiara terangguk.

"Terima kasih, Dok." Kata Bibi Ingrid.

"Baik, Nyonya. Aku permisi." Dokter itu pun pergi.

Bibi Ingrid hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Makanlah," Bibi Ingrid mempersilahkan Chiara.

Chiara pun menurutinya.

"Apa yang terjadi saat kamu dibawa oleh Pangeran Eryk hingga dia melukai tanganmu, jangan sampai kamu ceritakan pada siapa pun. Mengerti?" Bibi Ingrid memberikan peringatan.

Kepala Chiara terangguk.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Chiara berusaha memberanikan diri.

"Tentu saja," Bibi Ingrid tampak santai.

"Melihat Pangeran Eryk melukai lengan tanganku, sepertinya Pangeran Eryk membutuhkan darahku untuk memancing... seseorang yang ada di hutan perbatasan distrik pengasingan. Bolehkan aku tahu siapa seseorang itu?"

Senyum di bibir Bibi Ingrid mengumbar ke udara.

"Kau tidak sepolos wajahmu, ternyata." Kata Bibi Ingrid.

Chiara terdiam.

"Aku akan beritahu kalau kau jawab pertanyaanku," lanjut Bibi Ingrid. "Apa yang kau lakukan di hutan perbatasan distrik pengasingan hari itu? Dan kenapa makhluk itu tertarik dengan darahmu?" tanyanya telak.

Pertanyaan itu kontan membuat Chiara bungkam.



***

SALAM SEHAT,

JINAAN00.

29/07/2024

LEGENDA KOTA HUJAN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang