Chapter 24

26 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



Leon terkejut melihat Pangeran Eryk menyambar tas setelah jam mata kuliah pertama selesai.

"Kau mau ke mana?" tanya Leon.

"Ada urusan penting. Aku akan menghubungimu." Jawab Pangeran Eryk yang segera melesat pergi.

"Hati-hati," pesan Leon.

Pangeran Eryk hanya melambaikan tangan.

Dia segera menuju kediaman pribadi milik Bangsawan Ingrid di pusat kota distrik kerajaan. Beberapa pelayan membungkukkan badan memberinya hormat seperti biasa. Disambarnya kartu khusus kepemilikan Bangsawan Ingrid yang ada di kamarnya yang biasa ditempatinya jika sedang menginap di sana. Kemudian, dia pergi lagi dengan mengendarai mobil pribadi milik Bibi Ingrid.

Mobil yang dikendarainya melesat cepat menuju distrik pengasingan.

Setibanya di gerbang distrik pengasingan, dia langsung lolos pemeriksaan kartu identitas. Sebenarnya bukan kartu identitasnya yang diberikan, melainkan kartu khusus kepemilikan Bangsawan Ingrid.

"Di mana posko kelompok penyelamatan khusus berada?" tanyanya pada petugas.

"Kasus hilangnya Putra Mahkota Rhys, Tuan?" tanya petugas balik.

"Ya," jawab Pangeran Eryk pendek.

"Silahkan tuju hutan misterius, Tuan. Poskonya akan terlihat sebelum Tuan mencapai perbukitan hutan misterius."

"Terima kasih," ucap Pangeran Eryk yang melajukan kembali mobilnya.

Para petugas mempersilahkan Pangeran Eryk dengan sopan.

Tidak lama kemudian, Pangeran Eryk tiba di tempat yang di tujunya. Dia memarkirkan mobilnya tepat di depan para penjaga posko. Para penjaga terkejut melihat sosok Pangeran Eryk yang dikenal sebagai keturunan Bangsawan Ingrid datang seorang diri. Mereka segera melaporkannya pada ketuanya.

"Selamat datang, Tuan." Sambut ketua kelompok penyelamatan sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan seperti biasa. Mereka sudah terbiasa bekerja sama dengan Pangeran Eryk yang mereka kenal sebagai Tuan Eryk jika bersangkutan dengan urusan istana kerajaan.

"Kenapa harus membangun posko di sini? Bukankah berbahaya jika harus membuka gerbang hutan misterius?" tanya Pangeran Eryk sambil mengulurkan tangan, menerima untuk berjabat tangan.

"Kami terpaksa melakukannya. Pengeboman yang terjadi bukan merusak penjara dalam tetapi luarnya hingga mencapai pagar hutan misterius yang ada di belakang bangunan penjara tingkat 1. Pagar itu langsung diperbaiki agar tidak terjadi sesuatu yang lebih buruk lagi. Petugas dari hutan misterius menyarankan untuk membangun posko di sini dan mereka siap membantu."

Ketua kelompok penyelamatan menoleh melihat ke arah para petugas dari hutan misterius yang sedang bersantai. Pangeran Eryk juga melihat ke arah yang sama.

"Mereka dari distrik kota mati," sebut Pangeran Eryk.

"Iya, benar, Tuan."

"Kenapa harus mereka?"

"Hanya mereka yang berani memandu kami memasuki hutan misterius. Para petugas dari hutan misterius juga meyakinkan bahwa selama mereka yang memandu, semuanya akan baik-baik saja."

Pangeran Eryk terdiam sesaat, ada yang sedang dipikirkannya.


^^^


Terlihat Chiara sedang memandangi sebuah foto berukuran kecil yang sudah usang. Foto itu adalah benda yang sangat berharga, baginya. Dia sangat merindukan sosok di dalam foto itu. Sudah lama dia belum pernah berkunjung lagi. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengunjunginya. Setelah bersiap, dia pergi ke suatu tempat di distrik pengasingan.

Bus antar distrik yang dinaikinya hanya berhenti di halte terdekat dengan gerbang gapura distrik pengasingan. Dia tidak menuju gerbangnya melainkan ke arah berlawan lalu masuk ke hutan yang menjadi pemandangan perjalanan. Dia melewati pagar yang sudah usang untuk bisa masuk ke dalam distrik pengasingan tanpa pemeriksaan.

Kakinya berjalan menuju suatu tempat.

Sesampainya di tempat tujuan, dia berhenti melangkah sambil menyapu daerah tersebut dengan pandangan. Area pemakaman bagi para pidana hukum yang tidak memiliki keluarga terlihat tidak terurus. Ilalang dan rumput tumbuh tinggi. Setelah beberapa saat, kakinya bergerak lagi menuju satu makam yang biasa dikunjunginya secara sembunyi-sembunyi.

"Hai, tampan. Aku membawakanmu coklat kesukaanmu."

Chiara membuka bungkus coklat itu lalu meletakkannya di dekat kayu nisan makam tersebut.

"Maaf, aku baru bisa datang. Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Hanya saja, belakangan ini aku merasa lelah." Lanjutnya sambil meneteskan air mata.

Dia menangis sesegukan sambil mencabuti rumput yang ada di sekitar makam tersebut. Setelah perasaannya cukup tenang, dia meninggalkan makam tersebut. Dia berjalan tenang menuju hutan yang akan membawanya ke pagar usang sebelumnya. Tiba-tiba, bulu kuduknya merinding. Dia merasa ada yang mengikutinya dari belakang.

Jika itu petugas, pasti dia sudah diteriaki. Dikarenakan tidak ada suara, dia berjalan cepat. Ketakutan mulai menyerangnya. Tanpa pikir panjang, dia segera berlari. Saat itulah dia mendengar ada langkah kaki berlari sangat jelas di belakangnya yang sedang mengejarnya. Dia ingin menjerit minta tolong tetapi tidak mungkin dilakukannya. Bisa-bisa dia yang ditangkap oleh petugas.

Di ujung penglihatannya, pagar usang sudah terlihat. Kakinya terus berlari tanpa melihat ke belakang. Hanya saja dia merasakan sesuatu yang raksasa ada di belakangnya. Saat ada tangan besar yang menyentuh bahunya, dia menjerit keras sambil terus berlari. Beruntung tangan itu tidak berhasil meraihnya. Saat dia akan melewati pagar usang, ada kawat yang tersangkut di sepatunya hingga membuat tubuhnya terjatuh.

Merasakan ada tangan besar yang menyentuh salah satu kakinya, dia menjerit histeris.

"TOLOOONG!!!"



***

SALAM SEHAT,

JINAAN00.

30/05/2024

LEGENDA KOTA HUJAN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang