Chapter 69

12 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



"Kenapa Ayah baru pulang?" rengek Eliana saat ayahnya tiba di rumah.

Melihat putrinya menangis sambil merengek manja, Stefan langsung menggendong putrinya masuk ke dalam kamar putrinya yang berada di lantai atas.

"Maaf, ya. Ayah pulang terlambat." Kata Stefan sambil mencium kening putri kecilnya yang direbahkannya di kasur lalu menyelimutinya. "Sekarang Eliana tidur, biar Ayah temani." Lanjutnya menenangkan putrinya.

"Dongengkan aku dulu," Eliana merajuk dengan mata sembab.

"Baiklah," Stefan pun menuruti permintaan putri kecilnya.

Eliana sudah tidak sabar untuk mendengarkan dongeng ayahnya tentang kutukan Kota Cantessa.

"Setelah Putri Illona lahir, Yang Mulia Ratu pun hamil, lalu lahirlah Pangeran Eryk. Namun, dibalik kelahirannya, ada fakta yang mengejutkan. Dokter kandungan Yang Mulia Ratu, Dokter Logan, ditangkap polisi karena terbukti memiliki lab pribadi yang digunakan untuk meracik ramuan obat untuk menggugurkan kandungan." Stefan mengawalinya.

"Dokter Logan itu yang diberi hukuman mati itu, kan?" tanya Eliana dengan pintar.

"Benar, Dokter Logan yang itu." Stefan membenarkan. "Dokter Logan mengakui bahwa obat tersebut yang selalu diberikannya pada Yang Mulia Ratu. Maka dari itu, Yang Mulia Ratu selalu keguguran setiap kali hamil. Pihak kerajaan pun murka dan Dokter Logan dijatuhi hukuman mati di distrik pengasingan. Setelah lahir Pangeran Eryk, Yang Mulia Ratu sakit-sakitan hingga tidak bisa hamil lagi."

"Lalu?" Eliana tampak bersemangat.

"Kutukan Kota Cantessa pun ditanggung oleh Pangeran Eryk sejak lahir hingga sekarang," Stefan menyudahi ceritanya dengan sarat sedih.

"Apa yang terjadi dengan Pangeran Eryk, Ayah?"

"Pangeran Eryk yang menggantikan rasa sakit penyihir tersebut. Pangeran Eryk yang selalu kesakitan setiap kali hujan turun. Sejak Pangeran Eryk memiliki selir, dia sedang sibuk mencari cara untuk mematahkan kutukan itu. Maka dari itu, kita harus selalu mendukungnya. Apa pun yang terjadi, kita harus tetap mendukungnya, bukannya menghujatnya."

"Kasihan sekali Pangeran Eryk," Eliana meneteskan air mata.

Stefan mengusap air mata putrinya dengan lembut sambil tersenyum getir.

"Apakah Ayah pernah melihat wajah Pangeran Eryk? Kata teman-temanku, wajahnya menyeramkan seperti monster."

"Tentu saja Ayah pernah melihatnya. Ayah, kan, bekerja di dalam kastil kerajaan. Pangeran Eryk tampan, bahkan saaangat tampan. Sepertinya tidak ada ketampanan yang bisa mengalahkan ketampanan Pangeran Eryk di Kota Cantessa."

"Waah! Benarkah?"

Kepala Stefan terangguk sambil menahan matanya yang berkaca-kaca.

"Aku jadi ingin bertemu dengannya," celoteh Eliana bersemangat.


^^^


Tiba-tiba Pangeran Eryk berhenti berjalan dan memegangi dadanya saat menuju lift. Bibi Ingrid yang melihatnya segera mendekatinya.

"Ada apa? Sakit?" tanya Bibi Ingrid cepat.

Pangeran Eryk berusaha mengatur napasnya.

"Jenguklah Chiara. Aku melakukannya dengan kasar tempo hari." Kata Pangeran Eryk terang-terangan sambil mencengkeram dadanya kuat-kuat.

Bibi Ingrid menghela napas mengetahui hal tersebut.

"Aku marah, sangat marah, bukan hanya padanya tetapi pada semua orang. Aku pun marah pada diriku sendiri. Aku juga tidak tahu kenapa harus melakukannya dengan kasar padanya." Pangeran Eryk memberikan penjelasan yang sebenarnya dia sendiri kebingungan bagaimana cara untuk menjelaskannya.

"Baiklah, aku mengerti. Kau istirahat saja, jangan masuk kampus. Aku akan hubungi pihak kampus. Setelah itu, aku akan menjenguk Chiara." Bibi Ingrid mencoba mengerti lalu memapah Pangeran Eryk kembali ke kamar.

Buru-buru Bibi Ingrid meninggalkan menara kastil kerajaan. Baru keluar dari lift, sudah ada Pangeran Adelmo di halaman.

"Bibi mau ke mana?" tanya Pangeran Adelmo.

"Ke distrik kota mati," jawab Bibi Ingrid cepat.

"Aku boleh ikut?" Pangeran Adelmo tersenyum jahil.

Bibi Ingrid yang paham hanya menganggukkan kepala.

Mereka berdua pun pergi bersama menuju distrik kota mati. Mata mereka terbelalak, terkejut melihat Chiara yang tidak sadarkan diri di kediamannya yang kecil. Mereka segera membawa Chiara ke rumah sakit terdekat terlebih dahulu.


^^^


Merasa jenuh, Pangeran Eryk berteleportasi menuju kediaman pribadi Bibi Ingrid yang berada di distrik kemajuan. Dia terdiam melihat Pangeran Adelmo yang membopong Chiara dengan penuh perhatian menuju kamar tamu yang berada di lantai dua kediaman Bibi Ingrid.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Bibi Ingrid menyadari kehadiran Pangeran Eryk saat akan menuju lantai dua. "Kenapa tidak istirahat?!" omelnya jadi kesal karena Pangeran Eryk tidak mematuhinya.

"Kenapa Adelmo ada di sini?" tanya Pangeran Eryk balik.

"Pangeran Adelmo sangat mengkhawatirkan Chiara, jadi dia ikut denganku ke kediamannya Chiara dan membawa Chiara ke rumah sakit."

Pangeran Eryk seketika menoleh, menatap tajam Bibi Ingrid.

"Memangnya Adelmo kenal Chiara?! Kenapa dia sangat khawatir?!" sambar Pangeran Eryk yang terlihat kesal.

"Tentu saja, mereka saling kenal. Pangeran Adelmo pernah bercerita kalau dia pernah membelikan obat untuk Chiara juga."

Sarat di wajah Pangeran Eryk mengeras. Dia segera menghilang, berteleportasi menuju lantai dua. Dia bahkan mengabaikan Bibi Ingrid yang harus menaiki anak tangga dengan kelelahan.

"Kau berani menyentuhnya?" suara serak Pangeran Eryk terdengar dingin mengarah pada Pangeran Adelmo yang akan menyentuh helaian rambut Chiara yang sempat menutupi salah satu matanya yang masih terpejam.

Pangeran Adelmo mengangkat tangannya ke atas sambil mundur menjauh dari Chiara yang terbaring lemah di kasur dengan wajah pucat. Pangeran Eryk pun beralih memandangi Chiara yang masih memejamkan mata dengan kondisinya yang mengkhawatirkan. Ketika itu, Bibi Ingrid muncul di ambang pintu sambil mengatur napasnya yang kelelahan.

"Apa kata dokter?" tanya Pangeran Eryk yang tidak teralihkan dari memandangi wajah pucat Chiara.

Kepala Pangeran Adelmo menoleh ke arah Bibi Ingrid.

"Kita bicara di luar," ajak Bibi Ingrid yang melangkah lebih dulu.



***

SALAM SEHAT,

JINAAN00.

14/10/2024.

LEGENDA KOTA HUJAN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang