Kiara tengah duduk di bangku depan mini market itu menatap lampu sorot dari kendaraan yang berlalu-lalang dengan tenang. Tio pun datang menghampiri Kiara dengan membawa sebotol susu cokelat yang akan diberikannya kepada Kiara.
"Temanmu unik, ya? Hahaha." Tio datang dan menempelkan botol susu itu ke pipi Kiara.
Kiara yang termenung itu langsung tersadar pipinya terasa dingin, lalu menerima susunya. "Terima kasih," ucap Kiara tak membalas pertanyaan Tio.
"Bagaimana liburanmu, Kiara?" tanya Tio yang kini telah duduk di samping Kiara.
Kiara masih sibuk membuka tutup botol yang keras itu tanpa menjawab pertanyaan sang penanya lagi.
Tio tertawa gemas melihatnya. Ya ampun, bocah kecil ini kesusahan untuk membuka tutup botol. "Sini kubantu buka botolnya," kekeh Tio. Dia kemudian berhasil membuka tutup botolnya itu, langsung ia berikan kembali kepada Kiara yang sedari tadi diam.
"Aku nggak ke mana-mana, Kak. Cuman main sama Tinanty saja di rumahnya," jelas Kiara.
Kini pikiran licik Tio kembali muncul. "Apa kamu mau bekerja di sini? Sama aku. Daripada kamu tidak ada kegiatan, kan? Kamu pasti bosan."
Kiara menoleh ke arah Tio, lalu mengangkat salah satu alisnya heran. "Kenapa harus bekerja, Kak? Apalagi kudengar-dengar kalau bekerja di Mini Market itu banyak ruginya. Jadi aku takut."
"Kamu tidak perlu khawatir soal kerugian itu. Ini toko keluargaku, jadi tidak ada kata mengganti kerugian, atau target penjualan. Bahkan nanti gajimu akan diberikan full," balas Tio antusias.
"Hm, nanti kupikir-pikir lagi deh, Kak. Aku masih belum kepikiran untuk bekerja."
"Temanmu tadi boleh ikut kok. Karena kalian berdua kenalanku, pasti akan mudah. Aku yang akan bertanggung jawab," tukas Tio sedikit memaksa. "Itu kulakukan agar kita bisa terus bertemu." Tio melanjutkan pernyataannya tanpa ia sadari.
Kiara tiba-tiba tersedak minumannya saking terkejutnya dia.
Tio dengan sigap mengelus punggung Kiara pelan. "Hati-hati kamu minumnya."
Kiara menutup mulutnya, menahan batuk. Dia langsung berbicara dengan napas tersenggal-senggal. "Me-mengapa kakak berkata demikian?"
Hening. Tio tidak tahu harus menjawab apa. Dia sendiri tidak paham mengapa dia mengucapkan kalimat tadi. Begitu malu sampai-sampai tidak dapat mengontrol napas dan dadanya sangat berdegup kencang.
Kini Kiara ingin pulang rasanya. Kenapa Tinanty begitu lama? Hatinya seakan meminta tolong agar waktu dipercepat hingga Tinanty datang.
Detik demi detik terus berjalan yang mulai terasa sangat lama. Tinanty masih belum menunjukkan diri yang membuat Kiara semakin gelisah.
Kiara beranjak berdiri tidak sabar, tapi tangannya ditahan oleh Tio. Tuhan, apa yang akan terjadi kali ini?
"Sebentar, Kiara. Bukan begitu maksudku. Aku tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku, aku hanya-"
Ucapannya terpotong oleh Kiara yang juga tidak terkontrol dan terlihat ingin menangis. "Maaf, Kak. Kayaknya aku tidak bisa."
Tio melepas tangan Kiara dengan lembut. "Ah, baiklah. Aku paham. Kamu pasti sangat terkejut, ya. Maafkan aku, ya?" Tio tidak menduga apa yang terjadi saat ini. Apakah dia membuat Kiara trauma? Pikirannya sudah tidak dapat menemukan jalan keluar agar mereka tetap berteman.
Tin Tin.
Suara klakson tersebut berasal dari motor Tinanty yang akhirnya datang menjemput Kiara. Kiara bergegas naik ke bangku penumpang yang diberi lambaian tangan oleh Tio dari arah depan pintu masuk Mini Market itu. Tinanty pun segera membawa pergi motornya meninggalkan tempat itu dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You, Senior
Romanceseorang siswi kelas 10 SMA yang memiliki sebuah masalah saat topinya hilang, tiba-tiba dia mendapatkan sebuah kebaikan dari kakak kelasnya yang memberikan ia topi. Kisah mereka pun dimulai sejak saat itu. [Date with Senior remake] Romance - school...