🌹{Pernikahan Sesungguhnya}🌹

39 15 0
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°

°

°

•____________________•

Hidup itu sebuah perjalanan, bukan sebuah perbandingan. Maka jangan bandingkan, perosesmu dengan orang lain. Karena kita berada di bumi yang sama, tetapi dengan takdir yang berbeda.
•____________________•




















Pagi ini, seorang gadis tengah disibukkan dengan beberapa pesanan. Gadis itu sangat telaten dalam membuat Pesanan - pesanan para pelanggan. Ia tidak sendiri, melainkan dibantu sang Ibu, dan lelaki pujaannya.

Setelah semua pesanan selesai. Mereka bertiga mengistirahatkan diri di meja yang hanya berisi tiga bangku.

Kayfa dengan senyum gadis itu terus tersungging sambil sesekali berucap. "Bu, besok Kay izin ke desa ya?"

Tari menelan makanannya, wanita itu menatap sang anak. "Lho, ngapain Kay?"

Kayfa menyengir "Kay 'kan mau tebus rumah Ayah Bu, dan alhamdulilah dananya sudah terkumpul."

Uhuk Uhuk

Kayfa dan Tari kompak melirik Ray yang tersedak makanannya. Lelaki itu langsung meminum air dengan cepat, Kayfa dan Tari pun saling pandang.

"Kamu gapapa, Nak?" Tanya Tari khawatir

Ray mengangguk "Gak papa Bu, ini cuman keselek aja. Oh iya, tadi Kay ingin ke desa, benar?"

Kayfa pun Mangut - mangut. Ray tersenyum tipis lalu berucap, "Tidak usah."

Kayfa langsung mendonggak, ia menaikkan sebelah alisnya bingung dengan perkataan Ray. Mengapa tidak usah?

Kriitttt

Suara kursi berdecit. Ray langsung berlalu meninggalkan Kayfa dan Tari, lelaki itu ternyata berlari ke arah mobilnya. Dibuka bagasi mobil Ray, lalu lelaki itu nampak mengambil sesuatu.

Kedua mata Kayfa terbelalak saat melihat sebuah map yang sangat ia kenal. Itu adalah sertifikat rumahnya, yah itu. Ia sangat yakin.

"I... Itu...."

Ray pun kembali duduk saat sudah mengambil map tersebut, lelaki itu menaruh map itu di meja dan di geser sedikit sampai map itu mendekati Kayfa dan Tari.

"Itu adalah sertifikat rumah kamu. Dulu, saya sempat menebusnya. Karena orang yang kamu amanahkan kebetulan sedang susah, ia membutuhkan biaya untuk anaknya yang harus di operasi. Jadi, dia mau menjualnya kepada saya." Jelas Ray sambil menatap calon istrinya itu

Dengan tangan yang bergetar, Kayfa mengambil map itu. Matanya sedikit memburam akibat cairan yang berada di pelupuk mata, "I...ini beneran?" Kayfa melirik Ray "Berapa harganya? Biar Kay lunasi."

Takdir KayfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang