31. Bercengkerama

3 1 0
                                    

"Permisi..."

Di hari sabtu, semua murid yang datang ke sekolah hanya berkegiatan untuk ekstrakulikuler. Kali ini Kiara mencari keberadaan Tio dengan mendatangi ruang musik karena tahu Tio mengikuti kegiatan band di sekolah. Kiara saat ini datang di saat dirinya istirahat dari jaga perpustakaan dan berniat bertemu dengan Tio untuk menanyakan masalah kemarin.

"Kiara, sini masuk," balas Tio dari dalam.

Kiara masuk ke dalam ruangan musik yang cukup kacau juga. Semua alat musik gitar, drum, bass, bahkan angklung pun ada di dalam walaupun dalam kondisi kurang terawat. Hanya alat musik yang sering digunakan saja yang terlihat berantakan, sisanya ditata rapi di ujung ruangan yang sudah berdebu. Ruangannya disinari dengan pencahayaan yang cukup terang, tapi kabel-kabel yang menjalar di seluruh lantai menghalangi langkah. Ini pun pertama kalinya Kiara masuk ke dalam ruangan ekstrakulikuler band.

Saat di depan pintu masuk, sudah terlihat bahwa Tio sedang duduk di tanjakan depan papan tulis dengan gitar dipangkuannya. Kiara pun menghampiri dan duduk disebelahnya.

"Ada apa, Kiara?" Tio membuka percakapan.

"Kakak sendirian? Yang lain kemana, Kak?" Kiara balik bertanya, menanyakan hal yang berlawanan.

Tio pun membalas pertanyaan Kiara. "Yang lain lagi pada istirahat, Kia."

"Kakak sendiri nggak istirahat?" tanya Kiara lagi.

"Aku baru saja mau istirahat." Tio menatap Kiara yang ekspresinya mulai berubah.

Sontak Kiara ingin beranjak bangun dari duduknya karena tidak ingin mengganggu waktu istirahatnya Tio. "Eh- kakak istirahat saja dulu, nanti aku ke sini lagi."

Kiara yang ingin berdiri itu ditahan tangannya oleh Tio yang menarik belaian kain yang dipakai Kiara, lalu diberi respons tertawa olehnya. "Hahaha. Sudah, gak apa. Aku nggak benar-benar mau istirahat, kok. Kalo kamu sekarang di sini pasti ada urusan, kan, sama aku?"

Kiara mengangguk dan langsung duduk di sebelah Tio lagi. Dia mulai berpikir kalimat apa yang akan dia katakan pada Tio untuk bertanya tentang awal mereka berteman. Apakah karena Bu Sera? Atau apa? Kiara benar-benar penasaran tapi tidak tahu harus bicara bagaimana.

Mereka merenggang. Kiara hanya melihat gitar yang dipegang Tio dengan tatapan yang membingungkan bagi Tio.

Lantas, Tio mulai membuka suaranya lagi. "Ada apa kamu ke sini, Kia?"

Kiara terkesiap dari lamunannya dan mulai bicara tergagap-gagap. "A-aku mau bertanya, Kak."

"Bertanya apa?" tanya Tio bingung.

Kiara mengatur napas dan pikirannya untuk bertanya hal yang serius dengan Tio. Kini ia berucap, "Kak, apa benar kakak berteman denganku karena suruhan Bu Sera?"

Tio tertegun dengan pertanyaan itu membuatnya tersenyum kecil. "Bu Sera bilang padamu, ya?"

Kiara mengangguk.

"Hm, bagaimana ya..." Tio pun terhenti sebentar untuk memikirkan jawabannya dan mengingat kembali tentang kejadian pada saat itu. "Sebenarnya memang Bu Sera memintaku untuk mengenal dirimu. Tapi jika tanpa suruhan Bu Sera pun, akan tetap kulakukan."

"Bagaimana bisa?" Kiara heran.

Tio mulai menaruh gitarnya disampingnya, lalu menatap Kiara dengan tatapan penuh dan berseringai mengisyaratkan dia mulai tertarik dengan topiknya. "Awalnya aku, Sarah, dan Adam membantu Bu Sera menempelkan nama di meja. Lalu saat kulihat nama yang akan duduk bersamaku itu kamu, lantas aku bertanya pada Bu Sera tentang dirimu. Si Sarah mulai bingung mengapa aku bisa bertanya dengan orang yang duduk di sebelahku karena selama ini aku gak pernah tertarik untuk bertanya hal tersebut.

Only You, SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang