16. Emosi

6 1 0
                                    

Hari ini hari Rabu yang tenang, kini Kiara sudah ditemani oleh sang nenek di rumahnya.

Di kala ketenangan itu, tiba-tiba ada seseorang datang ke rumah Kiara.

"Assalamualaikum. Kiara!" teriak seseorang dari luar rumah.

Kiara heran, siapa yang datang ke rumahnya kali ini. Ia keluar rumah, terkejutnya dia ternyata yang datang adalah Indah. Sudah seminggu lewat 2 hari dia tidak bertemu teman kelasnya itu.

"Kiara, lo susah banget dikabari karena gak punya ponsel. Repot juga. Gue mau ngajak lo main, tapi nanti hari sabtu. Apa lo mau? Nanti Gue jemput lo," seru Indah.

Kiara menjawab dengan ramah. "Aku sudah ada ponsel kok. Iya boleh deh, nanti aku ikut kamu. Ke mana tapi?"

"Wah, coba minta nomor lo. Nanti kita ke rumah gue saja, main-main," ajak Indah.

"Oh oke deh," respon Kiara.

Setelahnya Indah langsung kembali ke rumahnya. Ia datang hanya untuk memberinya kabar, serta mengajaknya bermain bersama.

"Tumben sekali dia begitu, mungkin dia kesepian," gumam Kiara.

Setelahnya tidak ada kejadian apapun terjadi pada Kiara, hidupnya hanya sebatas membantu neneknya dan membaca buku di rumah. Untung dia sekarang mulai menyukai rumahnya, jadi dia tidak lagi selalu pergi ke rumah Tinanty untuk melarikan diri. Dia kini dapat mengirim chat ke sahabatnya itu.

Hari sabtu pun tiba. Kiara diberikan pesan untuk menggunakan gamis dan hijab karena Indah meminta Kiara untuk menemaninya ke Pesantren Indah dahulu. Kiara pun mengiyakan. Ia kini menggunakan gamis coklat dengan pita di perut dan kali ini dia menggunakan hijab pashmina warna cokelat agar cocok dengan gamisnya.

Dia telah bersiap sejak jam 11 siang, tapi Indah datang di jam 1 siang.

Tin tin.

Indah tiba di depan rumah Kiara setelah sekian lama menunggu. Kiara yang sempat membuka hijabnya karena panas itu langsung dipakainya lagi saat Indah datang. Tak lama kemudian, mereka pun pergi ke Pesantren itu.

Kiara tidak pernah masuk ke Pesantren. Ia bertanya kepada Indah apakah boleh dia masuk ke dalam Pesantren itu, lalu dijawab boleh. Iya boleh, karena sekarang itu waktu temu antar keluarga. Jadi banyak orang yang datang ke Pesantren itu untuk melepas rindu setiap 2 bulan sekali. Untuk sekarang, niat Indah datang ke sana itu hanya untuk bertemu teman lama. Indah adalah alumni Pesantren itu saat SMP.

Pesantren itu sangat jauh dari rumahnya. Sepanjang perjalanan, Kiara terus bertanya di mana tempatnya, tapi hanya dijawab, "Sebentar lagi" oleh Indah. Kiara mendengus kesal. Awal dia mengajak Kiara padahal hanya untuk bermain katanya.

Mereka pun tiba setelah menempuh perjalanan 25 menit, cukup jauh. Pesantren itu benar-benar ramai sekali orang berdatangan, mobil-mobil pun banyak diparkirkan di pinggir jalan dekat kali. Kiara seketika canggung dan gugup untuk masuk ke dalam Pesantrennya. Pesantren itu sangat luas dan bertingkat-tingkat. Kiara kini hanya berjalan mengikuti Indah yang sedari tadi tidak berbicara. Indah sedang mencari temannya itu.

Kini sampailah mereka pada sebuah kelas. Indah duduk di lantai depan kelas yang terkunci itu dan menemui sebuah keluarga temannya yang tidak Kiara kenal. Ia hanya didiamkan saja sejak tadi dan ikut duduk di sebelah Indah. Benar-benar canggung. Kini energinya mulai terkuras karena banyaknya orang, walaupun dia tidak mengatakan sepatah kata pun, ia seketika merasa capek.

15 menit sudah Kiara berdiam diri duduk di dekat Indah yang selalu bicara kepada orang tua temannya itu. Sedari awal Kiara berpikir ke mana temannya Indah itu? Mengapa dia bisa berbicara hanya kepada orang tua temannya itu? Pertanyaan dalam otaknya itu tidak dapat ia sampaikan karena telalu sibuk temannya itu. Kiara tidak merasa dianggap.

Only You, SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang