🌹{Laras Caper}🌹

32 10 0
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°


°


°


•____________________•

Kesopanan lebih dihargai dari pada umur, sebab etika itu di tata bahasa bukan di tata usia.
•____________________•









"Sayang sudah siap?" Tanya Ray di luar kamar

Kayfa melirik pintu kamar yang tertutup. "Bentar lagi, Mas."

Dengan sabar, Ray menunggu Kayfa di depan pintu sambil menyandarkan tubuhnya di tembok. Hari ini, mumpung free mereka ingin berjalan jalan di pagi yang cerah ini.

Ceklek

"Ayok, Mas" Ajak Kayfa langsung menggenggam tangan suaminya.

Ray menatap Kayfa lekat. Netranya sama sekali tak mengindahkan hal lain, yang ia lihat hanyanya paras Kayfa.

"Mas.." Tegur Kayfa

"Apa, Sayang?" Jawabnya masih menatap mata keabu abuan itu.

Kayfa memberengut, "Ck, ayok. Katanya mau jalan, jadi gak?"

"Kayaknya nggak deh, Yang. Abisnya kamu cantik banget, aku gak rela sampai mereka melihat kecantikan kamu." Gombal Ray

"Idih, Mas gombal." Ucap Kayfa Malu - malu

Ray terkekeh "Bener. Bidadari Mas ini cantiknya, Ma Syaa Allah."

"Aamiin, makasih Mas. Ayuk ish berangkat" Ajak Kayfa tidak sabaran.

Ray memeluk pinggang Kayfa erat, "Yaudah ayok, kayaknya istri Mas ini udah gak sabar ya kepengen Jalan - jalan."

Kayfa Mangut - mangut "Hu'um"

"Tapi, sebelum itu kita sarapan dulu, ya.. Mau?"

"Aku ikut kamu, Mas." Ray mengangguk lalu menuntun Kayfa memasuki mobil.

.
.

Sebuah mobil berhenti di sebuah Restaurant mahal. Ray mulai berjalan duluan lalu membuka pintu mobil yang istrinya tempati.

Kayfa menatap sekeliling saat sudah keluar dari mobil, pandangannya ia sisirkan ke seluruh penjuru Restaurant.

"Mas, ini ramai sekali lho. Kamu yakin mau disini?"

Takdir KayfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang