20. Growing Feelings

292 31 0
                                    

"Jadi seperti itu awal mula kami bisa sampai disini, tuan muda Haru." ujar Akito.

Kedua orang itu sudah berada di halaman rumah sejak satu jam yang lalu, bercerita dan mendengarkan bagaimana asal usul Akito dan Jillian hingga berakhir seperti sekarang.

"Lalu, apa yang terjadi setelah itu?" tanya Haru yang semakin penasaran. Pemuda itu tak henti-henti nya bertanya.

"Yah. . . apalagi? kami berdua mengembara, bersembunyi dan mencari tempat tinggal. Untung saja kami menemukan rumah ini yang sudah kosong sejak 10 tahun yang lalu." balas Akito.

Haru diam-diam terkejut mendengar ucapan Akito karena rumah miliknya ini sudah terbengkalai begitu lama. Itu artinya, Haru orang pertama yang mau membeli rumah ini.

"Apa alasan dibalik terjadinya peperangan itu, Akito? semuanya terasa misterius."

Akito berdiri, membawa tubuhnya untuk berjalan pelan dan berhenti jauh di depan Haru, membelakangi pemuda itu.

"Saya kembali ke Holifgad dan menyamar. Saya menyusup ke dalam kastil untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."

"Dulu. . . Northstead Land dan Lobos hidup berdampingan dengan damai. Seluruh negri yang berada di Holifgad hidup damai, dengan adanya peraturan untuk tidak menyerang satu sama lain. Namun, suatu ketika ada sekelompok manusia yang berhasil menemukan dunia immortal kita dan mencoba menerobos pintu portal Holifgad. Dia adalah Dr. Luciana Dimitri, kecintaannya pada dunia vampir membuatnya ingin menjadi manusia abadi dan kuat seperti kami. Akhirnya, dia pergi ke negri warlock dan membantunya untuk mengubah dirinya menjadi seorang vampir. Anda tahu kan, bahwa vampir yang terlahir dengan ilmu hitam akan menjadi vampir outcast yang kejam dan haus darah. Itu yang terjadi pada mereka." sambung Akito begitu panjang. Haru tetap semangat untuk mendengarnya. Menurutnya semua ini begitu menarik, dan ia perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Dr. Luciana mencoba untuk mengadu domba Northstead Land dan Lobos dengan membunuh pangeran werewolf. Sampai pada akhirnya mereka menyerang negri vampir karena kekejaman itu. Luciana menghancurkan Northstead Land melalui rencana liciknya, dan mencuri semua berlian zamburd milik keluarga kerajaan karena dia tahu bahwa kekuatan terbesar ada pada berlian itu. Maka dari itu para outcast itu mengincar tuan muda Lee untuk mengambil berlian yang tersisa." Akito berbalik dan bersitatap dengan netra sendu Haru. Masa lalu yang memilukan itu membuat Haru merasa sangat sedih dan juga campur aduk.

Pemuda itu pun berdiri dan mendekat pada Akito. "Aku janji akan membantu kalian, dan melindungi kalian dengan usaha ku." ucap Haru.

Akito tersenyum, dan membungkuk sopan dihadapan Haru. "Terima kasih tuan muda, Haru." balas nya.

Detik terakhir ketika mereka hendak mengakhiri obrolan itu tiba-tiba saja ada suara nyaring dari dalam rumah.

'Prang!

Haru dan Akito sontak menoleh bersamaan, keduanya sempat bersitatap dan langsung saja bergegas masuk kedalam rumah untuk melihat keributan yang terjadi.

Mereka berdua berdiri di ambang pintu dapur dan terkejut ketika melihat dapur begitu berantakan. Air yang tumpah dan juga wadah-wadah berserakan. Pelakunya tentu saja pria dengan wajah kaku itu— Jillian berdiri dengan wajah kebingungan.

"Apa yang kau lakukan Jill?!" tanya Haru begitu ia mendekat.

"A- aku. . . Akito lupa untuk memasak makan malam, jadi aku ingin membuat sesuatu dan. . . " ujar pria itu dengan suara gugup.

Akito yang menyadari kesalahannya pun langsung membungkukan badan. "Maafkan saya tuan muda, saya melupakan tugas saya!" ucap pria paruh itu dengan perasaan bersalah.

"Tidak masalah, aku juga ingin belajar membuat makanan." sahut Jillian kembali sembari tersenyum sangat tipis.

"Saya akan segera memasak makan malam!" Akito pun bergegas untuk berkutat kembali dengan alat-alat dapur.

Haru juga pergi mengambil kain pel untuk membersihkan air yang tumpah juga mengambil wadah-wadah yang jatuh di lantai.

"Biar aku saja." Jillian mencoba mengambil alih kain pel itu. Haru dengan ragu-ragu memberikannya pada pria itu.

"Duduklah disana." pintanya menunjuk kursi makan, dan entah kenapa Haru menurut begitu saja.

Ia memperhatikan pergerakan Jillian yang tengah membersihkan lantai. Memikirkan segala hal tentang vampir itu. Haru merasa sangat bersalah dengan perilakunya selama ini terhadap Jillian.

"Dulu dia adalah anak yang sangat nakal dan juga angkuh, kenapa sekarang justru menjadi sebaliknya?" tanya Haru dari dalam hati nya.

Pemuda itu merasa heran karena setelah mendengar masa lalu Jillian yang begitu banyak tingkah dan juga nakal kini bersikap dingin dan juga sangat cuek. Apa yang membuatnya seperti itu?

Jillian membawa pandangannya untuk melihat wajah Haru yang terdiam dengan segala pikirannya. Dengan mata sendu Jillian menatap dalam kedua netra Haru.

Haru yang ditatap seperti itu berjengit kecil, ia tegakkan kepalanya ketika merasakan kesedihan melalui tatapan mata Jillian. Kenapa Jillian melihatnya seperti itu, seakan memberitahu Haru bahwa ia merasa tersiksa selama ini. Sorot mata yang menjeratnya, yang membuat hati kecil Haru tergerak.

Sampai pada saat itu, Haru berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga dan melindungi pria itu. Jillian berhasil mengacaukan hati dan pikirannya, tanpa diketahuinya.

***

Malam sudah mulai larut, mereka kembali ke kamar dan hendak menjemput mimpi masing-masing. Akito dan Jillian sudah kembali sedari tadi, hanya Haru yang masih terbangun untuk membersihkan dapur. Setelah semuanya selesai, ia pun mematikan lampu dan naik kelantai atas menuju kamarnya.

Haru berhenti ketika ia melihat pintu kamar Jillian yang nampak sedikit terbuka. Pemuda itu penasaran dan hendak mengintip melalui celah pintu yang terbuka itu. Ia melihat punggung lebar Jillian, pria itu nampak sudah tertidur. Haru tak bisa menahan senyumannya, hati nya berdebar hanya melihat punggung Jillian.

Ia pun akhirnya menutup kembali pintu kamar itu rapat-rapat tanpa menimbulkan suara dan segera pergi ke kamarnya sendiri.

Jillian menolehkan kepalanya, melirik pintu kayu yang baru saja tertutup itu. Pria itu tidak tidur, ia hanya memejamkan matanya sehingga dapat merasakan kehadiran Haru dan juga mencium aroma pemuda manis itu. Jillian tak bereaksi apa-apa, ia hanya penasaran dengan apa yang dilakukan Haru baru saja.

"Aku tidak tahu kenapa jantung ku berdetak sangat cepat, tidak mungkin kan aku suka pada vampir dingin itu?" gumam nya frustasi, Haru mengacak-acak rambut nya sendiri sebelum akhirnya ia membantingkan tubuhnya ke atas ranjang.

"Haish!" kesal nya.

Pemuda itu mengerjap dan menatap langit-langit kamar, memikirkan segala hal yang bersarang di otaknya. Mulai dari perasaannya pada Jillian yang tiba-tiba muncul, rasa penasarannya pada dunia vampir, dan juga kakak nya yang sebentar lagi akan mengunjungi nya.

"Bagaimana aku menyembunyikan mereka berdua dari kak Taehyun ya?"  tanya nya pada diri sendiri, sembari menautkan jari-jemari nya Haru nampak berpikir keras.

"Aku tidak mungkin memberitahu kak Taehyun soal Jillian dan Akito, dia bisa marah padaku." ujar nya lagi.

"Argh, apa yang harus aku lakukan~?" pemuda itu membawa tubuhnya untuk bertelungkup dan merengek dibalik sana. Ia frustasi dengan keadaannya saat ini.

"Aku harus bertanya pada Hwan!" ucap Haru dengan kepala yang kembali tegap. Namun, ia tak mungkin menelfon sahabat nya itu di jam sekarang. Jadi yang Haru bisa lakukan saat ini hanyalah kembali merengek hingga tertidur pulas.

.
.
.
.
.
TBC
Don't forget to vote and coment!
Thankyouu!

Bloody Diamond || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang