Haru melangkah menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Seperti biasa ia sudah mengenakan seragam sekolah nya dengan rapi. Sejak semalam pemuda itu tidak bisa tidur sama sekali karena memikirkan kejadian semalam. Waktu ia keluar dari kamar, ia melihat pintu kamar Jillian yang tertutup rapat dan sudah tidak terdengar suara erangan seperti semalam.
Pemuda itu berjalan cepat menuju kamar yang terletak tepat di bawah tangga. Ia mengetuk dengan keras pintu kayu itu dengan perasaan khawatir. Ia terus memanggil nama Akito. Setelah kejadian semalam, Haru sama sekali tidak bisa berpikir dengan jernih.
"Akito!"
"Akito!" teriaknya.
"Saya disini, nona."
Haru langsung dengan cepat membalikkan tubuhnya. Kedua matanya bersirobok dengan netra kelam milik pria paruh baya yang sudah mengenakan apron berwarna coklat itu.
"Akito!" ia bergegas mendekat, berdiri tepat di hadapan Akito dengan cemas.
"Jillian. . . ada apa dengan dia Akito? semalam aku mendengar dia kesakitan, apa yang terjadi dengannya?!" tanya Haru beruntut.
Akito tahu jika Haru pasti akan mendengar itu karena kamar mereka berdua yang bersebrangan. Jadi ia sudah menduga jika Haru akan mencari nya untuk menanyakan masalah ini.
"Anda tidak perlu khawatir, tuan muda Lee sudah baik-baik saja sekarang. Saya sudah memeriksa nya tadi pagi, sepertinya beliau mengalami koma." sontak Haru berjengit.
"Koma? apa yang terjadi dengannya?" tanya Haru lagi.
Akito menghela nafas pelan, ia tak langsung menjawab dan malah membalikan tubuhnya sembari berjalan menuju dapur. Haru kesal dengan reaksi itu dan ia mengekori Akito untuk meminta penjelasan.
"Nona Haru, tuan muda Lee masih mengalami Renfield Syndrom. Meskipun ia sudah terlihat baik-baik saja, tapi sebenarnya di dalam tubuhnya tidak ada nutrisi yang bisa ia cerna dan memulihkan kekuatannya kembali. Itu sebab nya beliau kesakitan di malam hari karena tubuhnya memerlukan kekuatan itu." ujar Akito, menjelaskan.
"Lalu apa yang bisa dilakukan untuk membuat nya pulih? dan berapa lama dia akan koma?" tanya Haru.
"Kami adalah vampir, meski kami memiliki sejuta keistimewaan untuk hidup seperti manusia. . . kami tetap memerlukan darah murni manusia untuk bertahan hidup. Tuan muda Lee mungkin akan bangun setelah tiga hari, tapi saya khawatir jika beliau tidak bisa bertahan." jelas pria paruh baya itu sembari meletakkan makanan di atas meja.
"Jadi dia memerlukan darah manusia? jika dia tidak mendapatkan itu, apa yang akan terjadi?"
Akito terdiam sejenak, ia menatap Haru dengan dalam. Wajahnya yang sedikit keriput itu terlihat jelas tengah memendam kekhawatiran.
"Jika tuan muda Lee tidak mendapatkan asupan darah manusia, perlahan organ di dalam tubuhnya yang sudah mati tanpa nutrisi akan membuat kekuatan spiritualnya menghilang. Dia akan benar-benar mati untuk selamanya." ujar Akito membuat Haru terdiam.
"Dia akan mati. . . ?"
***Haru berjalan dengan pandangan kosong, ia terus saja memikirkan perkataan Akito waktu di rumah. Tentang lemah nya tubuh Jillian yang bisa menyebabkan pria itu mati kapan saja. Meskipun pria itu selalu bersikap dingin padanya, tapi Haru tetap bisa khawatir akan kondisi pria itu.
Ucapan Akito tentang darah, ia tidak tahu harus mencari darah manusia kemana? ia tidak mungkin melakukan hal gila hanya untuk pria itu. Ia bisa merinding sendiri jika membayangkan tentang darah. Namun, Haru juga tidak ingin jika terjadi apa-apa dengan Jillian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Diamond || NOMIN
FanfictionTatanan dunia sejatinya tidak ada yang tahu. Bagaimana kita hidup dan berkembang menyesuaikan tempatnya. Bagaimana jika yang sebenarnya terjadi adalah bukan hanya manusia yang menempati planet ini? bagaimana jadinya jika kita hidup berdampingan deng...