Chapter 32

53 1 0
                                    

Karena keinginan hinata yang diungkapkan secara mendadak, mau tidak mau naruto harus menelpon supir keluarga untuk mengambil motor sport kesayangannya di sekolah. Sebenarnya bisa saja naruto meninggalkan motoronya di sekolah. Hanya naruto terlalu sayang dengan motor yang dia sebut rubah itu, jadi dia akan menitipkan kunciya di post security dan akan memberikan informasi kepada supir kepercayaannya.

"hinata, sebelum kita pergi ke stasiun. Kita mampir sebentar ya ke post security, ada yang perlu aku titipkan disana" ucap naruto yang hinata yang sedang berjalan di sampingnya.

"humm, baiklah naruto-kun" jawab hinata masih dengan raut gembiranya, hal itu membuat naruto mengusap sayang kepala hinata karena gemas.

"mou, naruto-kun. Bagaimana jika nanti rambutku jadi rusak" ucap hinata sambil berubah ekspresi menjadi pura-pura kesal kepada naruto, padahal di dalam hatinya dia sangat senang diperlakukan seperti itu oleh naruto.

"hhaha, kau cantik hime apapun yang terjadi padamu aku tetap akan menyayangimu" ucap naruto tulus sambil menatap mata hinata dalam sambil tersenyum.

Sedangkan hinata yang ditatap seperti itu, hanya bisa mencoba untuk menelan ludahnya karena suasana intim di antara mereka. Naruto memang orang yang sulit ditebak, tadinya hinata sempat berpikir untuk mengerjai naruto dengan pura-pura kesal, tapi apalah daya ternyata naruto yang lebih ahli dalam menjungkir balikan keadaan.

"hime, kau tunggu di sini sebentar ya" ucap naruto lagi karena hinata yang hanya diam.

Kebetulan mereka sudah sampai di pos security, untuk itu naruto pamit sebentar kepada hinata dengan memberikan kunci motornya dan meniitp pesan kepada security tersebut.

"saya pamit ya Pak, dan terimakasih atas bantuannya" naruto mengucapkan itu setelah selesai menyerahkan kunci motor kesayangannya, sambil membukuk sedikit tanda bahwa tidak peduli dia berasal dari keluarga mana, dia akan tetap harus menghormati orang yang lebih tua.

"Ya sama-sama tuan" balas security tersebut sambil juga membukukan sedikit badannya.

Hinata yang melihat itu dari sebrang pos tersebut menjadi semakin kagum kepada naruto, bagaimana tidak naruto merupakan cucu pemilik sekolah ini, dan orang tua naruto juga merupakan orang berpengaruh di negeri ini. Tapi etika yang diperlihatkan oleh naruto kepada orang yang lebih tua sungguh baik.

Hinata semakin yakin bahwa naruto memang yang terbaik untuknya saat ini. Tentu saja saat ini, karena di masa depan nanti kita belum tau apa yang akan terjadi. Dan takdir bisa berubah kapan saja, hinata tidak ingin memikirkan kemungkinan terburuk, hanya saja masih ada yang mengganjal di hatinya, dan hinata tidak tau mengenai apa. Semoga saja bukan hal buruk.

Naruto yang melihat hinata seperti sedang memikirkan sesuatu, langsung berlari menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto yang melihat hinata seperti sedang memikirkan sesuatu, langsung berlari menghampirinya. Naruto juga tidak ingin lama-lama meninggalkan hinata sendirian, bahaya juga kan bila kekasih cantiknya di culik oleh buaya perayu yang berkeliaran di sekitar sini.

When, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang