Chapter 6

29 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



Putra Mahkota Rhys dan Putri Illona baru saja selesai menemui ratu dan akan berpamitan saat Pangeran Eryk muncul dengan tiba-tiba.

"Pangeran Eryk," sapa Putra Mahkota Rhys sopan.

Pangeran Eryk tidak menghiraukannya dan hanya fokus pada ratu.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Pangeran Eryk tanpa bahasa sopan pada ratu selaku ibu kandungnya.

"Pangeran Eryk! Jaga bahasamu!" Putri Illona mengingatkan cepat.

Pangeran Eryk tidak mengindahkan. Dia mendorong ratu menuju sofa dengan kasar. Itu membuat Putra Mahkota Rhys berteleportasi juga menarik Pangeran Eryk agar menjauh dari ratu. Namun, Pangeran Eryk yang sedang marah menarik balik Putra Mahkota Rhys dan melemparkannya ke dinding.

"Kakak!" Putri Illona terkejut melihat Putra Mahkota Rhys selaku kakak kandungnya terkapar di lantai setelah membentur dinding dengan keras.

Ratu yang sangat terkejut pun terbelalak lebar.

Setelah melumpuhkan Putra Mahkota Rhys, Pangeran Eryk kembali pada ratu dengan berteleportasi. Putri Illona jadi ikut turun tangan. Dia menghampiri Pangeran Eryk dengan berteleportasi juga lalu menendangnya hingga membuat Pangeran Eryk menjauh dari ratu. Pangeran Eryk yang semakin marah langsung mengeluarkan sayapnya yang berwarna hitam.

"Eryk! Jangan!" jerit ratu keras.

Pangeran Eryk tidak memperdulikan peringatan dari ratu, dia langsung menyibakkan salah satu sayapnya mengenai Putri Illona. Itu membuat Putri Illona terlempar jauh menghantam meja kaca. Darah pun keluar dari mulut Putri Illona. Setelah itu, Pangeran Eryk menghilangkan sayapnya lagi di punggungnya. Kemudian, dia membawa ratu ke taman pribadi milik ratu dengan berteleportasi.

Perlu diketahui, semua keturunan raja memiliki kekuatan melebihi orang pada umumnya dan mampu berteleportasi. Mereka juga memiliki sayap dengan warna putih kecuali Pangeran Eryk. Warna sayap Pangeran Eryk berwarna hitam. Namun, semua sayap keturunan raja tidak ada yang bisa digunakan dan hanya sayap Pangeran Eryk yang dapat digunakan.

Kesimpulannya, sebagai penanggung kutukan, si bungsu dari keturunan raja adalah yang paling unggul.


^^^


"Apa yang kau lakukan, Eryk?!" ratu jadi marah.

"Seharusnya aku yang bertanya," Pangeran Eryk manatap ratu tajam.

"Apa maksudmu?" ratu tidak mengerti arah pembicaraan Pangeran Eryk.

"Rencana apa lagi yang kalian siapkan untukku, hah?! Kenapa penasihat kerajaan menemui si Bangsat Wyatt?"

Ratu menghela napas setelah memahami situasinya.

"Dengar, Eryk. Tidak ada yang bisa membantu keadaan kerajaan kecuali Bangsawan Wyatt. Lalu apa salahnya jika utusan kerajaan menemuinya?"

Pangeran Eryk mendesis menahan amarahnya.

"Membantu?" respon Pangeran Eryk dengan suara rendah. "Dia mengirim semua wanita penghibur untuk dikorbankan, kau bilang membantu?" lanjutnya yang tidak menunjukkan kesopanannya pada ibu kandungnya.

"Ada apa denganmu?! Kau tahu, hanya itu caranya. Semua demi kau!!!" ratu pun meledak emosi.

"Persetan!!!" Pangeran Eryk membentak balik.

Ratu seketika bungkam.

"Persetan demi aku. Kalian melakukan semua ini demi keuntungan kalian sendiri. Kalian juga yang sudah membuat Kota Cantessa jadi kota hujan. Kalian, BANGSAT SEMUA!!!" tambah Pangeran Eryk dengan keras.

Air mata mulai membasahi pipi ratu bersamaan air hujan mulai turun.


^^^


Istana kerajaan gempar karena ulah Pangeran Eryk.

Putra Mahkota Rhys dan Putri Illona sudah mendapatkan penangan dari pihak medis kerajaan. Akan tetapi, keadaan Putri Illona yang parah harus dirawat secara intensif. Permaisuri Abella – istri ketiga raja terlihat bersedih mendampingi putrinya yang berbaring lemah. Raja jadi tidak tega melihatnya.

"Apa yang terjadi?" tanya raja pada Putra Mahkota Rhys.

"Pangeran Eryk tiba-tiba datang dan memperlakukan Yang Mulia Ratu dengan kasar. Aku dan Putri Illona berusaha menahannya tetapi Pangeran Eryk menyerang balik. Maaf, Yang Mulia Raja." Putra Mahkota Rhys tetap bersikap formal dan sopan seperti biasanya.

"Bukan salahmu, Rhys. Kamu sudah melakukan yang terbaik." Balas raja yang selalu memperlakukan Putra Mahkota Rhys dengan baik. "Lalu, ke mana Eryk membawa ratu?" lanjutnya.

Putra Mahkota Rhys menggelengkan kepala.

"Baiklah, lanjutkan istirahatmu."

Anggukan kepala menjadi jawaban Putra Mahkota Rhys.

"Aku tidak bisa terima lagi perlakuan buruk Pangeran Eryk terhadap anak-anakku, Yang Mulia Raja." Permaisuri Abella mengeluarkan suara saat raja ingin pergi.

Itu membuat raja berat melangkah pergi.

"Kau tahu keadaanku, Abella. Kau juga tahu keadaan kerajaan. Bukan aku memperlakukan anak-anakku tidak adil, tapi dengan semua situasi ini, aku minta pengertianmu." Raja terlihat terbebani.

Putra Mahkota Rhys jadi serba salah dengan keadaan orang tuanya. Dia yang tidak mampu melakukan sesuatu, akhirnya hanya bisa diam.

"Pengertianku?" Permaisuri Abella menoleh menatap raja dalam. "Selama ini, aku selalu mengalah pada Permaisuri Maja dan Yang Mulia Ratu Olivia demi ketentraman keluarga kerajaan. Aku bahkan membiarkan anak-anakku tertindas, apalagi oleh Pangeran Eryk. Pengertian seperti apa lagi yang mau kamu tuntut dariku?"

Raja jadi bungkam.



***

SALAM SEHAT,

JINAAN00.

17/04/2024

LEGENDA KOTA HUJAN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang