Sekelebat bayangan lewat memasuki rumah menuju lantai atas. Ketika itu Taehyun baru saja keluar dari dapur. Ia terkejut kala melihat bayangan itu lewat. Dengan sigap ia lari ke atas mengikuti mereka.
Akito membawa Jillian untuk berbaring di atas ranjang. Tubuh lemah tuan muda nya itu membuat dirinya khawatir begitu pula dengan Haru. Di susul oleh Taehyun yang langsung masuk ke dalam.
"Ada apa ini?!" Tanya pria itu langsung pada Haru.
Pemuda manis itu tersentak, bola matanya melebar karena begitu kaget melihat sang Kakak datang. Haru berharap jika Taehyun tidak akan melihat sesuatu hal gaib yang dilakukan Akito tadi. Ketika membawa dirinya dan Jillian secepat kilat.
"Haru, katakan!" Pria itu mengguncangkan lengan Haru. Dengan tatapan menuntut ia membutuhkan penjelasan Adik nya itu.
Taehyun sungguh khawatir ketika melihat keadaan sang Adik yang sudah berantakan. Baju yang kotor dan juga beberapa bekas luka di leher pemuda itu.
"K-kakak. . . tolong kau tenang dulu, sekarang keadaannya sangat genting." Ucap Haru terbata-bata.
Taehyun lantas mengurungkan niatnya, ia berusaha untuk menetralkan perasaannya. Ia berharap jika apa yang dilihatnya tadi bukanlah suatu hal yang benar. Tapi, ia tidak bisa menghalau perasaan buruknya itu kala melihat Jillian terbaring dengan keadaan yang lebih buruk.
"Maaf kan saya tuan muda. . . tapi saya minta kalian untuk meninggalkan kami berdua." Ujar Akito pada Haru.
Lantas Taehyun menarik tangan sang Adik untuk ia seret keluar. Taehyun begitu marah saat ini, ia mempunyai begitu banyak pertanyaan pada Haru. Tapi entah kenapa Taehyun nampak begitu khawatir dan juga takut. Apa yang sebenarnya ingin ia tanyakan pada Haru?
"Mereka siapa Haru?" Desak sang Kakak ketika keduanya sudah berada di luar kamar.
"M-mereka. . . "
"Jawab dengan jujur!" Bentak nya membuat Haru tersentak.
Haru mengerutkan keningnya, alis nya bertaut tajam. Ia tidak mengerti kenapa Kakak nya itu terlihat sangat marah.
"Kenapa Kakak sangat marah? memangnya apa sangat penting untuk Kakak mengetahui siapa mereka?"
"Jelas itu sangat penting Haru. . ." Desis Taehyun begitu tajam.
Ini pertama kalinya Haru melihat kilatan marah di mata sang Kakak. Ia juga bertanya-tanya kenapa Kak Taehyun menanyakan sesuatu yang saat ini tidak penting pada Haru. Apalagi dengan begitu menuntut.
"Sekarang Aku dan Jillian tengah terluka Kakak, kenapa kau tidak mengobati ku dulu?!"
Haru mencoba untuk membuat Taehyun mengalihkan perhatiannya. Ia tidak ingin menjelaskan ini pada Taehyun, ia tidak ingin Kakak nya itu tahu siapa Jillian dan Akito yang sebenarnya.
"Kau tidak tahu apa yang Kakak khawatirkan Haru. Kau berbohong padaku, kalian bertiga berbohong padaku. Akito dan Jillian itu bukan manusia biasa kan?!" Tuntut Taehyun yang membutuhkan jawaban jujur dari Haru.
Haru menahan rasa terkejutnya kala mendengar pertanyaan Taehyun. Walaupun Kakak nya itu belum menebaknya dengan benar, tapi Haru takut jika Kak Taehyun mengetahui jika mereka berdua adalah Vampir. Haru takut jika Taehyun tak bisa menutup mulut setelah mengetahui identitas mereka.
"Kakak aku mohon padamu. Tolong maaf kan aku, tapi aku tidak bisa menahan ini lagi. Tubuh ku rasanya sangat sakit, aku akan mandi dan kau bisa tanyakan itu padaku nanti. Aku mohon padamu."
Raut wajah Taehyun yang mengeras perlahan memudar. Sorot matanya yang penuh tuntutan itu mulai meredup. Ia sadar jika dirinya telah begitu kasar pada Haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Diamond || NOMIN
FanfictionTatanan dunia sejatinya tidak ada yang tahu. Bagaimana kita hidup dan berkembang menyesuaikan tempatnya. Bagaimana jika yang sebenarnya terjadi adalah bukan hanya manusia yang menempati planet ini? bagaimana jadinya jika kita hidup berdampingan deng...