Keesokan harinya mereka semua benar-benar melakukan perjalan camping. Menggunakan mobil tua milik Akito, tentu saja dengan dia yang mengemudikannya. Jillian duduk disebelahnya, dan ketiga lelaki manis itu duduk di bangku belakang.
"Aku tidak yakin apakah mobil ini akan bertahan lama sampai kita sampai ke tempat tujuan atau tidak." Ujar Taehyun membuka suasana.
Akito melirik dari kaca spion di depan, ia terkekeh kecil mendengar ucapan Taehyun yang meragukan mobil tua nya ini.
"Jika anda meragukan mobil saya, mungkin kita tidak akan sampai sejauh ini." Balas Akito tersenyum remeh.
"Benar, Kak. Meskipun mobil ini sudah tua, tapi mesinnya masih sangat kuat seperti Akito."
"Jadi maksud anda, saya sudah tua?" Protes Akito pada Haru yang tiba-tiba saja menimpalinya.
"Hahahaha!" Mereka tertawa ringan karenanya.
Berbeda dengan salah satu orang yang sedari tadi berdiam diri sembari menatap keluar jendela. Tanpa ekspresi apapun diwajahnya, ia hanya terus melihat keluar.
"Hwan, kenapa kau diam saja?"
Haru yang menyadari kalau Hwan sedari tadi diam pun mengajukan pertanyaan. Menyadarkan lelaki manis itu dari lamunannya.
"Ah. . . tidak ada apa-apa, aku hanya menikmati pemandangan."
Haru membawa netranya untuk melihat sekitar. Memang benar bahwa pemandangannya begitu indah, karena sekarang mereka sedang menuju perbukitan. Jadi banyak bukit-bukit kecil yang mengelilingi perjalanan mereka. Tak jauh berbeda dengan Hwan kalau Haru juga terpana akan keindahan alam di sekililingnya.
"Kau benar, pemandangannya sangat indah. . . " Gumamnya.
Mereka semua terdiam akhirnya, tidak ada lagi obrolan yang mengasyikan. Sampai membuat Haru tertidur di bahu sang Kakak, begitupula Taehyun yang juga ikut memejamkan mata. Sedangkan Jillian, Akito, dan Hwan mereka masih fokus melihat jalanan.
Akito sesekali melirik Lee Hwan dari kaca spionnya. Ia merasakan ada yang aneh pada Hwan. Ia juga merasakan hawa aneh dari sorot mata Lee Hwan. Ini baru saja firasatnya, ia tidak bisa melihat masa depan saat ini karena ia harus fokus menyetir. Tapi, Akito yakin jika Hwan memiliki sesuatu yang mungkin berbahaya.
***
Mereka pun akhirnya sampai pada tempat tujuan. Memarkirkan mobil mereka di luar hutan, dan setelahnya perjalanan mereka dilanjutkan dengan berjalan kaki. Mobil butut, siapa yang mau mencuri? pikir Akito.
Taehyun dan Lee Hwan berada paling depan, Haru dan Jillian bergandengan bersama, dan Akito berjalan di paling belakang. Menyenangkan bagi Haru karena akhirnya bisa bermain di alam bebas bersama teman-temannya. Ia sedari tadi tak memudarkan senyuman sama sekali.
Perjalanan mereka tak begitu sulit, hanya melewati aliran sungai kecil dan juga beberapa tempat curam.
"Hati-hati Haru." Jillian memberikan tangannya sebagai bantuan kecil untuk Haru.
Padahal sungai itu tidak begitu deras, tapi Jillian terus saja memperlakukan Haru seperti tuan putri. Membuat Hwan dan juga Taehyun terkadang jengah melihat betapa manis nya dua pasangan itu. Berbeda dengan Akito yang justru terkikik geli.
"Haru, pegang tangan ku kau bisa terjatuh!"
"Astaga Jill, ini tidak terlalu curam!"
Haru berdecak malas karena Jillian terlalu lebay menurutnya. Ia bahkan membawa tongkat kayu sebagai bantuan, tidak akan terjatuh. Justru Jillian seharusnya membantu Akito dibelakang, pria tua itu kesulitan membawa ransel besar miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Diamond || NOMIN
FanfictionTatanan dunia sejatinya tidak ada yang tahu. Bagaimana kita hidup dan berkembang menyesuaikan tempatnya. Bagaimana jika yang sebenarnya terjadi adalah bukan hanya manusia yang menempati planet ini? bagaimana jadinya jika kita hidup berdampingan deng...