Chapter 37

61 4 0
                                    

Kediaman Naruto 

Matahari mulai menampakkan sinarnya, naruto tau dia harus bangun dan segera berangkat ke sekolah sebelum ibunya memanggilnya dengan suara yang dapat merusak gendang telinga. Hanya saja kali ini naruto kurang bersemangat untuk pergi ke sekolah, ya kali ini naruto ingin lebih lama berada dikasurnya. jika ada pilihan yang dapat dia ambil antara sekolah atau tidak, tentu dia akan senang hati memilih untuk tidak pergi ke sekolah kali ini. berbeda dengan hari-hari sebelumnya naruto sangat antusias untuk bertemu dengan hinata, tapi tidak dengan kali ini, mungkin karena masalah yang sedang terjadi antara dirinya dan juga hinata.

Mengingat naruto yang sudah mulai berubah belakangan ini, naruto menjadi lebih rajin bangun pagi sampai-sampai hal itu membuat ibunya bingung dengan perubahan narutoyang tiba-tiba ini, bahkan khusina sempat berpikir apa naruto sudah mulai bosanmendengar teriakannya lagi di pagi hari seperti biasa. Tapi jika dipikir-pikir itu bagus jugakan untuk kesehatan, jadi khusina tidak perlu lagi berteriak sambil bernyanyi dengan nada tinggi  dipagi hari hanya untuk membuat anak kesayanganya itu terbangun.

Naruto kembali teringat masalah kemarin dengan hinata dan juga pemuda berambut putih tersebut, naruto mencoba menarik nafas panjang, hingga akhirnya mau tidak mau dirinya mulai bangkit dari Kasur untuk menuju kamar mandi, dia juga harus mendengar ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto kembali teringat masalah kemarin dengan hinata dan juga pemuda berambut putih tersebut, naruto mencoba menarik nafas panjang, hingga akhirnya mau tidak mau dirinya mulai bangkit dari Kasur untuk menuju kamar mandi, dia juga harus mendengar penjelasan hinata bukan. 'Ya benar, lagi juga tidak baik jika terus menghindari masalah, lebih baik menyelesaikannya secepat mungkin' pikir naruto di dalam hati. makanya dengan senyum yang dia paksakan naruto melangkahkan kakinya dengan lapang.

Setelah selesai dengan ritual paginya, naruto menatap dirinya sejenak di depan cermin kesukaannya. Dia mencoba memasang wajah baik-baik saja dengan tujuan agar orang tuanya tidak tau apa yang sedang dia alami. Naruto hanya tidak ingin orangtuanya mengetahui masalah pribadinya. Bahkan jika bisa biar dia menyelesaikan secepat mungkin tanpa diketahui banyak orang, termasuk dengan sahabt-sahabatnya. Naruto hanya tidak ingin melibatkan banyak orang dimasalahnya, dia juga tidak ingin menjadi orang yang terlihat lemah karena tidak bisa menyelesaikan masalah seperti ini.

Setelah bergulat panjan dengan pikirannya, naruto mencoba tersenyum, lalu membuka pintu kamarnya dan mulai melangkah menuju meja makan dimana orangtunya dengan setia sudah menunggunya di sana. Naruto menarik nafas panjang sebelum akhirnya dia mencoba membuka suara untuk menyapa ayah dan ibunya.

"selamat pagi ayah, ibu" ucap naruto sambil tersenyum cerah seperti biasanya.

"ya pagi naruto" jawab minato sambil melirik sekilas dan memberikan senyum kepada naruto.

"pagi nak, ayo sini sarapan" khusina langsung berdiri menyiapkan makanan yang akan menjadi sarapan naruto setalah naruto mulai duduk di kursi.

"terima kasih Bu" ucap naruto setelah khusina menaruh roti yang telah selesai dia olesi selai kesukaan naruto sebagai sarapannya.

"hemm, bagaimana kabarmu hari ini nak" kembali khusina bersuara sambil memulai kembali memakan sarapannya yang sempat terjeda tadi karena membantu naruto untuk mengoleskan selai pada rotinya.

When, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang