Setelah menempuh penerbangan beberapa jam akhirnya freen tiba di Verona, tentu tidak ada yang mengenalinya, penampilan freen berbeda jauh hanya mengenakan kemeja biasa, celana jeans, dan sendal yang terlihat murahan tak lupa masker dan topi untuk menutupi identitas nya dengan sempurna.
Berbeda di Thailand yang sudah malam hari sedangkan di Italia waktu masih petang dan langit berwarna jingga terang, freen menyetop sebuah taksi.
"Fiume Adige, il ponte pietra" ucap freen dalam bahasa Italia.
Sang supir tersebut mengangguk kemudian mengantarkan freen menuju sungai Adige, butuh waktu selama 20 menit untuk menuju sungai Adige tepatnya menuju jembatan pietra.
Sampai di sana freen membayar ongkos taksi dan mulai berjalan menuju jembatan pietra disini terlalu ramai orang, freen menajamkan penglihatannya dan terus berjalan ia harus menemukan becca, jembatan itu terlihat ramai orang, jemabatan ini cukup panjang dan lebar membuat freen sedikit sulit menemukan siluet becca.
Becca memejamkan matanya merasakan desau angin sore, suara riak air sungai Adige membuat pikirannya sedikit tenang, matahari yang hampir tenggelam ke ufuk barat menimbulkan warna jingga terang yang membuat pemandangan disini semakin indah.
Jembatan pietra menjadi tempat favorit becca saat ia sedang banyak masalah dan inilah yang sedang di alami becca saat ini.
Tempat favorit becca berada di ujung jembatan karena sepi dan hal itu membuat becca tenang cahaya jingga terang itu membuat wajah becca semakin cantik, becca melihat ke bawah sana air sungai mengalir deras karena ini musim penghujan, burung-burung merpati liar bertengger di tembok jembatan seolah menemani becca yang sedang sendirian.
Hati becca sudah hancur sepenuh nya, becca yakin sekarang freen sudah mengucap janji suci bersama Yoshi dan mereka sudah sah menjadi suami istri, becca merasa ini semua sangat menyakitkan freen sama sekali tidak memperjuangkannya, freen melepaskannya begitu saja hal ini membuat rasa sakit seolah menusuk-nusuk hati becca yang sudah terluka parah.
Semuanya telah berakhir, freen sudah menjadi milik orang lain, hampa, kecewa dan terluka semuanya bercampur menjadi satu, hari-hari yang dilewati becca sungguh seperti menyiksa.
Becca memejamkan matanya dan air mata itu kembali jatuh membasahi pipi indahnya, becca tidak bisa tanpa freen walaupun ia berusaha sekuat tenaga melupakan pria itu namun hatinya tetap mengingat freen kembali, becca ingin cinta nya kembali, becca memejamkan matanya erat ia berdoa dalam hati bahwa freen akan datang, freen akan mengejarnya mereka akan bersatu, cinta mereka kuat dan tak akan terpisahkan.
"Becca!!!..."
Becca mendengar suara memanggilnya, suara itu terdengar seperti teriakan tetapi jauh apakah ini mimpi, suara itu seperti suara seseorang yang sangat becca cintai.
Becca membalikkan tubuhnya dan becca melihat seseorang disana, becca tidak bisa melihat wajah itu dengan jelas karena tertutup oleh topi namun gesture dan bentuk tubuh itu becca cukup hafal.
Detak jantung becca berpacu dengan kencang saat seseorang itu berjalan semakin mendekat wajahnya terlihat semakin jelas, becca mengerjapkan matanya apakah ini semua mimpi? Apakah yang dihadapannya sekarang benar-benar freen?
Sekarang freen sudah berada tepat di depan becca dengan jarak beberapa meter, beribu pertanyaan ingin becca lontarkan kepada freen namun lidahnya terasa kelu, becca hanya mampu diam dalam keterkejutan nya.
Freen merasa jantungnya berdebar dengan kencang, gadis yang dicintainya sudah berada tepat di hadapannya, ini adalah sebuah keajaiban.
"Becca Armstrong!!" Ucap freen dengan tegas.
Desau angin yang sangat kencang membuat topi yang bertengger di kepala freen terbang dan kini wajah tampan itu sudah terlihat jelas freen nyata di depannya, mata becca sudah berkaca-kaca, apa yang sebenarnya terjadi? Becca hanya berdoa beberapa detik tapi kenapa semuanya terjadi kenyataan?
"Freen.."
"Iya aku freen, dan aku berdiri di depan mu saat ini sebagai freen sarocha seorang pria biasa yang ingin membuktikan cintanya, bukan sebagai freen sarocha yang berkuasa dan memiliki segalanya"
"Freen bagaimana bisa.."
"Tidak ada alasan untuk ku hidup dengan seseorang yang tidak aku cintai, aku merelakan semuanya, aku melepaskan tahta, meninggalkan SC group hanya demi mengejar cinta ku yang jauh lebih berharga, aku tidak ingin kita berpisah becca, kau ingat bukan janji kita? Dan aku berada di sini untuk menepati janji kita"
Becca menatap freen dengan pandangan terharu bahkan air mata nya sudah berjatuhan becca sama sekali tidak menyangka freen akan melakukan semua ini demi dirinya, freen tidak melepas nya, becca masih diam ia ingin melihat sejauh mana pengakuan freen tentang perasaan nya.
"Jika kau berpikir aku akan melepas mu? Kau salah besar, awalnya aku berpikir seperti itu aku berpikir bahwa aku akan sanggup namun nyatanya tidak, cinta ini malah semakin dalam dan hari-hari yang aku lewati sendirian membuat ku tersiksa, hanya bersama mu aku bahagia, aku tidak bisa menghilangkan bayangan mu, senyuman mu, pengorbanan mu dan cinta mu yang begitu besar"
Freen berjalan semakin dekat dengan becca hingga jarak mereka sudah cukup dekat, freen dapat melihat wajah cantik itu dengan sangat jelas, freen meraih tangan becca dan menggenggam tangan itu dengan erat.
Detik kemudian freen sudah berlutut di hadapan becca membuat becca terkejut, freen mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna hitam dan membuka isi kotak tersebut, isinya adalah sebuah cincin berlian, sederhana namun cukup cantik.
Freen menatap mata becca dengan pandangan penuh cinta.
"Becca, Will you marry me?"
Satu kalimat dengan sejuta makna membuat tangis becca pecah, freen melamarnya.
"Jadilah pendamping hidup ku becca, aku freen sarocha pria biasa ini melamar mu menjadi istrinya, mungkin kau tidak akan menemukan lagi freen sarocha yang kaya dan berkuasa, kita akan menikah dan hidup dengan sederhana aku tidak bisa menjanjikan mu kemewahan, tetapi pria dihadapan mu ini ingin dirimu lah yang menjadi istri dan ibu bagi calon anaknya nanti, jadi apakah kau bersedia?"
Becca semakin terharu, perasaan bahagia menyelimuti hatinya, ini adalah moment yang luar biasa, becca tidak bisa membendung rasa bahagia dan terharu nya, tidak cukup satu kata untuk mendeskripsikan ini semua, becca tersenyum dan menatap freen dengan pandangan penuh cinta.
"Yes, I want to marry you freen"
Freen merasa gembira dan lega menyelimuti hatinya, freen tersenyum lalu memasangkan cincin tersebut di jari manis becca, lalu mengecup punggung tangan becca dengan penuh perasaan.
"Maafkan aku cincin ini tidak begitu indah? Aku membelinya saat sampai di Verona dengan sisa uang ku, saat aku ada uang aku akan mengganti nya dengan yang baru jangan khawatir"
Becca tertawa kemudian menggeleng, freen ikut tersenyum lalu langsung memeluk becca dengan erat, mereka berpelukan, becca menyesap aroma freen ia merindukan aroma itu dan pelukan freen yang menenangkan.
"Aku tidak perduli dengan semuanya freen, ini tentang cinta, kita akan hidup bersama, aku tidak perduli dengan status mu yang sekarang aku tetap mencintaimu"
"Aku mencintaimu becca, always be together kita akan selalu bersama, tidak ada yang bisa memisahkan kita"
Freen dan becca berpelukan dengan haru melepas rasa rindu dan cinta yang bersarang di dalam sana, freen merasa perasaannya lega dan bahagia.
"Akhirnya kita akan menikah!!!"
Freen berteriak dengan lantang lalu menggendong tubuh becca kemudian mengayunkan dan memutar tubuh mereka, becca tertawa dan memukul bahu freen.
Tuhan memang adil, ia memiliki seribu cara untuk menyatukan kedua insan yang Saling mencintai, seperti yang di alami oleh becca dan freen, setiap cinta memiliki cobaan dan terkadang selalu ada proses yang panjang dan menguras air mata dalam meraih kebahagiaan cinta tersebut.
••••••
Beberapa part lagi end 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterious Lady And The Perfect Master
Fanfiction🔞🔞 Tidak cukup satu kata untuk mendeskripsikan seorang freen sarocha pria itu memiliki segalanya, freen menemukan sebuah hal yang menarik saat melakukan perjalanan bisnis. Ia bertemu dengan gadis misterius yang membuat darahnya berdesir saat melih...