Chapter 3

39 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



Pukul tiga siang menjelang sore, hujan mulai mengguyur seluruh Kota Cantessa.

Terlihat Putri Isla – kakak dari Pangeran Adelmo, sedang menikmati teh hangat bersama ibunya – Permaisuri Maja. Keduanya kompak mengenakan gaun putih tulang dengan motif bunga-bunga kecil.

"Apa maksud Ibu tentang keadaan Eryk tadi?" tanya Putri Isla.

"Oh, itu." Permaisuri Maja menimang gelasnya sambil memandangi hujan yang mulai turun dengan lebatnya. "Eryk sudah menginjak 21 tahun tapi belum mau juga menyentuh perempuan. Semakin lama dia menundanya, akan semakin membahayakan keturunan raja lainnya." Lanjutnya dengan tenang.

"Apa maksudmu, Bu???" Putri Isla terkejut mendengarnya. "Bukankah ada banyak perempuan yang sudah dikorbankan dan dibawa Bibi Ingrid ke menara kastil? Tidak mungkin Eryk belum pernah menyentuh perempuan." Tambahnya tidak percaya dengan perkataan ibunya.

Permaisuri Maja menoleh melihat putrinya.

"Itu hanya kedok belaka," bisik Permaisuri Maja.

Mata Putri Isla terbelalak lebar.

"Apa buktinya?" tuntut Putri Isla yang masih meragu.

"Adelmo bilang, setiap kali dia mengunjungi Eryk, menara kastil tampak tenang. Tidak ada tanda-tanda bahwa ada orang lain selain Eryk, Ingrid, dan dua abdi setianya. Sedangkan adikmu pergi ke sana hampir setiap pagi."

"Benarkah?"

"Dan juga, setiap pagi Eryk terlihat seperti orang sakit. Aku yakin, Eryk lebih memilih menahan kutukannya dari pada harus menyentuh perempuan."

"Mungkinkah... dia tidak menyukai perempuan?!" tebak Putri Isla.

"Apa???"


^^^


Pukul enam sore tiba.

Kilat dan gemuruh mulai saling menyambar disertai hujan yang sangat deras. Itu semakin menyiksa Pangeran Eryk yang berada di dalam ruangan pribadinya. Dia terus berteriak keras menahan rasa sakitnya yang tidak terkira. Kutukannya kembali menyiksanya tanpa ampun. Beruntung ruangan pribadinya yang dibangun kedap suara mampu menyembunyikan kelemahannya.

Bibi Ingrid selaku pengasuh Pangeran Eryk sejak lahir senantiasa duduk di depan ruangan pribadinya, menunggunya tanpa lelah.

Mau sampai kapan kau menyiksa dirimu sendiri, Pangeran? Ini bukanlah tanggung jawab yang harus kau pikul sendirian. Aku mohon, berhentilah menahannya. Lepaskanlah.

Batin Bibi Ingrid.


^^^


"Aku sudah memutuskan," Kata raja.

"Apa?" tanya ratu jadi teralihkan.

"Mulai sekarang, harus aku yang menyiapkan perempuan-perempuan itu untuk Eryk."

"Kenapa? Kamu tidak mempercayai Ingrid lagi?"

"Bukan Ingrid yang tidak aku percaya, tapi Eryk."

"Apa maksudmu?! Dia putramu juga!" ratu jadi emosi.

"Aku sudah memberikannya kebebasan untuk memilih perempuan yang dia inginkan, tapi sejak dia berumur 16 tahun hingga kini menginjak umur 21 tahun, tidak ada perubahan apa pun."

Ratu menghela napas.

"Bukankah kau yang lebih tahu, bahwa akan sulit menemukan pasangan sejatinya?! Penyihir itu sudah memastikannya." Ratu mengingatkan.

"Maka dari itu, cari saja perempuan yang hanya bisa dijadikan pengalihan agar kutukan itu tidak membinasakan semua keturunanku."

"Kau benar-benar jahat, Zachary," tandas ratu menatap raja serius. "Kau bahkan sudah mengorbankan semua wanita penghibur di Kota Cantessa dan masih menginginkan lagi dari rakyatmu?! Dasar gila!" lanjutnya marah.

"Lalu, apa lagi yang bisa aku lakukan?! Pengorbanan semua pelacur pun tidak membantu Eryk!" raja jadi ikut marah.

Ratu menekan dadanya kuat-kuat, mencoba menahan kesakitannya.

"Berhentilah mengorbankan perempuan. Aku masih bisa menerimanya jika itu dari kalangan wanita penghibur, tapi jika rakyat, aku tidak akan bisa menerimanya."

Raja Zachary membuang pandangan, tidak mampu mendengar ancaman ratunya dengan mata yang berkaca-kaca. Sebenarnya, dia juga tidak mungkin tega mengorbankan rakyatnya sendiri demi anak bungsunya. Akan tetapi, jika itu tidak dilakukannya, dia yang harus kehilangan semua keturunannya. Tentu dia tidak menginginkan hal itu sampai terjadi.

"Kalau begitu, temui Bangsawan Wyatt." Raja menatap ratu.

Ratu jadi bungkam.

"Haruskah itu dilakukan?" tanya ratu lemah.



***

SALAM SEHAT,

JINAAN00.

29/03/2024

LEGENDA KOTA HUJAN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang