Setelah mereka menyelesaikan makan malam mereka, naruto dan hinata memustuskan untuk langsung kembali kerumah masing-masing dengan naruto yang mengantarkan hinata terlebih dahulu, pasalnya neji terus saja meneror hinata dengan pesan dan panggilan yang tidak pernah berhenti, padahal naruto sudah dengan senang hati berbicara langsung melalui panggilan telepon kepada neji untuk meminta ijin mengajak hinata jalan-jalan sebentar, tapi yang ada malah dia mendapat ceramah dan omelan panjang neji tadi. Jadi mau tidak mau naruto harus segera mengantar hinata untuk sampai di rumahnya.
Karena sepertinya bukan hanya neji yang khawatir pada hinata, melainkan calon ayah mertuanya juga begitu khawatir, karena menurut cerita hinata tadi, dia sempat tidak enak badan saat pagi hari sebelum berangkat sekolah, tapi untung saja, saat ini kondisi hinata sudah membaik, bahkan dia bisa tertawa secerah itu saat tau bahwa ternyata kakanya neji malah memberikan ceramah dan omelan panjang lebar kepada naruto, tentu hal itu membuat wajah naruto cemberut saat menceritakannya pada hinata tadi, jadilah hinata tertawa karena melihat wajah gemas naruto.
Mereka sudah siap untuk naik ke atas motor kesayangan naruto, dengan naruto yang sudah selesai membantu hinata untuk memasang helm cantik berwarna ungu yang baru saja mereka beli tadi siang.
"sudah siap hime".
"hu'um" hinata mengangguk mantap sebagai balasan, dan mulai memeluk pinggang naruto dengan erat.
Motor merah kesayang naruto mulai melaju membelah jalanan malam hari, tetapi masih ramai dengan orang yang lalu lalang di sekitarnya. Mereka bercanda sambil tertawa bersama selama perjalanan, mereka begitu bahagia karena masalah yang kemarin sudah diselesaikan dengan cepat. Hinata senang saat ini, bagaimana tidak, dia sudah mendapatkan narutonya lagi, naruto yang penuh kehangatan dan penuh dengan kasih sayang.
Hinata eratkan pelukannya dengan dagu yang bersandar pada bahu lebar naruto, menikmati angin malam yang menerpa wajah cantiknya yang bersinar karena terpaan cahaya rembulan, begitu sempurna, cantik. Memejamkan matanya dengan senyum yang bertengger manis pada wajah ayunya. pemandangan itu sungguh tidak mungkin naruto lewatkan, dia melirik ke spion motornya untuk terus menatap wajah indah hinata yang mampu membuat hatinya menghangat.
"hime" panggil naruto sambil mengelus punggung tangan hinata yang ada di depan perutnya.
Hinata yang mendapat elusan lembut pada punggung tangannya dan panggilan sayang dari naruto, membuka mata yang sempat dia pejamkan tadi, menoleh ke arah naruto yang saat ini sedang fokus menatap ke depan.
"ya, kenapa naruto-kun" ucapnya sambil terus memperhatikan wajah tampan naruto yang ternyata semakin tampan saat terkena pantulan dari Cahaya lampu dijalan.
"terima kasih, karena sudah ingin menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupku" naruto berkata dengan senyum bahagia di wajahnya dan menoleh sebentar kepada hinata.
"kau tidak perlu berterima kasih padaku, kau duniaku saat ini, aku pun bangga menjadi bagian terpenting dari hidupmu, jadi naruto-kun jika ada hal yang mambuatmu gelisah atau khawatir bisakah langsung memberitahuku, karena juju raku tidak akan sanggup jika harus menerima sifat dinginmu lagi. Aku mohon jangan seperti itu padaku, lagipula harusnya aku yang berterima kasih padamu karena sudah mau menjadi orang pertama yang menempati bagian terdalam dalam diriku".
KAMU SEDANG MEMBACA
When, I Found You
Teen FictionSaat bertemu denganmu, aku ragu kau mampu mencuri hatiku, bahkan untuk mendapat perhatian dariku rasanya tidak mungkin. Tapi ternyata aku salah, kau adalah pemenangnya, kau yang pertama, dari sekian banyak laki-laki hanya kau yang mampu membuatku be...