Chapter 38

66 4 0
                                    

Naruto yang sampai di sekolah lebih awal dibandingkan dengan sahabatnya yang lain, mencoba menyibukkan diri di kelas dengan membaca buku pelajaran. Naruto hanya tidak ingin memikirkan hinata terus, apalagi dia akan segera bertamu dengan hinata. Naruto juga mencoba menenangkan dirinya, merilekskan pikirannya dan menyiapkan hati untuk mendengarkan penjelasan hinata yang dia abaikan kemarin. Tentu ada rasa penyeselan dihati naruto saat mengabaikan panggilan atau chat yang hinata tujukan padanya, kemarin dia benar-benar diluar kendalinya. Melihat hinata dilakukan seperti itu oleh pria lain membuatnya terbakar api cemburu, ya naruto sangat cemburu pada hinata saat itu.

Kali ini dia tidak ingin menghindar lagi, apapun penjelasan yang hinata berikan kepadanya nanti dia akan menerimanya, naruto tidak ingin masalah ini menjadi berlarut-larut. Apalagi sahabatnya juga sudah mengetahui perihal ini, beruntunglah sahabatnya tidak terlalu ikut campur masalah pribadinya. Naruto belum tau bagaimana reaksi sahabat hinata jika mereka juga mengetahui masalah ini, naruto hanya berharap sahabat hinata juga melakukan hal yang sama seperti yang sahabatnya lakukukan.

Karena naruto sendiri tidak senang jika masalah pribadinya menjadi konsumsi publik, apalagi banyak orang yang ikut campur dengan masalah pribadinya. Jadi sebelum masalah ini diketahui oleh banyak pihak dia akan menyelasaikan masalahnya secepat mungkin.

"hei naruto, tumben duduk di sini biasanya kau selalu menunggu hinata di depan gerbang" sapa tenten yang tidak disadari kehadirannya oleh naruto.

"kau mengagetkan ku tau, masalah itu aku hanya sedang memperdalam materi untuk pelajaran nanti" naruto yang sedang focus pada pikirannya tersadar berkat kehadiran tenten, dia menjawab sambil memberikan senyumnya pada tenten, senyum samar, tapi tenten bisa melihat senyum itu.

"kau yakin?, tidak ada masalah dengan hinata kan?" tenten curiga dengan wajah naruto yang terlihat murung tidak seperti biasanya bertanya sambil menaikan sebelah alisnya.

"ahh kau tidak perlu khawatir tenten, kami baik-baik saja" naruto masih menjawab tenten, tapi kali ini dia tidak melihat ke arah tenten.

"dari caramu berbicara aku ragu akan jawabanmu kali ini" kembali tenten berbicara agar setidaknya naruto mau menjelaskan kepadanya, bukan ingin ikut campur sih. Jika memang masalah itu dengan hinata,mungkin dia bisa membantu kan.

"sudahlah tenten, aku hanya ingin memperdalam materi ini. Aku dan hinata baik-baik saja kau tidak perlu khawatir. Oke" naruto berucap dengan tegas, bahkan raut wajah yang menunjukan ekspresi serius, seolah memberi kode bahwa kali ini dia sedang tidak ingin diganggu.

Sementara tenten yang mendapat jawaban seperti itu tentu saja paham, jika naruto memang tidak ingin orang lain mengetahui masalah yang sedang terjadi diantara dirinya dan juga hinata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara tenten yang mendapat jawaban seperti itu tentu saja paham, jika naruto memang tidak ingin orang lain mengetahui masalah yang sedang terjadi diantara dirinya dan juga hinata. Tenten merupakan orang yang peka sekarang, mungkin sejak dia sebangku dengan pria jenius itu, membuatnya jadi lebih baik dalam membaca situasi. 

Jadi tidak sulit untuk membaca keadaan dan biasanya naruto selalu tampak bersemangat dan ceria untuk meyambut hinata di depan gerbang, tetapi pagi ini berbeda. Jadi dari semua itu tenten bisa menyimpulkan, bahwa benar masalah yang sedang naruto hadapi sekarang ada hubungannya dengan hinata.

When, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang