39. Take you to Hell

325 21 22
                                    

"Kak Tae. . . Kak Taehyun! "

Pria berwajah kecil itu tersadar dari lamunannya setelah seseorang menggoyangkan bahunya dan berteriak tepat di telinganya. Taehyun baru saja merenungi masa lalunya yang begitu kelam.

"Ada apa Haru?"

Yang lebih muda itu mendengus pelan, ia bersedekap dada dan menatap Taehyun dengan pandangan heran. Ia hendak mengajak Kak Taehyun untuk mencari kayu bakar, karena hari sudah mulai gelap dan mereka membutuhkan kayu untuk membuat api unggun sebagai penghangat.

Jillian dan Akito tengah mendirikan tenda sedangkan Hwan mempersiapkan bahan-bahan untuk makan malam.

"Ayo bantu aku mencari kayu bakar, sebentar lagi langit gelap dan kita belum menyiapkan api unggun." Ucapnya sembari menatap hamparan luas itu dengan sedikit kekhawatiran.

"Baiklah, ayo kita cari bersama."

Taehyun berdiri dari duduknya dan berjalan lebih dulu menuju ke arah selatan. Diikuti oleh Haru yang berlari kecil dibelakangnya.

"Kakak, kenapa mata mu memerah?"

Haru memperhatikan kedua mata Taehyun yang nampak berair, ia baru menyadari kalau Kakaknya itu seperti habis menangis. Tapi tidak membuat wajahnya sembab, hanya saja matanya yang merah dan sedikit basah.

"Ah. . . tidak ada apa-apa, Kakak baik-baik saja. Mungkin ada debu yang terselip di mata ku."

Taehyun dengan gerakan gugup mengusap matanya dan mengibas-ibaskan tangannya tepat di depan kedua matanya. Ia terlalu emosional hingga tidak sadar netranya berkaca-kaca.

Haru mengangguk pelan, walaupun ia sedikit curiga dengan ekspresi canggung yang diberikan Kak Taehyun.

"Disana! Ada tumpukan ranting, aku akan mengambilnya!"

Haru dengan antusias membawa telunjuknya, memperlihatkan pada Taehyun jika ia melihat tumpukan ranting dan juga beberapa dahan kering.

Taehyun mengikuti Haru yang sudah berlari ke arah sana. Dengan cepat sang Adik mengambil ranting-ranting itu dan menaruh di dekapannya. Taehyun pun juga begitu, ia membantu Haru untuk mengutip beberapa dahan.

"Apakah ini cukup?"

Taehyun melihat lagi kayu di gendongannya dan mengangguk cepat, yakin jika dahan-dahan itu sudah cukup untuk membuat api unggun.

"Aku rasa ini cukup, ayo kita kembali." Ajaknya. Mereka berdua pun kembali ke perkemahan.

***

Haru dan Kak Taehyun sudah kembali, ia lihat jika tenda sudah siap. Jillian dan Akito tengah sibuk membantu Hwan mengupas kentang. Jillian langsung sumringah melihat kedatangan Haru, pria itu pun langsung beranjak mengambil kayu-kayu tersebut.

"Apa yang akan kalian buat?" Tanya Haru, mendekat.

"Kami akan membuat salad kentang manis." Akito menjawab, pria paruh baya itu memasukkan kentang yang sudah di kupasnya itu ke dalam ember berisi air bersih.

"Boleh aku membantunya? Itu sering aku makan saat di Jepang." Timpal Kak Taehyun. Pria manis itu sudah mendekat dan siap untuk berkutat.

"Tentu saja tuan muda, anda bisa membantu saya dan tuan muda Hwan membuatnya."

"Lalu aku?"

Haru menuding dirinya sendiri dengan wajah polosnya. Ia ingin melakukan sesuatu, tapi sepertinya tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang.

Bloody Diamond || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang