10. Cruel outcast

506 54 1
                                    

Malam begitu dingin, udara lembab setelah hujan menambah suasana mencekam di perumahan kecil ini. Jalanan gang yang sepi dan tidak ada satu orang pun yang berlalu lalang. Mereka semua memilih bersembunyi dirumah setelah mendengar berita yang cukup mengerikan. Beberapa hari yang lalu telah ditemukan sebuah mayat perempuan dengan keadaan yang mengenaskan. Dengan leher yang penuh darah dan nampak dua bekas gigitan yang tidak diketahui sebabnya.

Orang-orang mengatakan bahwa itu adalah ulah vampir atau drakula. Banyak yang tidak percaya, tapi juga banyak yang memilih untuk mempercayai nya. Semenjak itu mereka semua tidak berani keluar malam karena terlalu takut.

Akan tetapi kini jejak kaki tengah berlari cepat menginjak genangan air dengan nafas yang tidak teratur gadis itu berlari dengan sangat cepat, sesekali menolehkan kepalanya kebelakang. Raut wajahnya yang sudah pucat pasi hendak mengeluarkan air mata kala sebuah bayangan mengejernya secepat kilat.

"Jangan kejar aku, ku mohon~!" Isak gadis itu sembari terus berlari.

Sial nya gadis itu berlari ke sebuah gang buntu. Gadis itu semakin ketakutan, tubuh yang gemetar dan keringat dingin mengucur deras di tubuhnya. Ia berjalan mundur kala makhluk itu mendekatinya.

Mata yang memerah dan taringnya yang panjang membuat si gadis gemetar. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Punggungnya pun sudah bersentuhan dengan dinding tinggi yang menghalanginya.

"Jangan mendekat!" teriaknya.

Makhluk itu hanya tersenyum miring sembari menggeram rendah, otot tanganya yang nampak mencuat dan taringnya yang sudah berkedut ingin menancapkan nya pada leher si gadis. Makhluk itu tanpa menunggu lagi langsung melesatkan tubuhnya untuk menerkam gadis itu.

"Aaaarghh!"

Bersamaan dengan itu Haru baru saja keluar rumah sembari membawa dua kantong plastik yang berisi sampah. Ia berniat untuk membuangnya di tong sampah yang terletak di dekat pagar. Entah kenapa suasana begitu dingin hingga menusuk ke tubuhnya. Ia berjalan keluar gerbang. Sedikit tidak nyaman kala sekitarnya begitu sepi karena hanya ada hutan kecil di sekitar rumahnya. Ketika dirinya melangkah keluar ia merasa ada yang tengah mengintai dirinya. Kedua netranya bergerak gelisah karena tidak nyaman. Ia pun dengan cepat memasukan dua kantong plastik itu dan langsung bergegas memasuki rumah. Ternyata sepasang mata merah menyala tengah mengamatinya dari semak-semak yang gelap.

Haru memasuki rumah dengan langkah cepat, ia melihat Akito tengah duduk di ruang tengah sembari membaca sebuah buku. Ia pun lantas mendatangi pria paruh baya itu.

"Akito!" panggilnya.

"Ya, nona?" pria paruh baya itu lantas menutup bukunya, memandang Haru yang berdiri ditempatnya.

"Sepertinya ada seseorang di depan." ujarnya

"Seseorang?" telisik Akito.

Haru mengusap lehernya yang terasa dingin, sembari menggigit bibirnya. "Aku merasa ada yang tengah mengintai rumah kita." ujar nya.

Kedua alis Akito bergerak naik, ia mengernyitkan keningnya dengan tajam. Pria paruh baya itu memejamkan matanya erat, mencoba melihat apa yang tengah mengintai mereka. Lalu seketika pria paruh baya itu terbelalak kala melihat sesuatu yang ia kenali.

"Outcast." gumam nya.

"Ada apa Akito?" tanya Haru sedikit panik.

"Anda naiklah dan ke kamar sekarang juga!" Akito menyuruh Haru untuk segera menuju ke lantai atas.

"T-tapi. . . !"

"Sekarang, nona!" sentak Akito.

Haru pun akhirnya terpaksa melarikan diri ke lantai atas dan masuk ke kamarnya. Namun sebelum itu ia memandang cukup lama ke arah pintu kamar Jillian, ia mengkhawatirkan pria itu.

Bloody Diamond || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang