24. Ramen Kiss

401 47 7
                                    

Ini sudah malam kedua tanpa listrik. Haru baru saja pulang dan ia mendesah pelan kala melihat seisi rumah masih gelap. Ia berjalan perlahan sembari menyentuh apapun yang berada di sekitar nya karena ia tak bisa melihat apapun saat ini.

Ia berjalan menuju dapur untuk mencari lilin guna dijadikan penerangan. Dalam hati ia juga mengomeli Akito karena tak segera menyalakan lilin jika tahu listrik masih padam.

Ia pun samar-samar melihat dapur yang sedikit temaram. Ia pun berjalan sedikit lebih cepat dari sebelumnya menuju dapur.

"Akito." panggil nya dari belakang. Ia melihat pria paruh baya itu nampak kebingungan.

"Ah, tuan muda Haru sudah pulang rupanya." sahut nya setelah berbalik badan. Ia membungkuk untuk menyapa Haru.

Pemuda itu mendekat dengan alis mengernyit. "Apa yang akan kau lakukan sekarang? lampu padam di seluruh rumah dan kau tidak menyalakan lilin sama sekali." ujar nya dengan suara tenang, bukan bermaksud untuk memarahi Akito.

"Maafkan saya tuan muda, tapi lilin dirumah hanya tersisa sedikit dan cukup untuk menerangi dapur. Saya sebenarnya ingin memasak untuk makan malam, tapi semua bahan makanan sudah habis." ucap pria itu.

"Benarkah?" Haru berjalan untuk melihat isi lemari es dan disana benar-benar kosong.

"Benar, semua bahan makanan habis. Aku lupa untuk membeli nya. Akito, kau tunggu sebentar aku akan naik ke atas untuk membersihkan diri." pria paruh baya itu mengangguk paham, ia mengambil satu batang lilin yang menyala dan memberikannya pada Haru.

Pemuda itu pun tersenyum dan mengambil lilin tersebut, setelahnya ia bergegas naik ke atas untuk berganti pakaian.


***

"Apa yang sedang anda cari, tuan muda Haru?" tanya Akito yang melihat Haru tengah mencari sesuatu di lemari penyimpanan.

"Aku ingat jika ada beberapa ramen yang ku beli kapan lalu." jawab nya masih fokus mencari ramen yang di maksud nya.

"Ah! ini dia, masih ada dua bungkus ramen." Haru dengan wajah sumringah menunjukan dua bungkus ramen itu pada Akito.

"Saya akan segera memasak nya tuan muda." timpal Akito hendak mengambil dua bungkus ramen itu.

"Tidak Akito, biar aku saja yang memasaknya." ujar Haru sembari tersenyum lebar.

"Akito."

Bariton seseorang mengalihkan pandangan mereka berdua. Akito berbalik dan melihat Jillian yang baru saja turun berdiri dibelakangnya. Ia juga tersentak kala Haru tiba-tiba saja bersembunyi di belakang tubuhnya.

"Ada apa tuan muda Haru?" tanya Akito kebingungan.

"J-jauhkan aku darinya!" ucap Haru dengan takut. Ia bahkan mencengkram pakaian Akito.

"Memangnya kenapa tuan muda? itu hanya tuan muda Lee." timpal Akito mencoba menenangkan Haru. Sedangkan Jillian hanya diam memperhatikan. Ia juga nampak tersenyum miring melihat Haru yang masih saja ketakutan.

"Dia mau memangsa ku Akito!"

Akito tertawa kecil mendengar perkataan Haru yang entah kenapa terdengar begitu lucu, "Mana mungkin tuan muda, tuan muda Lee tidak akan melakukan itu."

"Dia akan melakukannya, semalam dia bahkan berani memojokkan ku!" terangnya dengan nada sedikit keras.

"Apa itu benar tuan muda Lee?" tanya Akito pada Jillian yang masih berdiri disana. Pria itu menggelengkan kepala.

Bloody Diamond || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang