25. I Kiss You and I Love You

417 47 12
                                    

Haru yang terlalu terkejut berlari masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu kayu itu. Ia bersandar pada pintu dengan dada yang naik turun. Dengan pelan satu tanganya naik menyentuh bibir nya sendiri. Rasa panas menjalar di seluruh tubuhnya dengan hati yang berdebar ria.

Ia tak bisa lagi menahan senyumannya, dan sekarang pun bibir itu nampak tertarik dengan lebar. Ia banting tubuhnya ke atas kasur dengan hati berbunga-bunga. Entah, Haru rasanya sangat bahagia saat ini.

Kalian tahu jika Haru mulai menyukai Jillian semenjak ia perlahan mengetahui masa kelam vampir itu. Haru memiliki rasa ingin melindungi Jillian, dan ia begitu yakin untuk terus berada di dekat Jillian meskipun pria itu berperilaku dingin padanya.

Ia terus membayangkan bagaimana bibirnya bersentuhan dengan bibir pucat milik Jillian. Meskipun itu hanya sekilas dan hanya menempel saja, tapi Haru tetap saja merasa malu.

"Apa aku benar-benar menyukai nya?" tanya Haru pada dirinya sendiri.

"Yah! aku memang sudah menyukai nya." jawab nya sendiri.

Haru berguling di atas kasur dan membawa tubuhnya untuk tengkurap. Menyembunyikan wajah nya yang kini benar-benar merona. Jantung nya tak bisa ia kontrol lagi, ia sudah menjadi gila.

Sedangkan sekarang Jillian berdiri menghadap jendela. Ia juga merasakan apa yang Haru rasakan. Namun bedanya ia lebih tenang dan berusaha mengontrol sesuatu yang mengganggu perasaanya. Suatu perasaan yang membuat dada nya berdebar kencang.

"Ada apa ini? kenapa ini terasa menggelitik?" gumam Jillian sembari menyentuh dada nya.

Ia belum mengerti apa yang terjadi padanya saat ini. Rasa berdebar kala berdekatan dengan Haru, rasa menggelitik kala mengingat ciumannya dengan Haru yang hanya sekilas. Jillian belum mengerti dengan keadaannya sekarang.

"Tuan muda. . . " suara itu membuyarkan lamunan Jillian. Ia berbalik badan dan melihat bahwa itu adalah Akito.

"Ada apa, Akito?" tanya nya.

Pria setengah baya itu nampak sedikit ragu untuk berucap, "Saya ingin membahas apa yang terjadi di ruang makan tadi." ujar pria itu yang langsung membuat Jillian tersentak.

"Kenapa itu perlu dibahas? aku rasa itu tidak penting Akito." balas Jillian.

Akito menangkap jika kedua telinga Jillian memerah setelah membicarakan itu, dan Akito terkekeh kecil mengetahui jika Jillian salah paham dengannya.

"Maksud saya adalah tentang teman-teman tuan muda Haru, tuan muda Lee. . . " mendengar itu Jillian langsung berdeham dan membuat wajahnya nampak setenang mungkin.

"Oh. . . apa yang kau lihat, Akito?" tanya pria itu. Akito kembali tersenyum melihat tuan muda nya nampak menahan malu.

"Saya rasa itu memang benar-benar outcast, tuan muda. Mereka adalah keluarga Halstead, outcast yang menyamar menjadi siswa baru di sekolahan tuan muda Haru. Saya tahu jika mereka hendak mencari tahu tentang anda melalui tuan muda Haru." ujar Akito dengan lebih serius.

Jillian menggeretakkan gigi nya, amarah nya mulai naik kala mendengar nama outcast itu disebut. Apalagi ia tahu jika outcast-outcast itu berkeliaran di sekitar Haru.

"Kita harus melindungi Haru, bagaimana pun juga dia tidak boleh berdekatan dengan Haru." ucap Jillian dengan tegas.

"Baik, tuan muda. Saya akan berusaha melindungi tuan muda Haru dan memantaunya setiap saat."

"Tapi saya khawatir dengan apa yang terjadi pada Lee Hwan, anak itu katanya tergila-gila pada salah satu keluarga Halstead. Apalagi Lee Hwan adalah sahabat dekat tuan muda Haru." sambung Akito.

Bloody Diamond || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang