Becky keluar dari kamar mandi dan merapikan baju dan rok nya yang sedikit kusut akibat perbuatan kai, karyawan lain nya banyak yang sudah pulang becky kembali ke meja nya ia mengambil tas nya dan juga ikut pulang.
Sejak tadi Jennie menatap kesal ke arah becky apalagi melihat kai yang menyusul Becky ke toilet dan mereka keluar hampir bersamaan Jennie merasa ada yang tidak beres Jennie tidak akan mengijinkan bahwa wanita seperti Becky merebut kai kembali, wanita seperti Becky bukan tandingannya Jennie harus memberi pelajaran kepada becky dan membuat gadis itu jera.
Becky berjalan dengan pelan dan suasana kantor sudah sepi, Becky terkejut saat tangannya di tarik oleh seorang wanita dan ternyata dia adalah Jennie.
Jennie menarik becky dan membawanya ke bawah tangga darurat yang sepi dan jarang dilewati orang.
Becky merasa kesal ia menghempas tangan Jennie dengan kasar.
"Jalang!" Maki Jennie, becky tersenyum sinis.
"Kau yakin dengan kata-kata itu, barusan saja kekasih kebanggaan mu itu menarik ku ke toilet dan mencumbu ku dengan panas apakah kau tidak pernah memuaskan nya? Atau mungkin punya mu itu tidak enak?"
Jennie mengepalkan tangannya kuat, sejak kapan becky berani melawan dan berkata seperti itu? Tangan Jennie sudah terangkat untuk menampar Becky namun Becky dengan cepat menangkis nya dan menghempaskan tangan itu dengan kasar.
"Jangan senang dulu jalang, kai mau dengan mu hanya karena aset mu saja dia tidak mencintai mu, apa kau sudah bangga dengan perubahan fisikmu hah? Kau harus ingat di mata kai kau tetap gadis kampungan yang buruk, cupu, dan menjijikkan"
Becky mengepalkan tangannya kuat.
"Kenapa diam? Kesal? Tidak berani menjawab ingat kau hanyalah manusia murahan dan terendah yang pernah ada di muka bumi ini" ucap Jennie sambil mendorong-dorong bahu Becky dengan telunjuknya.
Kesabaran becky sudah habis, ia menghempas tangan Jennie dengan kasar dan mencengkram dagu gadis itu dengan kuat membuat Jennie terkejut.
"Lepaskan jalang!!"
"Ulangi kata-kata mu atau kau akan mati, aku tidak jalang kau lah yang jalang, jangan pernah mengusikku berengsek!!"
Cengkraman becky di dagu Jennie semakin kuat sampai membuat gadis itu ketakutan sudah mengeluarkan air matanya, tatapan bak iblis itu membuat Jennie takut gadis yang didepannya sekarang seperti bukan becky Jennie merasa takut dengan tatapan menusuk dan mengerikan itu.
"Berhenti mengusikku, karena kau telah bermain dengan orang yang salah, jika kau masih berani menghinaku maka siap terima akibatnya!!"
Kemudian Becky melepaskan cengkraman itu dan mendorong tubuh Jennie dengan kasar Jennie menangis ketakutan dan tak mampu membalas becky lalu becky pergi meninggalkan Jennie sendirian di tempat itu.
Becky melangkah dengan cepat, Jennie si gadis buruk itu benar-benar menguras tenaga dan amarahnya.
Freen memperhatikan gadis bernama Becky itu keluar dari gedung dengan tergesa-gesa dan wajahnya yang terlihat kesal, freen akan membiarkan gadis itu aman untuk sesaat sepertinya freen butuh waktu sedikit lama untuk menaklukkan mangsanya itu.
°°°
Freen pulang ke mansion mewahnya untuk menemui putra kesayangannya itu, puluhan maid membungkuk hormat saat freen lewat freen masuk kedalam mansion nya lalu seorang bocah laki-laki berumur 6 tahun menghambur ke dalam pelukan freen.
"Daddy!!"
"Hai Lian bagaimana sekolah mu?"
"Baik dad, tapi aku sedikit sedih karena cinta ku ditolak"
"Lian dimana kau belajar tentang hal seperti itu? Aku melatih mu menjadi good boy bukan bad boy"
Freen mengusap rambut coklat putranya itu dan mencium pipinya.
"Daddy merindukan mu"
"Daddy pulang nya lama sekali"
"Daddy banyak pekerjaan Lian, malam ini Daddy akan menemani mu tidur disini oke"
"Yeayyy asikkk"
Freen tersenyum melihat putranya yang antusias walaupun freen berwatak keras dan kejam ia sangat menyayangi Lian, walaupun freen sangat sibuk ia pasti akan menyempatkan diri mengunjungi putranya.
Freen tidak mau Lian kekurangan kasih sayang Lian sudah di tinggalkan mommy nya saat usia satu tahun, freen berperan sebagai orang tua tunggal untuk putranya itu, terbayang di ingatan freen saat Lian berusaha 12 bulan anak itu baru bisa berjalan freen bahkan rela membawa nya ke kantor karena Lian menangis dan tidak mau ditinggal dengan baby sitter freen mendidik putranya dengan tegas agar dia terpimpin dan menjadi pria yang hebat di masa depan.
Freen memeluk Lian dalam dekapannya. "Dad bolehkah Lian bertanya sesuatu tapi janji jangan marah?"
"Memang apa yang ingin Lian tanyakan?"
"Apakah Daddy tau kenapa mommy pergi?"
"Mommy mu selingkuh dia tidak mencintai Daddy"
Tidak ada gunanya lagi menyembunyikan semuanya pada Lian, umur 6 tahun freen rasa sudah seharusnya Lian tau.
"Mommy tidak mencintai Daddy? Tapi kenapa Daddy kan Tampan?"
"Daddy juga tidak tau Lian apa kekurangan Daddy Samapi mommy mu seperti itu"
"Tapi mommy cantik juga yaa" Lian selama ini hanya melihat Lisa melalui foto saja.
"Jangan pernah minta bertemu dengan mommy mu Lian, karena dia tidak ada disini"
"Mempunyai Daddy saja sudah cukup, Lian tidak butuh mommy atau mommy baru sekalipun"
"Good boy, jagoan Daddy memang terbaik, sekarang tidurlah"
Lian menyamankan posisinya dan memeluk freen tak lama kemudian anak itu tertidur dan menjemput alam mimpi, freen mengecup kening putra kesayangannya itu lalu ikut memejamkan matanya menyusul Lian ke alam mimpi.
Jika mengingat alasan Lisa selingkuh dengan Nick freen sungguh kesal, freen tau Lisa lelah dengannya dan tidak tahan lagi tetapi haruskah wanita itu selingkuh? Mengingat masalalu saat memergoki istrinya itu sedang bercinta dengan rival nya sendiri membuat harga diri freen terinjak sebagai lelaki dan ia merasa di rendahkan, hal itulah yang membuat freen membenci Lisa sampai sekarang dan itu juga yang membuat hati freen sekeras batu dan sampai saat ini freen tidak membuka hatinya kepada siapapun dan wanita manapun.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterious Lady And The Perfect Master
Fanfiction🔞🔞 Tidak cukup satu kata untuk mendeskripsikan seorang freen sarocha pria itu memiliki segalanya, freen menemukan sebuah hal yang menarik saat melakukan perjalanan bisnis. Ia bertemu dengan gadis misterius yang membuat darahnya berdesir saat melih...