🌹{Paitnya kehidupan}🌹

30 12 0
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

°

°

•____________________•

Ikhtiar saja dulu, berhasil atau tidak biar Allah yang menentukan. Tugas kita hanya ikhlas memperjuangkan, jangan lupa bahwa Allah maha adil dalam memutuskan.
•_____________________•








"Untuk sekarang, kita fokus mencari keberadaan Kayfa." Cetus Amron

Beto mengangguk setuju, "Itu benar. Karena, pembiangnya sudah aman. Dan ini waktunya kita mencari kembali"

Ray melirik Ken "Ken, coba lo cari beberapa nama Desa atau Kampung terpencil, gue rasa Kay ada di salah satu tempat itu." Ucap Ray mengikuti felingnya

"Tumben Abang ipar pintar. Sofyan juga merasa gitu, soalnya Sofyan gak sengaja denger dulu Kak Laras ngomong di telpon tentang kampung terpencil gitu."

Bunga menatap Sofyan dan Ray bergantian. "Nah, kalau gitu kita cari Kampung terpencil aja. 'kan Sofyan udah kasil Clue nya"

Syafa mengangguk brutal "Aku juga setuju, semoga saja kita cepat menemukan Kayfa" Semua mengaminkan ucapan Syafa.

Bukan apa, mereka khawatir dengan kondisi Kayfa disana. Mungkin saja usia kandungan wanita itu hendak memasuki 6 bulan. Karena Kayfa sudah hilang dari 2 bulan lalu.

¤¤¤¤¤

"Bubuuu" Rengek Mora menggoyangkan tangan Kayfa.

Kayfa menoleh "Kenapa, De?"

Tangan mungil Mora menunjuk deretan angka. "Ini dibata apa Bubu?"

Kayfa melirik bacaan di buku yang di penuhi oleh Gambar - gambar seorang putri. "Castle, Sayang"

Mora mengedipkan kedua matanya tak faham. "Itu apa Bubu?"

"Itu semacam rumah, tapi rumahnya sangat besar."

"Matam istana ukan Bubu?"
(Macam istana bukan Bubu?)

"Benar. Pintarnya anak Bubuuu"

Mora terkekeh, gadis kecil itu menutup bukunya. "Bubu, Mola adi engen ntu" Tunjuk Mora ke arah iklan tv
(Bubu, Mora jadi pengen itu)

Kayfa melirik iklan biskuit di dalam iklan. "Yaudah, kita beli yuk. Sekalian beli susu buat Dede dan adik Dede."

Dengan semangat Mora mengangguk, gadis kecil itu kemudian memakai kerudung instan yang berwarna hitam. Kayfa membenarkan letak kerudung anaknya yang salah.

Takdir KayfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang