26

2.3K 252 3
                                    


Waktu demi waktu berlalu dan becca sudah sadar sepenuhnya, becca juga sudah bisa berbicara dengan benar namun becca tidak boleh bergerak terlalu banyak karena itu bisa mempengaruhi lukanya.

Dan sekarang dokter Lee sedang mengganti perban becca, dokter Lee terkenal karena paras wajahnya yang cukup tampan bahkan becca sendiri saja merasa malu saat bertatapan dengan dokter muda dan tampan itu.

"Maaf jika ini sedikit kurang sopan nona becca"

"Tidak apa-apa dok"

Dokter Lee sedikit menurunkan tali bra becca karena luka becca tepat berada di bawah tulang selangka, dengan telaten dokter Lee membersihkan luka becca, becca sedikit meringis karena lukanya terasa perih.

Kemudian dokter Lee mengganti perban becca dengan perban baru.

"Luka nya sudah mulai membaik nona becca" senyuman dokter Lee membuat becca blushing, becca hanyalah gadis normal ia juga suka melihat pria tampan.

BRAKK

Baik becca ataupun dokter Lee merasa terkejut dengan gebrakan pintu yang tiba-tiba dan freen langsung masuk kedalam ruangan tersebut dengan wajah merah padam karena menahan amarah.

Freen semakin marah saat melihat tubuh becca terekspos dan tali bra nya yang turun ke bawah.

"Sialan apa yang anda lakukan pada kekasih saya!" Ucap freen yang langsung mendekati dokter Lee dan menarik kerah jas nya.

"Freen, hentikan! Dokter Lee hanya mengganti perban ku, kau bisa lihat sendiri" 

Freen melepaskan cengkraman nya dengan kasar, wajah dokter Lee yang tampan membuat freen semakin kesal dan dokter muda didepan nya ini juga sudah melihat sedikit bagian tubuh becca.

"Kenapa tidak menyuruh perawat? Anda kan seorang pria?"

"Maaf Presdir freen, tetapi ini memang tugas saya"

"Jangan berani mencari alasan atau saya.."

"Freen!!" 

Panggilan becca yang tegas mampu membuat freen menyudahi perdebatannya.

"Baiklah sekarang bisakah anda keluar, biarkan saya yang melanjutkan memasang perban nya"

"Baiklah Presdir freen, saya permisi"

Dokter Lee membungkuk hormat kepada freen dan becca sebelum akhirnya keluar dari ruangan tersebut, becca sungguh merasa malu atas tindakan freen yang menurutnya sangat lebay namun lucu.

Freen menghela nafasnya kasar karena merasa kesal sedangkan becca berusaha menahan tawanya.

"Jangan tertawa, sama sekali tidak lucu"

"Kau terlihat sangat manis tadi freen"

"Sudah aku katakan jangan biarkan pria lain menyentuh mu walaupun dokter sekali pun"

Freen mendekati becca lalu kembali memasang perban itu dengan telaten.

"Lain kali biar aku saja yang membersihkan luka nya, jangan menyuruh orang lain"

"Oke baiklah Mr. Freen sarocha" ucap becca sambil tertawa.

Setelah selesai mengganti perban nya, freen kemudian kembali mengancingkan baju becca wajah freen yang marah terlihat imut di mata becca.

"Sini peluk, aku merindukanmu"

Becca merentangkan kedua tangannya dengan lebar.

"Tapi kau sedang sakit tidak boleh banyak bergerak"

"Pelan-pelan saja"

Akhirnya freen berjalan dan menerima pelukan becca, freen sangat berhati-hati ia sungguh sangat merindukan pelukan becca sudah hampir sebulan mereka tidak bersentuhan satu sama lain, posisi becca yang duduk membuat freen lebih leluasa memeluk nya.

"Aku juga merindukanmu"

Freen mengeratkan pelukannya hal itu membuat becca meringis, otomatis freen langsung melepaskan pelukannya.

"Kau baik-baik saja" becca mengangguk.

"Pelukannya jangan terlalu erat"

"Bagaimana jika cium saja, aku sudah lama tidak merasakan nya"

Freen menyentuh bibir pucat becca lalu mengecupnya perlahan kemudian freen melumat bibir yang terasa dingin itu dengan lembut namun rasanya tetap manis, tangan becca perlahan terulur untuk mengelus rambut hitam freen.

"Astaga sayang demi tuhan, lihatlah freen sepupu kesayangan mu itu sangat keterlaluan becca baru saja pulih" ucap Irene tanpa becca dan freen sadari Juan dan Irene sejak tadi melihat adegan ciuman mereka dari balik pintu, Juan tertawa melihat reaksi istrinya.

"Jangan heran dengan freen sayang, itu adalah hal biasa dia sudah puasa selama hampir sebulan"

Irene menatap wajah Juan dengan sebal.

"Aku akan menghentikan freen"

"Jangan.."

Ketukan pintu yang lumayan keras membuat freen dan becca terkejut dan melepaskan pagutan mereka, freen mendadak kesal siapa yang berani menggangu kegiatannya.

Dan tak lama kemudian Irene dan Juan muncul dibalik pintu.

"Hai becca sayang, bagaimana keadaan mu?" Irene langsung mendekati becca dan cipika cipiki membuat freen terpaksa harus menyingkir dengan tampang kesal.

"Sudah baikan kak"

"Kak Juan istrimu sangat menggangu" bisik freen.

"Lagipula kau keterlaluan becca masih sakit tetapi kau main cumbu saja, biarkan dulu aset mu itu istirahat" 

"Demi tuhan kak aku sudah berpuasa hampir sebulan"

Juan hanya tertawa dan menatap kasihan melihat freen dengan ekspresi kesal nya.

Irene mengupas buah-buahan untuk becca, becca tidak menyangka Irene bersikap sangat baik padanya, wanita itu sudah seperti kakak bagi becca, Irene adalah wanita yang cantik lembut dan penyayang, betapa beruntungnya Juan memiliki Irene.

"Becca sebaiknya jangan terlalu menuruti keinginan freen"

"Uhukk" becca tersedak dengan buah yang sedang dimakan nya, Irene memberikan becca segelas air.

"Kau baik-baik saja? Sepertinya kau sedikit terkejut" becca menggelengkan kepalanya.

"Kau mengerti bukan maksud ku, jangan sering-sering memberi freen jatah"

Wajah becca mendadak memerah.

"Juan saja sering meminta tetapi aku membatasi nya"

"Freen berbeda kak, freen sangat agresif" ucap becca setengah berbisik.

"Makanya harus waspada"

"Kak bagaimana cerita bulan madu mu aku penasaran"

"Kami bulan madu ke Paris, dan setiap malam kami lewati dengan bercinta itu sangat gila juan menumpahkan semua benih nya di rahim ku dan aku berharap sebentar lagi akan ada malaikat kecil disini"

Becca tersenyum namun wajahnya mendadak sedih, Juan dan Irene adalah pasangan yang bahagia sedangkan dirinya dan freen sepasang kekasih tapi dengan status yang tidak jelas.

Irene menyadari hal itu kemudian Irene menggenggam tangan becca erat.

"Jangan khawatir aku yakin freen mencintaimu sayang, hanya saja butuh waktu untuk mengungkapkan nya jika freen tidak cinta dia tidak mungkin terlihat seperti orang gila saat kau masuk rumah sakit, tidak mungkin freen merasakan sebagian jiwanya seolah hilang freen tidak tidur sepanjang malam karena memikirkan mu saat kau koma"

mata becca sudah berkaca-kaca mendengar penuturan Irene lalu Irene memeluk becca dan menenangkan nya.

"Freen mencintaimu, perasaannya sangat dalam, percayalah becca berkat dirimu freen menemukan jati dirinya yang sesungguhnya kau telah membuat freen percaya akan cinta jadi tetap selalu di sampingnya"











•••••

The Mysterious Lady And The Perfect Master Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang